Kolaborasi UMN & IHIK3: Bahas Politik dengan Humor

SILVANUS ALVIN
Dosen Komunikasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan penulis buku Komunikasi Politik di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, Hingga Politik Tawa.
Konten dari Pengguna
2 September 2022 14:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SILVANUS ALVIN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
UMN bersama IHIK3 berkolaborasi menyelenggarakan acara “Diskusi Humor dalam Dinamika Kehidupan Bermasyarakat” pada Kamis (1/9). (dok. UMN)
zoom-in-whitePerbesar
UMN bersama IHIK3 berkolaborasi menyelenggarakan acara “Diskusi Humor dalam Dinamika Kehidupan Bermasyarakat” pada Kamis (1/9). (dok. UMN)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dosen PJJ Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Silvanus Alvin mengatakan komika di era saat ini bukanlah pelawak belaka, melainkan dapat dipandang sebagai aktor politik.
ADVERTISEMENT
“Sering kali ada hal-hal tabu yang sulit diangkat, tapi melalui humor hal ini bisa lebih cair dibawakan dan meminimalisir ketersinggungan pada lawan bicara. Nah, komika di era saat ini sudah jadi aktor politik yang membahas hal-hal tabu atau bermuatan politik dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dapat mengundang gelak tawa,” kata Alvin yang juga dikenal sebagai penulis buku “Komunikasi Politik di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, Hingga Politik Tawa”, Kamis 1 September 2022.
Hal tersebut disampaikan dalam diskusi publik yang merupakan kerjasama antara UMN dan Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3), yang dilaksanakan di Lecture Hall berkapasitas 200 peserta. Selain Alvin, hadir sebagai pembicara adalah komika asal Papua, Mamat Alkatiri dan CEO IHIK3 Novrita Widiyastuti.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Alvin menjelaskan perihal konsep 'Politik Tawa' di mana humor dapat menjadi penyambung lidah di balik ragam keresahan yang menganga di masyarakat. Alvin bahkan mengungkapkan kita bisa memengaruhi publik dengan hanya berbekal humor. Praktik luar biasa dari humor ini bisa dilihat melalui peranan para komika.
Para komika membawa materi jenaka yang bisa menempel di benak publik. Menurut Alvin, hal itu bisa terjadi karena humor telah menciptakan sebuah perasaan positif. Emosi itulah yang terekam sebagai kenangan di benak publik.
Tak hanya itu, peran humor juga bisa “membumikan” masalah yang rumit sehingga mudah dipahami masyarakat. Meskipun demikian, Alvin menegaskan penerapan humor tetap perlu mengedepankan etika. Kuncinya, yakni mendasarkan humor pada fakta dan tidak membawa konten berisi SARA.
Ketua Program Studi PJJ Ilmu Komunikasi Helga Liliani C. D. (kiri ke-2) menyerahkan plakat kepada narasumber “Diskusi Humor dalam Dinamika Kehidupan Bermasyarakat”, antara lain Silvanus Alvin (paling kiri), Mamat Alkatiri (kiri ke-3), Novrita Widiyastuti (paling kanan). (dok. UMN)
Sementara itu, Mamat Alkatiri menggarisbawahi pentingnya humor karena dapat menjadi medium untuk menyuarakan suara kaum marjinal. Bahkan, humor dianggap dapat meredam efek samping dari tensi panas akibat politik.
ADVERTISEMENT
"Jadi apa yang menjadi keresahan masyarakat dibawakan oleh komedian. Isinya dibungkus dengan ringan untuk sampai ke telinga pejabat. Pada dasarnya itulah komedi," kata Mamat.
Di samping itu, CEO IHIK3 & Humor Justice Warrior, Novrita Widiyastuti juga mengingatkan agar masyarakat terutama netizen tetap kritis terhadap humor. Misalnya, dengan kritis membedakan antara komedi satir hingga komedi yang mengolok-olok (mockery).
“Kalau kita ingin menjadi netizen yang ‘berbakat’ maka kita harus kritis sehingga tidak mudah tersinggung,” kata Novrita.
Acara ini bertujuan untuk mengedukasi keberadaan humor sebagai bentuk komunikasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Anda dapat saksikan tayangan selengkapnya di sini: https://youtu.be/C2KWMe25x1o
Tentang Universitas Multimedia Nusantara
UMN merupakan bagian dari Kelompok Kompas Gramedia. Sesuai visi pendirinya, Jakob Oetama, UMN dibangun dengan misi untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan bangsa melalui upaya penyelenggaraan pendidikan tinggi. UMN telah mendapatkan Akreditasi Institusi A dari BAN-PT, ASEAN University Network – Quality Assurance, dan kini UMN menuju World Class University.
ADVERTISEMENT
Diresmikan pada 20 November 2006, kini UMN memiliki 13 Program Studi (Prodi), yaitu D-3 Perhotelan, S-1 Informatika, S-1 Teknik Komputer, S-1 Teknik Elektro, S-1 Teknik Fisika, S-1 Sistem Informasi, S-1 Akuntansi, S-1 Manajemen, S-1 Ilmu Komunikasi, S-1 Digital Journalism, S-1 Arsitektur, S-1 Desain Komunikasi Visual dan S-1 Film & Animasi.
Selain itu, UMN juga telah membuka program studi pascasarjana yang terdiri dari Magister Manajemen Teknologi dan Magister Ilmu Komunikasi. UMN juga telah berinovasi dengan membuka program studi dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bernama UMN Digital Learning (UDL) di mana mahasiswa bisa berkuliah secara daring penuh dari mana saja. Hingga saat ini, UMN telah memiliki lulusan lebih dari delapan ribu yang tersebar di seluruh Indonesia maupun di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Tentang Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3)
IHIK3 adalah pusat kegiatan humor di Indonesia yang mengelola humor secara serius dan profesional, berbasis pengalaman, ilmu pengetahuan, dan riset dengan pendekatan multidisiplin ilmu juga multiprofesi. Didirikan oleh tiga orang penikmat, pelaku, sekaligus pemikir humor: Seno Gumira Ajidarma, Danny Septriadi, dan (alm.) Darminto M. Sudarmo, IHIK3 menunjang kepakarannya di bidang humor melalui Library of Humor Studies, perpustakaan humor berisi 2.000 lebih literatur serta produk humor dari dalam maupun luar negeri. Program IHIK3 sendiri sejauh ini adalah penerbitan buku humor, simposium humor, hingga hibah untuk penelitian humor. Adapun misi IHIK3 adalah Demi Humor yang Adil dan Beradab!