Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sosiologi Sastra dalam Film Tokyo Revengers
6 November 2023 15:22 WIB
Tulisan dari Sirat Hendrawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam film adaptasi live action Tokyo revengers 2021 mengisahkan konflik sosial antar geng bernama Toman dan moebius. Di awal film terlihat seorang remaja bernama Hanagaki Takimichi yang bernasib malang setelah lulus sekolah, Hanagaki seakan bukan siapa-siapa bahkan nasibnya berubah dari remaja yang optimis ketika masih sekolah dulu, kini cenderung memandang hidup tidak lagi memiliki tujuan. Hal ini juga dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari, yang dimana banyak para remaja sekarang yang sudah lulus tapi kesulitan dalam mencari pekerjaan. Mungkin awalnya mereka sudah membuat rencana untuk kedepannya, nyatanya mereka belum siap untuk berhadapan dengan dunia bebas sebenarnya.
Hal ini patut dipertanyakan, apa yang seharusnya dipelajari di duniasekolah. Karena bagaimanapun dunia kerja sangat berbeda dengan sekolah, ini merupakah sebuah permasalahan serius yang patut pemerintah sadari dan mencari solusi apa yang harus dilakukan agar para generasi kita tetap bisa produktif walaupun sudah lulus.
ADVERTISEMENT
Dalam film tersebut juga Hanagaki kerap membandingkan takdir hidupnya dengan teman-teman lain karena dianggap lebih beruntung daripada dirinya. Kekasihnya, Hinata bahkan harus pergi selamanya usai menjadi korban pembunuhan akibat bentrokan kejam Geng Tokyo Manji dan tidak berhasil diselamatkan. Padahal Takemichi sangat mencintai dan menyayangi kekasihnya yang sudah cukup lama mengisi hari-harinya jadi lebih berwarna.
Bentrokan yang terjadi dalam film tersebut, hampir sering terjadi di dunia nyata. Para remaja yang masih dibawah umur sudah mengikuti tawuran yang tidak jelas tujuannya apa. Bahkan tindakan tersebut banyak memakan korban, sedangkan hukum di Indonesia sendiri tidak terlalu kuat jika berurusan dengan remaja yang masih dibawah umur.
Cerita berlanjut pada suatu saat Hanagaki pulang dari tempat kerjanya untuk kembali ke rumah sambil menunggu di stasiun kereta, tiba-tiba saja ia di dorong dari belakang oleh orang yang tidak dikenal, ia tersungkur tepat di rel kereta disaat kereta itu datang hampir menabrak tubuhnya dan tanpa di sengaja dari kejadian itu ia melintasi waktu kembali ke masa sekolahnya dulu dengan penampilan seperti brandalan dengan ekspresi terheran dan juga senang karena ia bisa bernostalgia kembali pada masa-masa dimana ia merasa hidup. Melihat situasi kurun waktu yang berubah sangat drastis ke 10 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Disitu ia melihat teman-temannya yang dulu dan langsung mengajak Takimichi untuk menjumpai temannya yang bernama Masaru yang menantang sekolahnya untuk bertarung. Ketika Takimichi dan teman-temannya tiba di sekolahnya Masaru. Tanpa disadari Takimichi dan teman-temannya yang datang malah orang bernama Kiyomasa yang memiliki otoritas terhadap orang lemah dalam hal bertarung, disitu Takimichi dan teman-temannya dibuat tidak berdaya sehingga mereka dijadikan budaknya Kiyomasa untuk mendapatkan kebahagiaan sendiri dan dianiaya kalau tidak mau menuruti kemauan Kiyomasa.
Dalam adegan tersebut orang lemah selalu tertindas, sama hal nya di dunia kehidupan nyata. Orang yang memiliki kuasa tinggi akan selalu menang sedangkan yang tidak punya apa-apa kan selalu kalah. Unsur sosiologinya bahwa masih banyak remaja-remaja yang kebingungan akan kemana ia setelah lulus sedangkan keterampilan yang ia punya tidak memadai jika harus terjun langsung ke dunia kerja. Selain itu tentang keadilan dan kekuasaan yang masih menjadi permasalahan di negara kita ini.
ADVERTISEMENT