Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cerpen: Ketika Bersama Dia
21 November 2023 6:54 WIB
Tulisan dari Sinna Ainun Nissa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi covid-19 dimana membuat sekolah terpaksa ditutup pada tahun 2019. Aku yang saat itu masih duduk dibangku kelas satu sma dan masa-masa yang membuat aku senang dengan status aku sebagai siswi sma.
ADVERTISEMENT
Aku shiena aqila akan menceritakan sebuah pengalaman ku saat jatuh cinta dengan remaja laki-laki. Dalam kondisi pandemi covid-19 ini tidak lah mudah lebih merasakan bosan dalam berkomunikasi yang begitu-begitu saja. Yang dimana tempat umum, tempat makan, mall dan lain-lain belum bisa untuk dikunjungi.
Tepat nya tahun 2020 dimana berganti tahun, pandemi covid-19 masih ada tidak kunjung turun, angka positif semakin menjadi, angka kematian selalu meningkat. Aku yang menangis dalam diem melihat ekonomi keluarga ku menurun yang membuat aku menjalan kan sebuah bisnis makanan online, aku yang berjualan sambil sekolah online dan kakak ku membantu untuk memasarkan.
Banyak luka dan duka, mulai dari ekonomi keluarga, sekolah online yang membuat aku mengeluh setiap mata pelajaran, kembali jatuh hati dengan orang yang sama, kami saat itu saling memberikan semanggat mulai dari sehari-harian aku, sekolah.
ADVERTISEMENT
Panggilan>Aksa
Dipagi hari ada panggilan masuk dari whatsaap aku melihat nama yang menelpon ku lalu segera aku angkat.
"pagi sayang" ucapan lembut dari nya.
"pagi" jawab ku.
"kita vc ayuu?" ajaknya tanpa menunggu jawaban dari aku.
Sampai waktu adzan dzuhur kita sudahin panggilan tersebut, karna kita ingin melakukan ibadah sholat dzuhur. Kembali dengan aktivitas ku seperti biasa dihari minggu ini yaitu beres-beres rumah, menyuci baju, di sore hari aku belanja untuk dagangan online ku.
Aku sebagai kakak kedua dari empat bersaudara selalu mengingatkan kedua adik laki-laki ku untuk sekolah dan absen online, kalau mereka tidak mau kalau yang terpaksa melakukannya.
"ma aku bosen makan mie mulu" kata ku, dalam masa pandemi ini aku selalu makan mie instan dan sarden atau ikan kaleng yang membuat aku tidak suka.
ADVERTISEMENT
"sabar nak... mama juga gamau kok, memang kondisi ekonomi kita lagi menurun sabar kita nunggu sebentar lagi" ucapan dan nada halus dari mama untuk aku selalu sabar dalam masa itu.
Satu Bulan Berlalu...
Aku hubungan dia semakin erat, kita selalu mengisi waktu untuk belajar bareng dirumah ku sebaliknya seperti itu. Membuat lelucon yang selalu mengundang tawa, kadang kita saling curhat isi hati kita.
"naaa" panggilnya, aku yang sedang sibuk menulis tugas sejarah indonesia.
"apaa?" jawabku yang masing fokus menulis.
"kalo korona ini udahan, kamu mau kunjungin wisata mana?" tanya dia.
"aku?" tanya balik.
"iya kamuuu"
"mau nya ke gunung aku belum pernah kesana, jangan deh pasti ga diizinin ama mama" kata aku.
ADVERTISEMENT
"gapapa kalo itu kemauan kamu, nanti aku coba bilang ke mama" jawab dia sambil menatap arah depan yaitu tv.
Melihat aksa yang fokus menatap layar kaca itu membuat aku gemas, tidak lupa memotret dirinya yang sedang asik nonton itu.
Satu gambar berhasil diambil, dia yang merasakan dirinya sedang dimotret langsung kearah kamera dan tersenyum, membuat aku berhenti dengan tindakan ku.
"kenapa ga di foto?"
"coba lihat?" minta aksa,langsung mengambil hp dari tangan ku.
Dalam hati ku 'pasti aksa marah deh ama gue'
Nyata nya diluar dugaan ku lalu dia menarik tubuh ku, untuk lebih dekat dengan dia kali ini aku berada di sampingnya dia yang sedang sibuk mencari posisi bagus untuk berfoto foto.
ADVERTISEMENT
"senyum dong naaa" minta aksa yang memandang dekat dengan ku, mata kami bertemu lalu aku ke arah kamera dan tersenyum.
