Penyebaran Penyakit DBD di Kota Surabaya dalam Angka 2022

Siti Azzahra
Mahasiswa Departemen Sosiologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
17 Desember 2022 20:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini, pembangunan pemukiman perumahan di daerah perkotaan terus mengalami peningkatan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari tingginya jumlah penduduk yang bermigrasi ke kota. Daya tarik yang ada di perkotaan dan berbagai kelebihan lainnya yang dapat dirasakan ketika tinggal di perkotaan, menjadi sebuah alasan mengapa masyarakat sangat menginginkan dan tertarik untuk mulai migrasi ke kota dengan sebuah harapan bisa merubah taraf hidupnya menjadi lebih baik dan sejahtera. Namun, dibalik itu semua ternyata mereka telah melupakan suatu hal atau kekurangan dengan tinggal di daerah perkotaan, yaitu dimana kesehatan hidup mereka sebagai manusia dapat terancam seperti adanya polusi, kerusakan lingkungan, serta gagal nya proyek pembangunan. Berbagai kekurangan tersebut nyatanya masih dikesampingkan oleh masyarakat, hal ini dikarenakan dorongan kebutuhan hidup mereka yang sangat besar dan harus terpenuhi. Maka dari itu, dengan cara apapun akan mereka lakukan guna memenuhinya.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan Penduduk dan Kondisi Pemukiman Kota Surabaya
Ilustrasi kondisi lingkungan pemukiman penduduk Kota Surabaya. Sumber foto: Istockphoto.com
Surabaya yang dikenal sebagai Kota Pahlawan merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dan sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Jumlah penduduk Surabaya setiap tahunnya pasti akan selalu meningkat, dimana penambahan ini tidak hanya karena adanya kelahiran bayi tetapi juga tingginya arus urbanisasi. Saat ini mobilitas penduduk telah kembali normal pasca pandemic Covid-19, para pekerja dan karyawan serta anak sekolahan sudah beraktivitas seperti biasanya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan walaupun sudah tidak ketat seperti dulu. Kemudahan mobilisasi saat ini telah menyebabkan terjadinya urbanisasi di Surabaya, dimana masyarakat yang datang mulai meningkat tajam.
Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 jumlah penduduk Surabaya sebanyak 2.880.284 jiwa dengan kepadatan penduduk 8,612 jiwa/km2. Kemudian, pada tahun 2022 jumlah penduduk Surabaya sampai saat ini sudah tercatat ada 2.887.223 jiwa. Jumlah populasi yang kian bertambah dari waktu ke waktu merupakan suatu tanda bahwa adanya pertumbuhan dalam segi populasi. Pertumbuhan populasi tersebut akan mengakibatkan perubahan penduduk yang ditandai dengan kematian, kelahiran, dan migrasi. Perubahan tersebut akan mengakibatkan kepadatan penduduk.
ADVERTISEMENT
Kepadatan penduduk di Surabaya telah mengakibatkan pembukaan lahan baru, dimana di alih fungsikan menjadi pemukiman penduduk baik yang sifatnya sementara ataupun tidak. Jika dilihat, saat ini pun pemukiman penduduk di Surabaya sangat padat dan berhimpitan. Bahkan saking padatnya sangat sulit untuk mencari lahan kosong guna daerah resapan air dikarenakan perumahan yang kebanyakan berada di gang sempit, dimana dalam pembangunannya tidak ada atau tanpa saluran sanitasi yang layak. Tidak bisa dipungkiri sangat sulit untuk mencari rumah dengan lingkungan hidup yang layak sesuai standar, kalaupun ada pasti harganya sangat mahal dan sangat sulit untuk dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Kondisi lingkungan Kota Surabaya yang seperti itu nyatanya telah menyebabkan penyebarannya penyakit menjadi cepat, salah satunya seperti DBD (Demam Berdarah Dengue).
