Melepas Anak Berlibur Tanpa Orang Tua

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
24 Desember 2019 11:52 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Melepas Anak Berlibur Tanpa Orang Tua
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Libur telah tiba, horee..! Bagi anak usia sekolah, ini saatnya melepaskan diri sejenak dari berbagai macam rutinitas dan pelajaran. Bangun siang, bermain sampai puas, melakukan hobi, atau bepergian bersama keluarga. Anda sebagai orang tua mungkin sudah merencanakan beberapa kegiatan untuk mengisi liburan mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimana jika ternyata ada saudara atau teman yang menawarkan anak Anda untuk berlibur bersama mereka? Di satu sisi, Anda bisa memiliki sedikit waktu untuk diri sendiri. Di sisi lain, anak Anda belum pernah pergi berlibur tanpa orang tuanya. Akankah Anda mengizinkannya pergi? Pada usia berapa sebaiknya anak diperbolehkan berlibur tanpa dampingan orang tua?
Usia 6-7 tahun memang paling aman untuk berlibur menginap tanpa orang tua. Selain karena faktor kemandirian, pada usia ini beberapa anak sudah masuk sekolah dasar sehingga sudah dapat memahami peraturan, mengerti identitasnya dengan baik seperti nama, orang tua, tempat tinggal, serta dapat beradaptasi dengan lingkungan luar rumah.
Namun, ada juga anak yang berusia 5 tahun dan sudah berani menginap di rumah saudaranya tanpa harus ditemani Mama Papa. Menurut psikolog anak dari Tiga Generasi, Fathya Artha Utami, dalam situs Haibunda, jika anak sudah berani tidur sendiri, buang air kecil tanpa harus ditemani, berarti anak sudah siap untuk berlibur sendiri. Jangan lupa, diskusikan dengan anak tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama menginap.
ADVERTISEMENT
Nah, bagaimana jika yang meminta berlibur sendiri adalah anak remaja Anda, hanya dengan teman-temannya? Amankah melepasnya pergi?
Roslina Verauli, M.Psi dalam situs Okezone menjelaskan bahwa orang tua sebaiknya tidak perlu khawatir akan hal itu karena ini saatnya remaja mengembangkan diri secara sosial. Remaja mulai mengurangi frekuensi bersama orang tua dan membuktikan bahwa ia mampu me-manage dirinya sendiri.
Sama seperti melepas anak kecil menginap sendiri, tidak ada patokan usia untuk remaja. Orang tuanya lah yang tahu kapan anak dapat dilepas sendiri. Setidaknya, ada 3 prinsip yang harus diingat:
Ketahui profil anak
Pastikan anda tahu hobinya apa, siapa teman-teman dekatnya, apa yang mereka biasa lakukan bersama, tingkat kemandirian anak Anda. Dengan ini, Anda akan lebih mudah memutuskan untuk memberinya izin atau tidak, sejauh apa tujuan berlibur, dan berapa lama.
ADVERTISEMENT
Komunikasi
Orang tua harus tetap menjaga komunikasi dengan anak selama berlibur, meskipun itu hanya berupa kabar dimana anak berada saat itu.
Rencanakan perjalanan
Mengetahui rencana perjalanan anak akan membuat Anda lebih tenang dan mengurangi risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Simpan emergency contact dalam ponsel atau tas dan minta anak untuk menjelajahi lokasi yang aman saja.
Anggaran Kebutuhan
Hal ini juga merupakan hal yang penting. Ajari anak untuk memperhitungkan kebutuhannya sehingga tidak kehabisan uang di tengah jalan dan meminta transfer uang dari Anda.
Yang paling penting, diskusikan semuanya dengan terbuka bersama anak. Berikan Ia gambaran tentang positif negatifnya berlibur tanpa orang dewasa dan minta anak untuk dapat memegang kepercayaan Anda dengan baik. Hindari terlalu sering menghubunginya, biarkan remaja Anda menikmati kebebasan dan kemandiriannya sebagai proses pendewasaan.
ADVERTISEMENT
Happy holiday!