Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Upacara Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan
12 November 2024 5:46 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Muhammad sholih Al-Fikry tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tradisi ini dilakukan di Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Rabu terakhir di bulan Sapar. tujuannya adalah menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan dan penghormatan kepada Kyai Faqih Usman, tokoh Desa yang dikenal mampu menyembuhkan penyakit serta memberikan berkah, keselamatan, dan kesuksesan.
ADVERTISEMENT
SEJARAH REBO PUNGKASAN
Upacara ini dimulai pada tahun 1784. Kyai Faqih Usman, dikenal sebagai Kyai Welit, mengatasi wabah dengan metode suwuk, yakni membacakan ayat suci Al-Quran pada air minum. Masyarakat percaya, mandi di pertemuan Sungai Opak dan Sungai Gajawong yang menjadi tempat suwuk Kyai Faqih Usman mendatangkan berkah. Tradisi ini juga diwarnai Pasar malam sebagai wujud silaturahmi.
PELAKSANAAN DAN PROSESI REBO PUNGKASAN
Awanya upacara diadakan di pertemuan Sungai Opak dan Sungai Gajawong, namun sejak tahun 1990 dipindah ke lapangan Balai Desa Wonokromo. Acara ini diawali dengan pasar malam, diikuti Kirab lemper raksasa setinggi 2,5 meter, yang diarak dari Masjid Wonokromo menuju Balai Desa Wonokromo.
Prosesi ini dimulai dengan barisan prajurit keraton Ngayogyakarta, diikuti lemper raksasa dan kelompok kesenian lokal. Setibanya di Balai Desa Wonokromo, lemper dipotong dan dibagikan kepada pengunjung, disusul pembagian gunungan.
ADVERTISEMENT
PERUBAHAN TRADISI
Pusat upacara kini beralih ke Balai Desa Wonokromo dengan tambahan pengajian akbar. Perjalanan spiritual ke Gunung Permoni juga lebih mudah dengan adanya jembatan. Tradisi kirab lemper raksasa tetap menjadi daya tarik utama.