Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengaruh Pergaulan Pertemanan Terhadap Penggunaan Narkoba di Kalangan Remaja
12 November 2024 18:51 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari shopiyana Daulika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa remaja adalah di mana individu mulai membentuk identitas diri dan mengembangkan kedewasaan emosional. Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah kelompok usia antara 10 hingga 24 tahun yang rentan terhadap pengaruh luar, termasuk pengaruh dari teman sebaya. Pergaulan remaja dalam kelompok teman sebaya menjadi arena untuk mengekspresikan diri dan merasakan penerimaan. Bagi banyak remaja, berada dalam lingkungan yang diterima dan diakui oleh teman-temannya menjadi hal yang sangat penting, bahkan melebihi pengaruh dari keluarga atau lembaga formal.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kelompok teman sebaya juga sering kali menjadi lingkungan di mana remaja pertama kali diperkenalkan dengan narkoba. Remaja yang berpartisipasi dalam kelompok dimana narkoba digunakan sebagai sarana sosialisasi atau sebagai bentuk pelarian cenderung merasa perlu untuk berpartisipasi agar dapat diterima dalam kelompok tersebut.
Penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda menjadi masalah serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Menurut laporan Badan Narkotika Nasional (BNN), prevalensi penyalahgunaan narkotika tahun 2023 menunjukkan bahwa angka prevalensi sebesar 1,73% atau setara dengan 3,3 juta penduduk Indonesia yang berusia 15-64 tahun. Data ini juga menunjukkan adanya peningkatan penyalahgunaan narkotika secara signifikan pada kalangan kelompok umur 15-24 tahun.
Kuatnya pengaruh lingkungan pertemanan yang berperan sebagai salah satu faktor utama pendorong remaja untuk mencoba dan bahkan kecanduan narkoba. Pengaruh teman sebaya yang cenderung mengarahkan pada penyimpangan dapat menjadi faktor penting dalam keputusan remaja untuk menggunakan narkoba.
ADVERTISEMENT
Penelitian di Pondok Rehabilitasi Doulos, Kota Batu, mengungkapkan bahwa sekitar 36,7% remaja pengguna narkoba mengaku terpengaruh oleh teman sebayanya. Lingkungan pertemanan di usia remaja menjadi area utama bagi individu untuk membangun identitas diri, yang sering kali dibentuk melalui keinginan untuk diterima dan diakui dalam kelompok.
Menurut jurnal penelitian lainnya, banyak remaja yang tergoda untuk menggunakan narkoba akibat rasa penasaran atau dorongan dari kelompoknya. Keinginan untuk diterima oleh kelompok membuat mereka rela mengikuti perilaku berisiko, termasuk menggunakan narkoba sebagai cara untuk merasa setara dengan kelompoknya.
Selain itu, kurang percaya diri dalam menolak ajakan teman menjadi faktor yang memperkuat pengaruh lingkungan terhadap keputusan remaja menggunakan narkoba. Kebanyakan remaja mengalami kesulitan menolak tekanan teman sebaya karena mereka tidak ingin terlihat berbeda atau ditolak oleh kelompoknya.
ADVERTISEMENT
Perasaan tidak nyaman ini membuat mereka lebih rentan mengikuti ajakan temannya, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif, termasuk kontaminasi obat-obatan. Kurangnya dukungan dari keluarga atau orang dewasa yang dapat menjadi teladan bagi remaja juga turut berkontribusi terhadap kuatnya pengaruh teman sebaya terhadap perilaku menyimpang.
Penggunaan narkoba di kalangan remaja membawa dampak negatif yang signifikan bagi pengguna maupun lingkungan sosial di sekitarnya. Dampaknya dapat dirasakan dalam aspek fisik, psikologis, sosial, dan pendidikan. Secara fisik, narkoba memengaruhi sistem saraf pusat dan merusak organ-organ tubuh utama. Beberapa obat, seperti amfetamin dan kokain, dapat merusak jantung dan paru-paru serta meningkatkan risiko stroke. Dalam jangka panjang, kerusakan organ seperti hati, ginjal, dan otak tidak bisa dihindari. Penggunaan obat yang berlebihan dapat menyebabkan overdosis bahkan kematian.
ADVERTISEMENT
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan gangguan jiwa yang serius seperti depresi, kecemasan berlebihan, bahkan psikosis. Pengguna narkoba sering kali mengalami perubahan suasana hati yang parah, delusi, dan perilaku agresif.
Dalam konteks sosial, penggunaan narkoba menyebabkan hilangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat. Remaja yang terjerumus dalam penggunaan narkoba cenderung menarik diri dari lingkungan keluarga, putus sekolah, dan kehilangan jaringan sosial yang sehat. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhannya akan narkoba, beberapa remaja bahkan terlibat dalam kegiatan kriminal seperti mencuri.
