Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Penyebaran Islam di Timor Leste
7 November 2022 17:46 WIB
Tulisan dari Siti Novaliani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum kita membahas tentang penyebaran islam, kita harus mengetahui letak batasan geografis Timor Leste. Oleh karena itu, mari kita belajar bersama tentang batas geografis Timor Leste.
ADVERTISEMENT
Negara Timor Leste adalah negara yang dulunya merupakan bagian dari negara Indonesia. Dalam peta dunia, negara Timor Leste terletak di benua Asia, yaitu di Asia Tenggara dengan ibu kota Dili. Batas negara Timor Leste yaitu:
Timor Leste merupakan negara terkecil ke-41 di dunia. Peta negara Timor Leste disajikan dalam gambar dibawah ini.
Penyebaran Islam
Setelah kita mempelajari letak geografis Timor Leste, kita akan mulai membahas tentang penyebaran islam, mari kita simak bersama!
Di mulai dari kedatangan islam ke Timor Leste, yang tidak lepas dari peranan para pedagang Arab dan Hadromaut yang berdagang sekaligus menyebarkan agama islam, hal ini bersamaan dengan berkembangnya islam di Nusantara, penduduk asli Timor Leste mengatakan bahwa islam datang lebih awal dibandingkan Eropa dan agama lain. Terdapat pemukiman pedagang Arab di banyak kota di Nusantara, mulai dari Aceh sampai ke Ternate dan Tidore. Menurut catatan, kedatangan pedagang Arab yang pertama di Timor Leste ialah Abdullah Afif yang diperkirakan menetap di Dili sebelum 1512.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan dari H. Abdullah Basyarewan (ketua MUI Timor Timur) ketika Portugis datang ke Dili pada 1512, kedatangannya di sambut oleh masyarakat dan tokoh tokoh di Dili, salah satu tokohnya yaitu Abdullah Afif, artinya beliau telah menetap di Dili sebelum 1512, kemudian diikuti oleh Habib Umar Muhdlar yang wafat di Dili dan di kebumikan di lereng bukit Taibesi. Pada titik inilah diperkirakan islam masuk di Timor Leste, bersamaan dengan gelombang perdagangan dari wilayah Nusantara lainnya di sebelah barat dan timur.
Dalam buku Islam di Timor Timur karya Ambarak A Bazher, dijelaskan islam sudah ada di Dili, ibu kota Timor Timur sebelum kedatangan Portugis pada 1512.
Diperkirakan saat itu penduduk Timor sudah ada yang memeluk agama islam, hal itu di buktikan oleh penemuan benda keramat (lulik) penduduk yang berasal dari benda benda keagamaan, bahkan di temukan juga Al-Qur'an yang berukuran mini 2,5 x 2 cm atau dapat dilihat dari upacara tradisional yang berasal dari budaya orang orang islam. Artinya sudah sejak lama islam datang dan dikenal oleh masyarakat Timor.
ADVERTISEMENT
Sarana Prasarana
Masjid adalah tempat yang sangat sakral bagi umat muslim, masjid juga menjadi tempat beribadah untuk lebih mendekatkan diri kepada sang khalik. Masjid tertua dan terbesar di Timor Leste adalah masjid An-Nur, pembangunan masjid ini sudah dimulai pada tahun 1955.
Pembangunan masjid An-Nur mengalami peningkatan yang cukup signifikan, bahkan masjid ini di perluas hingga menjadi 2 lantai. Alhasil pada tahun 1993 terdapat 13 masjid dan 37 mushala yang juga tersebar di wilayah Timor Leste.
Pendidikan
Pendidikan islam di Timor Leste sudah berjalan sejak lama, berawal dari pendidikan di masjid kemudian berkembang menjadi pendidikan di sekolah khusus agama, pada 3 oktober 1977 dimulai pembangunan lembaga pendidikan yang kemudian berkembang menjadi taman kanak kanak pada tahun 1978, Madrasah Diniyah tahun 1976, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah tahun 1979. Pada tahun 1981 Timor Leste mendirikan Baitul Mal Dili, dengan diketuai oleh H.Abdullah Basyarewan, dan di dirikan oleh oleh Majelis Ulama Provinsi Tim Tim yang pada saat itu di ketuai oleh Salim Musallam Syagram 28 februari 1982.
ADVERTISEMENT
Perpecahan
Setelah Timor Leste melaksanaan Referendum, yang menyatakan bahwa rakyat Timor Leste memilih merdeka dari Indonesia lalu terjadilah kekecewaan dan anarkisme yang dasyat, kekacauan ini terjadi di sebabkan oleh pasukan fretilin yang tadinya bersembunyi di hutan masuk ke kota dan melakukan pembalasan terhadap rakyat yang memihak Indonesia. Sebagai jawaban sisa sisa pasukan RI, milisi pro-indonesia menolak hasil dari Referendum dan membumihanguskan hampir seluruh wilayah, akibatnya diperkirakan lebih dari satu juta orang tewas. Pada saat kekacauan ini terjadi, umat muslim kebanyakan mengungsi ke wilayah indonesia dengan penderitaan yang luar biasa, namun ada juga yang memutuskan untuk tetap tinggal di Timor tepatnya di masjid An-Nur, tetapi dengan penderitaan yang sangat sadis, semua akses di hentikan, suplai makanan di blokir, sarana medis dan semua pencapaian tertinggi umat muslim yang di bangun selama dua puluh tahun dihancurkan satu persatu. Jumlah umat muslim yang awalnya mencapai 30.389 pada tahun 1955, kini tidak lebih dari 10.000-an. Jumlah masjid yang awalnya mencapai 13 masjid kini hanya tersisa 3 masjid dan mushala yang masih aktif hanya 3 buah yang lainnya (maaf) sudah beralih fungsi menjadi kandang kambing.
ADVERTISEMENT
Kebangkitan Umat Islam
Meski agama islam mengalami penurunan yang sangat drastis, namun semangat untuk tetap beribadah dan berdakwah masih berkobar kobar, untuk itu umat muslim di Timor Leste membuat lembaga bernama CENCISTIL (Centro da Comunidade Islamica de Timor Leste) atau pusat komunikasi islam di Timor Leste. CENCISTIL di dirikan tanggal 10 Desember 2000, tujuannya adalah wadah pengayom umat, dan ruang untuk komunikasi islam Timor Leste. Lembaga mencoba untuk menjawab kebutuhan umat islam pasca melepaskan diri. Sejak di dirikan CENCISTIL, lembaga ini telah mendapat subsidi dari pemerintah namun pada tahun 2009 subsidi tersebut tidak dapat cair lagi, dan dalam uruan keamanan CENCISTIL bekerja sama dengan polisi dan intel agar tidak ada yang menganggu dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Meskipun umat islam di Timor Leste mengalami cobaan yang amat sangat berat, tetapi mereka tidak gentar dan tetap maju mempertahankan agama islam Masya Allah. Jumlah umat islam di Timor Leste menurut Hussain Kettani ialah terdapat 2.970 umat muslim yang membentuk 0.32% dari total populasi penduduknya, dan kini mereka sedang memperkuat benteng islam dan terus berdakwah untuk menyebarkan islam lebih luas lagi.