Pantai Sioro Tulungagung, Indah dan Tersembunyi seperti Pantai Pribadi

Sholeh Salispriaji
Seorang Mahasiswa Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Konten dari Pengguna
21 April 2021 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sholeh Salispriaji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hi Sobat Traveler - Sudah kenal Tulungagung belum?
Tulungagung merupakan sebuah kabupaten yang terletak di bagian selatan Jawa Timur. Karena letak geografisnya yang di pesisir, Tulungagung tentunya memiliki banyak pantai yang membentang dari pesisir timur ke barat.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang asli Tulungagung saya tentu sudah pernah mengeksplor banyak pantai di Tulungagung.
Pada saat SMA, saya sangat senang mengeksplor pantai bersama teman-teman saya. Kenangan mengunjungi pantai-pantai tersebut tidak akan terlupakan dari benak kami. Salah satu yang paling berkesan adalah perjalanan ke Pantai Sioro.
Pemandangan Pantai Sioro, Kabupaten Tulungagung (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)
Pantai Sioro merupakan salah satu pantai di pesisir Tulungagung, terletak di Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggung Gunung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Pantai Sioro memiliki ciri khas sebuah batu di tengah laut yang menambah keindahannya.
Perjalanan kami awalnya tidak direncanakan dan kami lakukan dadakan pada pagi hari sekitar jam 9-an sehabis pulang pagi dari sekolah. Mengendarai lima motor dengan kondisi semua dibonceng kami berangkat menuju Pantai Sioro.
ADVERTISEMENT
Dengan jenis motor yang berbeda dari motor kopling, bebek, hingga matic kami belum mengalami kendala. Dari yang mulanya mendaki gunung dan turuni lembah, melalui jalanan aspal lebar sampai jalanan cor-coran yang hanya muat satu motor kita lalui.
Sampai 1 km-an sebelum sampai destinasi jalanan habis dan tersisa jalanan tanah. Parahnya kita lupa kalau kemarinnya hujan dan keadaan pagi hari berembun, menyebabkan jalanan tanah tersebut menjadi becek dan susah dilalui.
Bodohnya kami, kami memaksa menerobos jalanan tersebut sampai-sampai kedua ban motor terselimuti tanah liat menyebabkan licin, oleng, dan terjebak. Tak memungkiri kami juga terpeleset dan jatuh dari motor. Dengan susah payah kami menerobos jalanan tanah tersebut dengan mendorong motor bergotong royong.
ADVERTISEMENT
Setelah cukup lama mendorong dan merasa pantai sudah semakin dekat, akhirnya kami menyerah dan meneruskan perjalanan dengan jalan kaki. Kami meminggirkan motor-motor kami di tepi jalan sambil mengeluh
Perjalanan jalan kaki kami tentunya juga tidak mudah. Kami harus mencari jalan dan menembus perkebunan. Dikarenakan kurangnya petunjuk jalan, di suatu percabangan jalan kami bingung harus ke kiri atau ke kanan, sampai kami sedikit nyasar dan harus menerobos semak belukar.
Setelah berjalan cukup jauh dan soro akhirnya pantai yang dituju telah nampak. Terlihat gulungan ombak biru yang memukul-mukul hamparan pasir putih yang indah. Lelah dan keluh kami seketika hilang seperti tersapu ombak. "Nggak nyesel soro-soro ke Pantai Sioro," ucapku gembira.
ADVERTISEMENT
Kami langsung berenang di tepian, bermain pasir, dan berfoto-foto menikmati indahnya pantai ini. Tepat saat itu pantai ini memang masih belum banyak terekspos menjadikannya bersih dan sepi, layaknya sebuah pantai pribadi.
Foto kenangan penulis bersama teman-teman (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)
Dewasa ini Pantai Sioro sudah jauh berkembang dari dulu. Akses jalan sudah dipermudah dari jalanan sempit dan jalanan tanah menjadi jalanan luas dan berpetunjuk jelas.
Sarana prasarana sudah dikembangkan dengan adanya toilet, gazebo, tempat duduk, dan tempat parkir memadai. Juga branding Pantai Sioro sudah menyebar jauh melalui media sosial, website, dan influencer lokal.
Karena sudah sangat berkembang, ayo jalan-jalan ke Pantai Sioro. Nggak bakal soro kayak kami kok.