Konten dari Pengguna

Dulu Dibuang, Sekarang Berguna! Fermentasi Batang Pisang ala Mahasiswa KKN Dilam

Siska Febriana Sitompul
Mahasiswa Sastra Inggris, Universitas Andalas
5 Februari 2025 17:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siska Febriana Sitompul tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi hasil dari fermentasi batang pisang, dokumentasi pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi hasil dari fermentasi batang pisang, dokumentasi pribadi.
ADVERTISEMENT
Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi salah satu pengalaman berharga bagi mahasiswa Universitas Andalas untuk menerapkan ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah langsung ke tengah masyarakat. Program ini tidak hanya melatih kemampuan akademik, tetapi juga membentuk karakter sosial mahasiswa agar lebih peka terhadap kebutuhan dan potensi di daerah yang mereka tempati. Salah satu kelompok KKN ditugaskan di Nagari Dilam, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok. Wilayah ini terkenal dengan sektor pertaniannya, tetapi tahukah kamu? Solok juga ingin mengembangkan potensi peternakan, karena hampir setiap rumah di Nagari Dilam memiliki hewan ternak, terutama sapi. Dalam menjalankan program KKN, mahasiswa tidak hanya beradaptasi dengan kehidupan pedesaan tetapi juga mencari solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu tantangan yang ditemukan adalah pemanfaatan limbah pertanian yang kurang optimal, khususnya batang pisang. Selama ini, batang pisang hanya dibiarkan membusuk atau dibuang begitu saja, padahal sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi pakan ternak berkualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
Melalui program ini, mahasiswa KKN mengenalkan teknologi fermentasi batang pisang, yang bisa dijadikan pakan alternatif bagi peternak. Inovasi ini memberikan banyak manfaat, seperti:
1. Lebih hemat biaya – Peternak tidak perlu membeli pakan mahal.
2. Menghemat waktu – Tidak perlu mencari rumput setiap hari.
3. Gizi lebih tinggi – Fermentasi membuat pakan lebih bernutrisi.
4. Ramah lingkungan – Mengurangi limbah organik dan mendukung pertanian berkelanjutan.
Dokumentasi hasil fermentasi batang pisang, dokumentasi pribadi.
Proses fermentasi batang pisang ini cukup sederhana dan dapat dilakukan dengan peralatan yang mudah ditemukan. Mahasiswa KKN memberikan pelatihan kepada warga mengenai teknik fermentasi, mulai dari pemotongan batang pisang, pencampuran dengan bahan tambahan seperti dedak dan probiotik, hingga penyimpanan yang tepat agar hasilnya maksimal. Dengan pelatihan ini, masyarakat diharapkan dapat menerapkan metode ini secara mandiri bahkan setelah program KKN berakhir. Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah nagari dan fasilitas yang tersedia, mahasiswa KKN bekerja sama dengan warga untuk mengolah batang pisang menjadi pakan ternak yang tahan lama dan bernutrisi tinggi.
ADVERTISEMENT
Di daerah pertanian seperti Nagari Dilam, batang pisang itu gampang banget ditemukan. Setiap kali panen pisang, pasti ada batang yang tersisa. Daripada dibuang sia-sia, kenapa tidak dimanfaatkan? Selain gratis alias tidak perlu keluar uang, batang pisang juga punya kandungan nutrisi yang cukup buat hewan ternak. Masalahnya, batang pisang itu berserat tinggi dan agak sulit dicerna langsung. Nah, disinilah fermentasi berperan. Dengan bantuan mikroba baik, seratnya bisa dipecah sehingga lebih gampang dikonsumsi ternak.
Mahasiswa KKN Universitas Andalas melihat peluang ini dan langsung turun tangan untuk mengedukasi warga tentang cara fermentasi batang pisang dengan teknik yang simpel tapi efektif. Caranya juga tidak sulit. Pertama-tama, batang pisang dicacah kecil-kecil agar mudah diolah. Lalu, dicampur dengan mikroba fermentasi, seperti EM4 atau molase. Setelah semua bahan tercampur, tinggal dimasukkan ke wadah tertutup dan didiamkan selama kurang lebih 21 hari. Selama proses ini, mikroba bekerja menguraikan serat kasar dan meningkatkan kandungan nutrisinya.
ADVERTISEMENT
Dengan metode ini, peternak di Nagari Dilam sekarang punya solusi jitu buat mengatasi masalah pakan ternak. Tidak perlu lagi repot-repot membeli pakan mahal atau mencari rumput tiap hari. Selain itu, lingkungan juga jadi lebih bersih karena limbah batang pisang bisa dimanfaatkan dengan baik. Harapannya, metode ini bisa terus diterapkan bahkan setelah program KKN selesai, biar makin banyak peternak yang merasakan manfaatnya!