Konten dari Pengguna

Tak Mendesak, Tapi Penting: Seni Hidup di Kuadran Dua

Sigid Mulyadi
Praktisi Pemerintahan - Alumnus UPN Veteran - Disclamer: Tulisan tidak mewakili pandangan dari organisasi
16 Mei 2025 19:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Tak Mendesak, Tapi Penting: Seni Hidup di Kuadran Dua
Tak mendesak tapi penting—aktivitas seperti sholat, refleksi, dan olahraga adalah kunci hidup efektif menurut Stephen Covey.
Sigid Mulyadi
Tulisan dari Sigid Mulyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat hujan turun setelah saya tiba di rumah, ada rasa hangat yang tak bisa dijelaskan. Entah mengapa, saya merasa begitu diperhatikan oleh Tuhan. Mungkin ini perasaan ge-er yang tidak berdasar secara logis, tapi cukup menguatkan secara emosional.
ADVERTISEMENT
Kejadiannya bermula saat azan Ashar berkumandang. Langit mendung, awan menggantung kelabu. Saya sempat ragu: sholat di rumah atau berangkat ke masjid? Akhirnya saya putuskan untuk berangkat. Dalam hati saya berdoa semoga hujan tidak turun sebelum saya kembali ke rumah.
Sholat berjamaah di masjid itu memang memberi ketenangan tersendiri. Terutama di masjid yang imamnya pas—gerakan sholatnya tenang, tidak terburu-buru. Saya bisa menyelesaikan setiap bacaan sholat sebelum imam berpindah ke gerakan berikutnya. Sebuah kenikmatan tersendiri yang tak selalu didapat.
Sebagian dari kita mungkin pernah mengalami hal sebaliknya: imam terlalu cepat, kita belum selesai membaca doa atau dzikir dalam rukun tertentu, tapi sudah harus mengikuti gerakan berikutnya. Meskipun sah secara fiqih, batin kadang merasa belum tuntas.
ADVERTISEMENT
Begitu selesai salam, saya tidak berlama-lama dalam wirid. Segera bergegas pulang. Tak sampai 10 menit kemudian, hujan pun turun dengan deras. Saya bersyukur—hujan datang setelah saya sampai rumah. Di situlah muncul perasaan hangat: Tuhan seolah sedang “memanjakan” saya hari itu.
Ilustrasi dibuat dengan ChatGPT
Lalu saya teringat buku The 7 Habits of Highly Effective People karya Stephen R. Covey. Dalam bukunya, Covey memperkenalkan konsep Time Management Matrix—empat kuadran yang menggambarkan bagaimana orang mengelola waktunya.
Salah satu kuadran yang paling sering dilupakan adalah Kuadran 2: aktivitas yang tidak mendesak tetapi penting. Contohnya? Sholat, berdoa, meditasi, olahraga, membaca buku, merencanakan hidup, atau melakukan refleksi. Semua hal ini tak menuntut perhatian segera, tapi memiliki dampak jangka panjang yang besar terhadap kualitas hidup kita.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, banyak orang justru tenggelam di Kuadran 1 (mendesak dan penting) karena harus memadamkan “kebakaran” harian. Atau lebih sering lagi, tersedot oleh Kuadran 3 dan 4—hal-hal yang tampak mendesak namun sebenarnya tidak penting (seperti pesan WhatsApp yang tak perlu segera dibalas), atau aktivitas yang tak penting dan tak mendesak seperti scroll media sosial tanpa tujuan, menonton gosip, atau debat kusir di kolom komentar.
Ironisnya, Kuadran 4-lah yang justru paling sering menguasai waktu banyak orang. Bukan karena mereka malas, tetapi karena otak manusia memang lebih mudah tertarik pada hal-hal yang ringan dan memicu emosi sesaat.
Padahal, kunci dari kehidupan yang efektif—menurut Covey—adalah menghabiskan lebih banyak waktu di Kuadran 2. Di sinilah letak pembangunan karakter, visi, dan ketahanan diri. Ini adalah kuadran para perencana jangka panjang, para pembangun kualitas hidup yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, karena sifatnya tidak mendesak, banyak yang menunda-nunda.
Mengutamakan Kuadran 2 bukan hanya tentang manajemen waktu, tetapi juga manajemen kesadaran. Ia butuh kesengajaan, kesadaran penuh bahwa yang tidak mendesak bisa jadi adalah hal terpenting yang sedang kita abaikan.
Jadi ketika saya memutuskan untuk berangkat ke masjid meski langit mendung, saya merasa telah memilih Kuadran 2. Dan ketika hujan turun setelah saya pulang, saya merasa seolah semesta memberikan senyumnya.
Apakah ini hanya perasaan ge-er? Mungkin. Tapi rasanya tetap hangat.
Lalu, bagaimana dengan Anda? Sudahkah hari ini Anda menyempatkan diri di Kuadran 2?