Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kurikulum Merdeka Mampu Kurangi Dampak Hilangnya Pembelajaran, Benarkah?
28 Mei 2022 13:59 WIB
Tulisan dari Siswi Yulfani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), menawarkan strategi guna memulihkan pendidikan di Indonesia dengan pergantian kurikulum pembelajaran, yaitu Kurikulum Merdeka. Pergantian Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka ini merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Berbagai riset menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Menelisik kondisi pendidikan di negara kita pasca Pandemi COVID-19, semakin memperparah hilangnya pembelajaran atau sering disebut dengan Learning Loss, dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran. Lalu, apakah dengan diluncurkannya program kurikulum ini akan benar-benar memulihkan hilangnya pembelajaran (learning loss) di Indonesia?
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim mengatakan, Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar yang mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran (learning loss) akibat COVID-19 di negara kita.
ADVERTISEMENT
“Kurikulum ini dirancang untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi. Banyak riset dan studi termasuk PISA (sebelum pandemi) yang memperlihatkan peserta didik kita belum bisa memahami bacaan sederhana dan menerapkan konsep matematika dasar,” ujar Anindito dalam diskusi Implementasi Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, Senin (25/4/2022).
Kurikulum ini sangat visioner untuk kebangkitan budaya belajar di sekolah, kurikulum ini pasti akan berdampak pada kemajuan Indonesia dimasa yang akan datang. Merdeka nelajar dapat membuka wawasan dan cara pandang dalam proses kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, simpel, fleksibel, tepat sasaran sesuai bakat dan minat siswa, namun juga tidak dapat terlepas dari bagaimana peran kreatifitas guru. Kurikulum ini memiliki karakteristik pembelajaran berbasis projek guna pengembangan soft skill dan karakter siswa. Selain itu, Kurikulum Merdeka ini juga memiliki karakteristik fokus pembelajaran pada materi esensial seperti literasi dan numerasi yang akan membuat pembelajaran lebih mendalam bagi kompetensi dasar.
ADVERTISEMENT
Dengan karakteristik dari kurikulum tersebut, dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan banyak media dan literatur untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan untuk sekolah di daerah terpencil dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar. Disinilah salah satu titik permasalahan yang harus segera diselesaikan.
Kurikulum ini dinilai cukup mengurangi dampak hilangnya pembelajaran (learning loss). Namun, penting bagi Mendikbudristek untuk mengkolaborasikan dengan lintas Kementerian dan pemerintah terutama pemerintah daerah, agar perangkat sarana dan prasarana di sekolah terpenuhi dengan baik, misalnya jaringan internet, handphone, laptop, aliran listrik, dsb. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar tersebut, guru akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan Kurikulum ini, karena pelaksanaan Kurikulum Merdeka tidak mungkin terlepas dari peran guru.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Kemendikbudristek, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kepala Daerah, dan lembaga-lembaga yang terkait agar dapat bersinergi dalam mewujudkan program Kurikulum Merdeka untuk kebangkitan belajar dan memperbaiki pendidikan di Indonesia bagi generasi sekarang dan yang akan datang sesuai dengan harapan kita semua.