ADVERTISEMENT
Dampak Kepadatan Penduduk: Meningkatnya Kasus DBD di Surabaya
Kota Surabaya tahun 2022 ini, pemerintah sedang melakukan berbagai cara pencegahan penyebaran DBD. Kasus DBD yang terjadi disebutkan pada periode Januari hingga juni, jumlah kasus mencapai 111 kasus. Sementara, pada periode Januari hingga Desember tahun lalu ada 11 kasus yang ditemukan. Dengan demikian, dapat dilihat adanya peningkatan jumlah orang yang terjangkit DBD (Jawapos.com, 2022). Saat ini, tercatat kasus DBD di Surabaya ada sebanyak 187 kasus yang dimana kasus tertinggi ada pada bulan februari 2022 (Pemkot Surabaya, 2022). Meningkatnya jumlah kasus DBD di Surabaya tahun ini tidak dapat dipungkiri disebabkan oleh penyebaran virus yang sangat mudah dan cepat tersebar pada lingkungan Surabaya yang padat dan berhimpitan.
ADVERTISEMENT
Kepadatan penduduk identik dengan perluasan pemukiman penduduk. Pemukiman perumahan penduduk Kota Surabaya yang sangat padat dan berhimpitan, maka tidak mengherankan jika persebaran penyakit DBD sangat cepat. Terlebih dengan perkembangan kota Surabaya, telah menyebabkan meningkatnya sumber daya air buatan seperti penyimpanan atau penampungan air yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, dimana kita tahu tempat tersebut sangat ideal untuk perkembangbiakan virus. Transmisi Dengue Virus oleh vektor akan mudah menyebar dari satu orang ke orang lain sepanjang hari dan malam di daerah perkotaan. Nyamuk aedes aegypti akan menggigit di saat manusia sedang beraktivitas seperti biasa di dalam rumah ataupun ruangan yang terbuka dan tertutup, serta biasanya akan berada ditempat yang lembab.
ADVERTISEMENT
Solusi
Sampai saat ini DBD masih tergolong masalah kesehatan masyarakat yang paling utama di Indonesia. Jumlah orang yang terpapar dan luas penyebaran daerahnya pun kian semakin bertambah. Virus DBD dapat menjadi ancaman yang mematikan, mengingat virus ini dapat menyerang siapa saja sehingga perlu adanya tindakan preventif untuk meminimalisir kasus. Seperti yang sedang terjadi di Surabaya tahun 2022 ini, Pemkot Surabaya sedang melakukan berbagai cara pencegahan penyebaran DBD dengan menggencarkan sosialisasi 3M (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Selain itu, diharapkan pemerintah juga harus mengusahakan pembangunan pemukiman perumahan yang layak dan segera menanganinya apabila terdapat pemukiman yang tidak sesuai aturan.
Penyebaran DBD juga sangat dipengaruhi oleh perilaku kita, dimana kita tidak boleh egois dan harus selalu menjaga kebersihan tempat atau lingkungan yang sedang kita huni bersama. Berbagai macam gerakan yang dilakukan pemerintah tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi harus secara serentak bersama-sama seluruh masyarakat. Terdapat salah satu lagi strategi yang bisa dilakukan masyarakat, yaitu dengan memelihara ikan pemakan jentik, menabur larva sida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, dan lainnya. Pengetahuan tentang DBD juga sangat penting untuk masyarakat ketahui sebagai upaya pencegahan DBD (Kusuma, 2016).
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2022). Pasien Terus Bertambah, Surabaya Waspada Demam Berdarah. JawaPos.com.
Anonim. (2022). Januari-Juni, Ratusan Warga Surabaya Terserang DBD, Satu Meninggal. JawaPos.com.
Anonim. (2022). CEGAH DBD, PEMKOT SURABAYA GENCARKAN SOSIALISASI 3M DAN PSN. Berita Pemerintah Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2022.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya Dalam Angka 2022.
Kusuma, A. P., & Sukendra, D. M. (2016). Analisis spasial kejadian demam berdarah dengue berdasarkan kepadatan penduduk. Unnes Journal of Public Health, 5(1), 48-56.