Konten dari Pengguna

Stocks for Dummies (2)

Shofiyatun
Alumni Jurusan Arsitektur Instintut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
22 September 2021 21:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shofiyatun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay
ADVERTISEMENT
Setelah menyelesaikan artikel kemaren stocks for dummies saya kok merasa tanggung sekali.
ADVERTISEMENT
Yah demi masih dalam rangka menularkan kebaikan saya mencoba melanjutkan lagi pembahasan yang sekarang. Tetaplah berbuat baik karena kebaikan itu menular.
"Saya bisa tahu dari mana saham/ kode saham itu? Saya bukan orang ekonomi jadi buta sama hal begituan." Begitulah kira-kira yang sering terceletuk dari teman saya.
"Wah samaaa! Saya juga bukan orang ekonomi. Background saya itu teknik." Jawab saya
"Terus gimana dong? Kan ya percuma sudah install dan buka akun sekuritas tapi ga dipake."
"Jadi giniloh.. makanya jangan cuman fomo atau ikut-ikutan orang lain. Mbok sebelum memutuskan ikut cari tahu dulu. Hih!"
"Hehehehe... kan pengen cuan mbaaa. Kalau kata orang sekarang."
***
Di bursa efek Indonesia, saham itu dibagi menjadi sekitar 9 sektor, yaitu : Agriculture (Sektor Pertanian), Mining (Pertambangan), Industri Dasar dan Kimia (Basic Industry & Chemicals), Aneka Industri atau Miscellaneous Industry, Sektor Consumer Goods, Industry Bangunan Property, Real Estate, and Building Construction, Infrastructure, Utility, and Transportation (Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi), Sektor Finance (Finansial), Sektor Trade, Service, and Investment (Perdagangan, Jasa, dan Investasi)
ADVERTISEMENT
"Dan kodenya apa saja?" Ya bisa dicari sendiri. Misal nih untuk sektor consumer goods saya punya UNVR (Unilever) dan ICBP (Indofood), terus konstruksi saya punya WEGE (Wijaya Kaya Gedung), untuk industri dasar kimia punya KLBF (Kalbe Farma) dan tentu saja empat-empatnya sekarang saya lagi minus.
UNVR beli ketika dia awal-awal stock split, gara-gara kemakan mazhab in fundamental we trust! Yang ada sahamnya sekarang nyungsep ke harga 3 ribu sekian.
WEGE saya beli karena sering ikutan tender proyek pemerintah dan juga salah satu kompetitor perusahaan tempat saya bekerja. Kenapa saya beli? Karena saya percaya sama fundamentalnya. Kontraktor plat merah gituloh.. dan ternyataaa.. jreng jreng! Dalam 2 tahun harga sahamnya turun terus. Haha
ADVERTISEMENT
Nyesel mba? Ga juga. Dari sini saya jadi belajar tentang psikologi trading. Mental adalah kuncinya. Kenapa walau merah ndak cutlos aja? Untungnya saya masih merasa bisa melanjutkan hidup tanpa harus cutlos. Kan di artikel pertama sudah saya tulis. Masuk saham pakai uang dingin.
Tapi apakah benar-benar rugi? Tidak juga. Di saham keuntungan itu bisa didapat dengan dua cara yaitu dividen dan capital gain.
Dividen adalah pembagian keuntungan setelah perusahaan melakukan rups setiap tahunnya. Seperti koperasi gitu. Yang kita dapat bagi hasil keuntungannya di akhir tahun. Kalau saham bisa kita dapatkan setelah rups.
Capital gain adalah keuntungan yang kita dapatkan dari jual beli saham atau trading saham. Bisa trading harian, mingguan, bulanan, senyamannya kitalah. Dan itu yang pernah saya dapatkan dari KLBF atau Kalbe Farma.
ADVERTISEMENT
"Kalau misalnya nih mba? Saya ingin dapat capital gain nih. Terus gimana dong caranya buat ngefilter bahwa hari ini beli saham atau jual saham A. Kan ga tahu saya mba. Terus maksudnya mazhab in fundamental we trus itu juga apa mba?"
Jadi mazhab in fundamental we trus adalah orang-orang yang percaya bahwa saham-saham dengan fundamental baik dan bertumbuh kedepannya akan selalu ngasih keuntungan. Biasanya ini adalah orang masuk saham dengan niatan investasi jangka panjang. Jangka panjang di sini adalah dia beli saham A kemudian dia hold lama dengan harapan nanti harga sahamnya naik. Apakah akah selalu begitu? Tentu saja tidak! Tidak ada yang pasti di bursa saham.
Tapi biasanya yang baru masuk bursa saham memang disarankan saham-saham berfundamental baik. Istilahnya saham Blue Chip atau LQ45. Kenapa? Walau pergerakan harga sahamnya terkadang bisa naik turun drastis tapi dia stabil gitu. Baik untuk kesehatan hati dan jantung. Begitu kira-kira istilahnya.
ADVERTISEMENT
"Apakah saham di luar LQ45 fundamentalnya buruk mba? Ga jugaaa..!" makanya di bursa saham ada istilahnya Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal. Yang jujur, sampai saat inipun saya masih seperti meraba-raba dalam mimpi. Tiap belajar ada ajaa distraksinya jadi ga nempel-nempel ke otak.
"Jadi gimana dong? Kan pengen segera dapat capitail gain gitu."
"Sini-sini tak bisiki!"
(Sebelumnya ini disclaimer dulu ya. Ini yang saya gunakan. Dan belum tentu cocok untuk yang lain. Ingat!!! Trading with your own risk!!)
Saya kan punya dua sekuritas. Nah dua sekuritas yang saya punya ini tiap harinya ngasih info terkait market update/ riset stockpict. Di situ ada list rekomendasi saham untuk trading. Misal saham A beli di harga sekian jual di harga sekian. Kalau sampai masuk harga sekian silakan cutloss. Terus apakah wajib beli saham tersebut? Tentu saja tidak. Itu hanya bersifat rekomendasi. Ingat!! TRADE WITH YOUR OWN RISK!
ADVERTISEMENT
Kalau saya gimana? Ya selama pas saya cek itu harga saham di average-nya ga terlalu voltatile dan pergerakannya saya yakin, saya ambil sarannya. Ketimbang harus buka kitab analisa fundamental ye kan..
Kan mengasah kemampuan trading itu dengan learning by doing. Ada untung rugi itu biasa. Ingat pakai uang dingin biar ndak nelangsa pas rugi. And Trade with your own risk!
Teruslah berbuat baik, karena kebaikan itu menular.