Konten dari Pengguna

Upaya Mencegah Konflik SARA

Siti Fakhriyatussyah Aribah
As a journalistic student in Jakarta State Polytechnic, I am driven by a passion for storytelling and a thirst for uncovering the truth. With a commitment to journalistic integrity, I strive to inform well-researched content.
9 Juli 2023 21:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Fakhriyatussyah Aribah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar : Pexels. Illustrasi seorang wanita yang sedang di diskriminasi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar : Pexels. Illustrasi seorang wanita yang sedang di diskriminasi
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, teknologi informasi berkembang pesat. Perkembangan teknologi memungkinkan orang untuk berinteraksi tanpa terganggu oleh jarak dan membuka peluang untuk menjangkau orang-orang dari seluruh dunia. Namun, perkembangan teknologi informasi yang pesat juga memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak negatifnya adalah konflik SARA. Konflik SARA muncul dari perbedaan pendapat yang bersifat diskriminatif dan dapat menimbulkan kebencian. Perkembangan teknologi informasi yang mudah dapat mempercepat penyebaran masalah SARA ke lingkungan yang lebih luas.
Indonesia adalah negara yang beragam. Oleh karena itu, isu SARA menjadi sangat penting ketika membahas identitas warga negara Indonesia. SARA adalah singkatan dari Suku, Agama, Ras dan Antargolongan, dan mengacu pada tindakan berdasarkan pemahaman emosional tentang identitas, yang meliputi keturunan, suku, agama, tradisi dan sejenisnya.
Ada tiga jenis tindakan yang melanggar SARA: tindakan individu, kelembagaan dan budaya yang harus dicegah karena dapat menimbulkan kebencian dan konflik. Ada beberapa cara pencegahan konflik SARA, antara lain preventif, represif, dan remedial.
ADVERTISEMENT
Tindakan preventif dilakukan sebelum timbul konflik dengan memberikan pendidikan dan pemahaman tentang keragaman suku, budaya dan agama di Indonesia serta mengedepankan toleransi, kerjasama, gotong royong, saling menghargai dan menghargai antar suku, agama dan bangsa lain.
Untuk mengakhiri konflik yang timbul, dilakukan tindakan represif dengan membubarkan paksa kelompok atau lembaga yang melakukan tindakan diskriminatif, menangkap pelakunya, dan lain-lain. Kuratif digunakan dalam upaya penanganan akibat konflik SARA. Tindakan untuk mengatasi masalah ini dapat berupa dukungan bagi korban kekerasan atau diskriminasi, kerja sama damai, dll. Hal ini untuk mencegah konflik yang sama terulang kembali.
Untuk mencegah terjadinya konflik SARA, pendidikan multikultural yang membangun keseimbangan antara memahami persamaan dan perbedaan budaya dapat mendorong individu untuk mempertahankan dan memperluas perspektif budaya dan budayanya sendiri. Beberapa aspek kunci implementasi pendidikan multikultural dalam struktur sekolah adalah tidak ada kebijakan yang mencegah toleransi dan tidak ada penghinaan terhadap ras, suku atau gender.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pendidikan multikultural juga harus mengedepankan kepekaan terhadap perbedaan budaya seperti pakaian, musik dan makanan kesukaan, memberikan kebebasan kepada anak untuk merayakan hari besar keagamaannya, dan memperkuat sikap anak sehingga merasa perlu berpartisipasi dalam demokratisasi Keputusan. .
Contoh peristiwa SARA di Indonesia adalah peristiwa Buni Yani yang menyebarkan video Ahok dari Al Maidah. Buni Yani telah resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan penyebaran informasi kebencian berdasarkan pernyataan/tulisan berbasis SARA yang ia bagikan di akun Facebooknya. Polisi menganggap perbuatan Bun sebagai tindak pidana karena menyertakan video kesaksian Basuki Tjahaja Purnama yang berpotensi menimbulkan keributan.
Kasus Buni Yani mengikuti garis kronologis yang panjang. Usai mengunggah video tersebut, viral video kiprah Ahok di Kepulauan Seribu di media sosial. Video yang diunggah Buni Yan itu membuat ribuan peserta Aksi Bela Islam turun ke jalan menuntut Ahok diadili. Gerakan masif itu juga dilatarbelakangi oleh sikap religius MUI yang menganggap Ahok melecehkan agama.
ADVERTISEMENT
Pendidikan multikultural yang dilaksanakan dalam sistem pendidikan nasional diharapkan dapat menjadi sarana untuk menjembatani perdamaian di masyarakat di tengah pluralisme yang ada. Hal ini terlihat pada muatan pendidikan multikultural yang menghadirkan sikap dan prinsip dalam kaitannya dengan demokrasi, kesetaraan dan keadilan. berfokus pada kemanusiaan, kebersamaan dan perdamaian. Mengembangkan sikap yang mengakui, menerima dan menghargai keragaman budaya. Dengan adanya fitur tersebut, konflik SARA dapat dicegah.