Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
KurMed: Sudah Sesuaikah dengan Kondisi Pendidikan di Indonesia Saat Ini?
7 April 2025 7:57 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Siti Ro'asih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pendidikan di Indonesia saat ini masih terus-menerus mengalami dinamika perubahan seiring dengan tuntutan zaman. Salah satu inovasi terbaru yang di keluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Kurikulum Merdeka Belajar. Kebijakan ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada sekolah dan guru dalam mengelola pembelajaran dengan harapan dapat menyesuaikan materi ajar dengan minat serta potensi peserta didik. Namun, pertanyaan yang kerap muncul adalah apakah kurikulum ini sudah sesuai dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini? Mari, kita mengulas terkait kelebihan, tantangan, serta kendala implementasi Kurikulum Merdeka Belajar.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, reformasi kurikulum di Indonesia telah melalui berbagai tahapan mulai dari penekanan pada pendidikan watak dan nilai moral pada masa awal kemerdekaan hingga kurikulum berbasis kompetensi yang lebih modern. Setiap revisi kurikulum tentunya ada pelaksanaan evaluasi yang dimana hal itu mencerminkan upaya untuk menyesuaikan pendidikan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan teknologi yang berkembang, sehingga Kurikulum Merdeka Belajar muncul sebagai respon terhadap kebutuhan untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi inovasi dalam proses belajar-mengajar. Dengan mengedepankan pendekatan yang lebih fleksibel dan kontekstual, kurikulum ini diharapkan dapat mengakomodasi perbedaan karakteristik dan kebutuhan masing-masing daerah. Berikut konsistensi dalam Kurikulum Merdeka Belajar
1) Fleksibilitas dan Konteks Lokal
Salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar adalah kemampuannya untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan kondisi dan kebutuhan lokal. Kebebasan yang diberikan kepada guru untuk mengembangkan materi ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik dinilai dapat meningkatkan relevansi pembelajaran. Tetapi di sisi lain, fleksibilitas yang terlalu tinggi juga berisiko menimbulkan ketidaksamaan implementasi antar sekolah, terutama jika tidak disertai dengan standar pendukung yang memadai.
ADVERTISEMENT
2) Kesiapan Guru dan Infrastruktur Digital
Implementasi kurikulum ini sangat bergantung pada dukungan teknologi, mengingat pembelajaran digital menjadi salah satu komponen penting dalam Kurikulum Merdeka Belajar. Dibanyak wilayah, terutama di daerah pelosok, keterbatasan akses internet dan sarana teknologi menjadi hambatan besar. Selain itu, tidak semua pendidik memiliki kompetensi atau pengalaman dalam mengelola pembelajaran yang bersifat inovatif dan mandiri apalagi sebagian pendidik masih buta terhadap teknologi modern saat ini. Hal ini memerlukan pelatihan intensif dan pendampingan agar guru dapat mengoptimalkan potensi kurikulum ini.
Pendidikan karakter merupakan aspek fundamental dalam pembentukan kepribadian peserta didik. Kurikulum Merdeka Belajar diharapkan tidak hanya menghasilkan siswa yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki nilai moral dan etika yang kuat. Namun, berdasarkan tinjauan literatur, implementasi pendidikan karakter masih belum maksimal. Nilai-nilai karakter seringkali hanya dijadikan slogan tanpa indikator yang terukur, dan kurangnya keterlibatan orang tua serta masyarakat turut menghambat pembentukan karakter yang utuh. Terdapat beberapa tantangan utama yang perlu diatasi agar Kurikulum Merdeka Belajar dapat berjalan efektif:
ADVERTISEMENT
1. Disparitas infrastruktur antara wilayah perkotaan dan pelosok. Keterbatasan akses internet dan teknologi di daerah terpencil membuat penerapan metode pembelajaran berbasis digital menjadi sulit. Banyak sekolah di pelosok yang belum memiliki perangkat pendukung seperti komputer dan tablet, serta fasilitas multimedia yang memadai, sehingga proses belajar-mengajar tidak dapat berlangsung optimal. Tanpa adanya pemerataan akses teknologi, kesenjangan kualitas pendidikan antara kota dan daerah terpencil semakin lebar.