"nah! bagus nih lucuuu" ucap aksa.
"Jelek" ejek ku.
Tak terasa hari semakin sore dan aksa segera berpamitan dengan orang tua ku.
"hati-hati ya ksaa" kata orang tua ku.
"iya om,tan"Â
Kami yang sudah selesaikan tugas akhir semester kelas dua, semester depan kita akan naik ke kelas tiga di tahun 2021.
Berharap hubungan kami tidak ada cela untuk hubungan aku dengan dia, memiliki momen yang baik dan bersemanggat untuk di ingat aku yang ingin lebih untuk bersamanya.
Lima Bulan Kemudian...
Di kelas tiga sma ini aku berjuang untuk mendapat nilai yang baik dari sebelum nya, dan aksa  berjuang keras atas kondisi kesehatannya.
Sudah tiga bulan yang lalu aksa masih berbaring dikasur rumah sakit kartini jakarta, kondisi masih belum memungkinkan aku hanya memberikan dukungan dan semanggat untuk nya tetap sehat seperti biasa, aksa bukan hanya sakit tetapi dia juga positif penyakit covid-19.
ADVERTISEMENT
Apa aku tahu penyakit nya yang dialami aksa?
Jawabannya tidak, orang tua aksa bersikeras tidak ingin tahu kan penyakit yang telah menimpah aksa.
Aku hanya bisa memberikan yang lebih yaitu doa, percaya bawah aksa bisa melewati semuanya, percaya bawah aksa cepat sembuh, percaya bawah aksa akan lulus sma bersama ku.
"na, kalo aku gabisa bawah kamu ke gunung seperti permintaan kamu dulu..." ucap aksa di dalam telpon panggilan whatsaap.
"dan suatu saat... ada cowok yang ingin bawah kamu dengan permintaan kamu itu, tolong terimalah untuk aku ya na..." ucapan aksa.
"dihhh...kamu ngomong apa si jangan ngaur ya" kata aku.
"kamu yang ajak, kamu yang bawah aku lah kenapa jadi cowok lain"
ADVERTISEMENT
"iya" jawab aksa pelan.
"ddahhh" pamit ku.
"aku sayang kamu naa"
"aku juga sayang kamu, mimpi indah"
Pada akhirnya putus dari penggilan tersebut, merupakan obrolan singkat terakhir ku dengan nya.
Dimana pagi hari aku mendapatkan sebuah panggilan dari mama aksa dan memberikan tahu bahwa aksa telah pergi.
Suasana pemakaman yang sepi dikarena kan masih ada pandemi covid-19 dimana peraturan nya tidak boleh kerumunan, pemakaman hanya diadakan dengan keluarga besar saja.
Aku yang didampingin oleh kakak perempuan ku, yang dari pagi memberikan aku selalu bersabar dan ikhlas untuk kepergian aksa.
"gue kedepan" ucap kakak dan meninggalkan aku sendiri.
Mata ku kearah bawah tanah merah, air mata yang mulai turun dan membasahin tanah tersebut, aku berusaha untuk tidak nangis entah kapan air mata ini turun.
ADVERTISEMENT
"ksa..,plisss" aku yang bigung untuk berbicara apa.
Aku yang hanya bisa menangis didepan pemakaman aksa, meluarkan semua kesedihan ku, detik demi detik hati mulai berdamai dengan keadaan kesedihan ku, aku mulai berdoa untuk aksa yang ada disana.
"banyak pelajaran dari kamu..., kamu yang selalu menujukan aku kepada diri aku sendiri, meminta aku selalu sabar dan kuat akan sesuatu"
"kamu orang pertama yang selalu aku senang dan tidak pengenal sedih"
"kamu selalu memberikan bimbingan dengan hal yang belum aku tahui, pelajaran dan memberikan masukan dengan arah yang baik"
"kepergian mu membuat aku pedihhh, egoku meminta untuk kamu selalu ada di sisi aku, hubungan kita yang kedua kali ini memiliki harapan yang banyak, hanya nya takdir berkata lain"
ADVERTISEMENT
Mengluarkan semua yang aku ingin sampaikan dengannya di terakhir kali nya, mungkin aku akan kembali tapi dengan status yang berbeda, aku ingin kamu  tapi aku bisa apa? terakhir ini dan terakhir aku bisa mengiklhas kan kepergian kamu di depan yang amat baik yaitu sisi allah swt.
'Aku tidak akan orang lain menjadi semanggat aku'-aksaÂ
Tamat.