Pakai Bikini dan Meminum Minuman Keras itu Bukan Budaya Indonesia

Ahmad Fahmi Fadilah
Mahasiswa Hukum Pidana Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
10 Desember 2022 22:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Fahmi Fadilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pesta. Anthony Delanoix/Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesta. Anthony Delanoix/Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Peneliti sosial dari Vokasi Universitas Indonesia Dr. Devie Rahmawati menilai pesta bikini yang diikuti sekitar 200 orang di Depok, Minggu (5/6/2022) bukan cerminan budaya di Indonesia. Media punya peran hingga banyak anak muda yang meniru budaya dari luar tersebut.
ADVERTISEMENT
“Menggunakan bikini lalu meminum minuman keras itu jelas bukan budaya Indonesia ini adalah bagian dari budaya luar yang kemudian ditiru oleh anak-anak kita,” katanya.
Seperti diberitakan, polisi membubarkan pesta bikini di sebuah perumahan di Depok, Jawa Barat. Peserta harus membayar tiket mulai dari Rp.300 ribu hingga Rp.8 juta, bahkan lebih.
Kita perlu sadar bahwa perilaku yang ditunjukkan oleh anak-anak muda tersebut bukan merupakan bagian dari budaya sosial Indonesia,” kata Devie Rahmawati di Depok, Kamis (9/6) dilansir dari Antara.
Devie mengatakan studi-studi yang dilakukan sejak 60 tahun lalu menunjukkan pengaruh media sangat kuat dalam mempromosikan budaya lain, sehingga membuat komunitas atau masyarakat baik yang menyaksikan budaya tertentu untuk kemudian menirunya terhadap budaya tersebut.
ADVERTISEMENT
Devie berharap bahwa keluarga dapat mengambil peran penting untuk mencegah kasus serupa terjadi lagi. Para orang tua diharap bisa memberikan arah kehidupan yang sesuai dengan norma-norma bangsa Indonesia.
Keluarga perlu berikan pendampingan untuk mengingatkan apa yang baik-baik saja untuk ditiru dan modifikasi agar perilaku jauh dari praktek kearifan budaya sosial Indonesia,” tutupnya.
Pesta bikini tersebut akhirnya bubar setelah polisi datang dan menggerebek acara yang tak berizin tersebut. Selain itu, polisi juga melakukan tes urine terhadap semua orang yang hadir dalam pesta itu namun tidak ditemukan adanya penggunaan narkoba.
Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno mengungkapkan harga tiket bagi peserta pesta bikini di Depok mencapai lebih dari Rp8 juta per orang.
ADVERTISEMENT
AKBP Yogen menambahkan bahwa tarif pesta bikini yang dipatok panitia berkisar Rp 300.000 hingga lebih dari Rp.8 juta per orang. Tiket untuk paket VIP peserta mendapatkan bonus beberapa botol minuman beralkohol. Polisi juga menemukan 10 kotak alat kontrasepsi atau kondom yang ditemukan di salah satu kamar di perumahan elit itu.