Konten dari Pengguna

Pengorbanan Kecil: Tinggal di Rumah

Sigit Pramono
Pelaku dan Pemerhati Pariwisata
21 Maret 2020 6:20 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sigit Pramono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi virus corona. Foto: NEXU Science Communication/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: NEXU Science Communication/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Sekarang ini ujian bagi bangsa kita bagaimana menerapkan nasionalisme dan internasionalisme (humanisme) sekaligus. Bangsa China mengajarkan kita bagaimana mereka bersatu padu mengatasi corona dan setelah mereka berhasil mereka kemudian membantu negara2 lain di dunia termasuk Indonesia. Padahal bangsa China sempat menjadi obyek perudungan (bully) di berbagai negara di dunia.
ADVERTISEMENT
Di Inggris, di Jerman, di Italia ada orang China dipukuli tanpa alasan. Di Indonesia bahkan sampai sekarang masih saja beredar hinaan, olok-olok, perundungan, yang rasis terhadap orang China. Kalimat-kalimat hinaan berbau SARA, kecurigaan rasial gaya masa Pilpres yang lalu masih saja beredar. Tetapi bangsa China mengamalkan pepatah air tuba dibalas air susu ke seluruh dunia.
Ilustrasi virus corona Foto: Dok. Watiek Ideo dan Luluk Nailufar
Bagaimana bangsa China mengalahkan corona dapat kita lihat di berita media massa, media sosial yang banyak beredar. Pemerintah China bekerja cepat, disiplin, bekerja keras dan efektif. Dan yang lebih penting lagi, rakyatnya sangat patuh dengan arahan Pemerintah dan mendukung dengan penuh kesadaran. Itulah nasionalisme yang diwujudkan dengan cara yang berbeda.
Bagaimana di Indonesia? Pemerintah sudah menganjurkan untuk tinggal di rumah saja masih dilanggar. Dengan berbagai macam alasan. Padahal ini pengorbanan yang amat ringan. MUI sudah berfatwa menganjurkan agar untuk sementara hindari salat berjemaah di masjid, tetap saja ngeyel.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Isolasi di Rumah. Foto: Shutterstock
Upaya pembangkangan kelompok agama ini tidak hanya terjadi di kalangan agama Islam saja seperti kasus tabligh akbar di Gowa Sulsel, tetapi juga di kelompok Hindu (Kasus Prambanan) dan Nasrani ( Flores). Mari kita ubah perilaku pembangkangan itu semua dengan patuh kepada Pemerintah. Ayo kita bersatu melawan corona musuh kita bersama yang ada di depan mata dengan mendukung semua program dan kebijakan Pemerintah. Saatnya kita tunjukkan semangat nasionalisme dalam perang yang berbeda. Perang melawan pandemi atau wabah atau “pageblug“ bernama virus corona ini.
Kita hanya diminta sebuah pengorbanan yang kecil: tinggal di rumah.
Perdana menteri Italia ketika harus melakukan “lockdown" seluruh negeri Italia, mengingatkan bangsanya dengan kalimat yang kurang lebih begini: “Generasi-generasi sebelum anda diminta mengorbankan nyawa dalam berbagai perang. Anda sekarang hanya diminta untuk tinggal di rumah untuk menyelamatkan nyawa orang lain."
ADVERTISEMENT
Sigit Pramono
Ditulis Dari Rumah