Memitigasi dampak negatif pengaruh teman sebaya memerlukan upaya bersama dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk orang tua, sekolah, lembaga sosial, dan pemerintah. Upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan generasi muda dan mencegah mereka terjerumus ke dalam penggunaan narkoba.
ADVERTISEMENT
Langkah pertama yang dilakukan adalah mempromosikan dan mengedukasi sekolah dan masyarakat tentang bahaya narkoba. Pendidikan tentang bahaya narkoba dapat membantu remaja memahami risiko penggunaan narkoba dan belajar menolak kemajuan yang mengarah pada penggunaan narkoba. BNN dan lembaga pendidikan diharapkan dapat bersinergi memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami sehingga membantu generasi muda lebih memahami bahaya narkoba.
Langkah kedua adalah memperkuat dukungan keluarga. Orang tua perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak agar mereka merasa nyaman membicarakan permasalahan yang sedang mereka hadapi. Ketika remaja merasa didukung dan didengarkan oleh keluarganya, mereka akan lebih mampu menolak tekanan teman sebaya yang dapat mengarah pada perilaku negatif. Melalui komunikasi yang terbuka, remaja dapat mempunyai ruang yang aman untuk berbicara dan mencari solusi tanpa merasa tertekan.
ADVERTISEMENT
Langkah ketiga adalah memberikan bantuan psikologis kepada remaja yang menderita tekanan sosial atau masalah pribadi yang serius. Banyak remaja menggunakan narkoba untuk menghindari masalah emosional dan tekanan sosial yang mereka hadapi. Dengan dukungan psikologis, generasi muda dapat belajar bagaimana menghadapi emosinya dengan cara yang lebih positif dan sehat. Akses yang luas terhadap layanan konseling di sekolah dan pusat komunitas dapat membantu remaja menghadapi masalah emosional yang mungkin mereka hadapi.
Langkah terakhir adalah mendorong terciptanya lingkungan positif bagi generasi muda dengan memperkuat kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan minat dan bakat mereka. Remaja yang berpartisipasi dalam kegiatan seperti olah raga, seni, dan kegiatan sosial cenderung mempunyai dukungan sosial yang positif dan hubungan teman sebaya yang sehat. Hal ini dapat mengurangi risiko terjerumus ke dalam penggunaan narkoba dan menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan diri yang sehat.
ADVERTISEMENT
Singkatnya, hubungan teman sebaya memainkan peran penting dalam membentuk perilaku dan sikap remaja terhadap penyalahgunaan narkoba. Pada masa remaja, yang sangat dipengaruhi oleh keinginan untuk diterima dan disetujui oleh kelompok, tekanan teman sebaya mungkin menjadi faktor penting bagi remaja untuk mencoba narkoba.
Menurut penelitian dan data dari berbagai sumber, faktor hubungan teman sebaya merupakan salah satu alasan paling umum yang menyebabkan remaja melakukan penyalahgunaan narkoba. Faktor-faktor yang meningkatkan pengaruh teman sebaya antara lain rasa ingin tahu, rasa solidaritas kelompok, ketidakmampuan melawan tekanan sosial, dan kurangnya dukungan dan perhatian dari anggota keluarga.
Dampak penggunaan narkoba terhadap remaja sangat luas, mencakup masalah fisik seperti kerusakan organ tubuh, risiko overdosis, bahkan kematian. Secara psikologis, penggunaan narkoba dapat menyebabkan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan masalah perilaku.
ADVERTISEMENT
Selain itu, narkoba juga dapat memberikan dampak negatif terhadap kehidupan sosial remaja, seperti isolasi dari keluarga, rusaknya hubungan sosial, dan keterlibatan dalam aktivitas kriminal untuk memenuhi kebutuhan narkoba.
Diperlukan tindakan yang komprehensif untuk mencegah dan mengurangi penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. Pendidikan dan sosialisasi tentang bahaya narkoba di sekolah dan masyarakat sangat penting untuk memberikan informasi yang benar kepada remaja. Dukungan keluarga melalui komunikasi terbuka dan pengawasan yang bijaksana juga dapat membantu remaja terhindar dari tekanan negatif.
Selain itu, akses terhadap layanan konseling dan dukungan psikologis dapat membantu remaja secara proaktif mengatasi emosi dan masalah pribadi mereka. Pendekatan terpadu yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan bertujuan untuk mengurangi risiko penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan memastikan bahwa generasi muda memiliki masa depan yang lebih sehat dan positif.
ADVERTISEMENT