2. Kompetensi pendidik juga menjadi faktor krusial dalam keberhasilan kurikulum ini. Banyak guru masih belum mendapatkan pelatihan yang cukup untuk memahami dan menerapkan metode pembelajaran yang lebih fleksibel dan berbasis proyek. Literasi digital yang rendah di kalangan pendidik juga menjadi tantangan, terutama dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat mengembangkan metode ajar yang inovatif dan adaptif, namun kurangnya dukungan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan membuat mereka kesulitan dalam menghadapi perubahan sistem ini.
ADVERTISEMENT
3. keterpaduan pendidikan karakter dalam proses belajar-mengajar. Saat ini, belum ada indikator yang jelas untuk mengukur keberhasilan pendidikan karakter, sehingga implementasinya sering kali tidak terarah. Selain itu, pendidikan karakter seharusnya melibatkan lingkungan keluarga dan masyarakat, namun partisipasi mereka masih terbatas. Sekolah sering kali menjadi satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan karakter pada siswanya padahal pembentukan moral dan etika siswa harus dilakukan secara menyeluruh, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Kesulitan dalam menyeimbangkan pendidikan akademik dan penguatan nilai-nilai moral juga menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan kurikulum ini.
Meskipun terdapat berbagai tantangan, Kurikulum Merdeka Belajar juga menawarkan peluang besar dalam pengembangan model pembelajaran yang lebih partisipatif dan kontekstual. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Guru juga dapat menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Selain itu, dengan pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat lebih mudah mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan problem-solving mereka.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kurikulum ini mendorong peningkatan infrastruktur dan kapasitas pendidik. Pemerintah memiliki kesempatan untuk memperluas akses internet dan menyediakan perangkat teknologi di sekolah-sekolah yang masih tertinggal. Selain itu, pelatihan berkelanjutan bagi guru dapat membantu mereka meningkatkan kompetensi dalam mengajar dengan metode yang lebih inovatif dan berbasis teknologi. Dengan dukungan yang tepat, guru akan lebih siap dalam menghadapi tantangan perubahan kurikulum ini. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat juga perlu diperkuat agar pendidikan karakter dapat terintegrasi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Pada akhirnya, Kurikulum Merdeka Belajar memiliki potensi besar dalam mempersiapkan generasi yang lebih adaptif dan berakhlak. Dengan memberikan kebebasan belajar yang lebih luas, siswa dapat menjadi lebih mandiri dan mampu mengembangkan keterampilan yang relevan dengan era digital. Tidak hanya itu, kurikulum ini juga menekankan pentingnya pendidikan karakter, sehingga siswa tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki nilai moral yang kuat. Dengan sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan inovatif, diharapkan generasi mendatang akan lebih siap menghadapi tantangan global serta memiliki sikap yang lebih kritis, kreatif, dan bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Kurikulum Merdeka Belajar merupakan langkah progresif dalam upaya modernisasi sistem pendidikan Indonesia. Meskipun kebijakan ini menawarkan fleksibilitas dan ruang inovasi yang lebih besar berbagai kendala dalam implementasi, seperti keterbatasan infrastruktur, kesiapan pendidik, dan integrasi pendidikan karakter, masih perlu mendapatkan perhatian serius dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar dengan melakukan perbaikan di bidang pelatihan guru, peningkatan akses teknologi, dan kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat menjadi kunci agar kurikulum ini benar-benar sesuai dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Dengan demikian, penyempurnaan berkelanjutan dari Kurikulum Merdeka Belajar diharapkan mampu menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga unggul dalam nilai-nilai karakter.
Sumber: Dinasty Khaula Ahmad, Syifa Farhennazilla, & Anggi Frastika. (2022). Problematika Implementasi Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Karakter di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 3(02), 18-26.
ADVERTISEMENT