Konten dari Pengguna

Gelombang Yatim Piatu & Semangat Saling Membantu

Suhito
Direktur Eksekutif Rumah Sosial Kutub, Pelopor Gerakan Sedekah Minyak Jelantah, dan Pembina Relawan Indonesia Tersenyum (RIT)
9 Agustus 2021 15:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suhito tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Semoga mereka tumbuh dan berkembang secara mulia dan optimal. Foto: Dok. Rumah Sosial Kutub
zoom-in-whitePerbesar
Semoga mereka tumbuh dan berkembang secara mulia dan optimal. Foto: Dok. Rumah Sosial Kutub
ADVERTISEMENT
Sejak Indonesia pertama kali mengkonfirmasi bahwa ada warganya yang positif COVID-19 pada 2 Maret tahun lalu. Sejak itu pula kita akhirnya mulai melewati hari-hari yang tidak seperti biasanya. Dari aktivitas yang mulai terbatas sampai akhirnya rentetan kabar duka yang tak henti-hentinya. Bahkan, berita duka itu telah menjadi bagian dari keluarga kita sendiri. Innalillahi wa inna ilaihiroji’un…
ADVERTISEMENT
Perhari ini, tercatat bahwa korban yang meninggal dunia sudah melewati angka 100.000 jiwa. Harapan kita bersama pastilah tidak ada penambahan lagi, walau hanya satu jiwa saja. Kemudian, harapan selanjutnya kita bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala. Kembali ke kehidupan yang (new) normal.
Namun sebelumnya, sejenak mari selami data dari jiwa yang telah mendahului kita itu. Dari angka kematian tersebut ada angka lain yang juga sangat penting. Sangat penting untuk diperhatikan bersama. Angka tersebut adalah mengenai pertumbuhan jumlah anak yang orang tuanya meninggal akibat pandemi ini. Anak – anak yang akhirnya berstatus yatim – piatu.
Angka tersebut harus ada dan segera dipastikan. Setelah ada dan pasti, selanjutnya perlu dilakukan tindak lanjut yang sistemik dan berjangka. Tujuannya agar bisa mengoptimalkan kehidupan mereka. Baik dari sisi kebutuhan pangan, pendidikan, sampai psikologisnya.
ADVERTISEMENT
Jadi jangan hanya terhenti pada santunan, tetapi juga memikirkan bagaimana santunan yang diberikan bisa tepat penggunaannya. Sebagai contoh, salah satu jalannya adalah dengan menguatkan basis keluarga dan lingkungan di mana mereka tinggal. Jika perlu, juga harus dilakukan monitoring secara periodik. Lagi-lagi, semuanya dilakukan tidak lain agar mereka bisa tumbuh dan berkembang secara mulia dan optimal.
Adalah sebuah keyakinan kita bersama bahwa barang siapa yang memuliakan anak yatim, niscaya akan mendapat keistimewaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan, ini juga menjadi salah satu jalan bagi pemimpin bangsa ini agar bisa lepas dari berbagai masalah yang akut dan berkepanjangan. Juga bagi kita bersama. Hingga nantinya kita dan bangsa ini menjadi istimewa pula. Tidak hanya di mata dunia, tetapi juga di mata Sang Pencipta dunia.
ADVERTISEMENT

Menguatkan Semangat Saling Membantu

Wabah corona ini juga secara tidak langsung melahirkan semangat sesama warga untuk saling membantu. Bahkan banyak cerita dari warga yang sedang melakukan isolasi mandiri terpaksa harus ‘membuang’ banyak santapannya. Alasannya karena berlebihnya bantuan.
Ada yang dari teman, dari tetangga, dari keluarga, bahkan dari orang tak dikenal sekalipun. Bukan tidak percaya akan adanya kiriman bantuan dari negara, tetapi para dermawan ini yakin bahwa saling membantu yang merupakan internalisasi dari semangat gotong royong pendiri bangsa ini harus terus ditumbuhkan. Saling tunggu hanya akan menghasilkan residu untuk saling menyalahkan.
Oleh karena itu, ketika pemerintah sudah gerak cepat untuk mengumpulkan data jumlah yatim – piatu secara akurat. Jalan untuk memuliakan mereka semakin terbuka. Kita sangat yakin para penderma itu sangat banyak dan sangat sigap serta siap untuk bahu-membahu . Bahkan jauh sebelum tulisan ini diterbitkan. Gerakan – gerakan untuk memuliakan yatim – piatu itu sudah berjalan. Berbagai komunitas dan penggalangan dana juga terus bergerak. Tidak berhenti sampai detik ini.
ADVERTISEMENT
Namun, khusus untuk mereka yang ‘lahir’ karena pandemi ini memang perlu penanganan yang cermat dan utuh. Kembali ke data, hadirnya data yang pasti akan bisa membuka jalan bagi kita untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya. Dengan angka yang akurat, distribusi santunannya bisa adil dan merata. Selanjutnya bisa memastikan dengan tidak ada satu pun nama yang terabaikan. Karena meskipun hanya satu nama, tetaplah itu sebuah jiwa dan sebuah asa untuk masa depan.

Muharam dan Lebaran Anak Yatim

Muharam bagi umat muslim selain diyakini sebagai bagian dari tonggak sejarah atas peristiwa hijrah. Muharam juga diyakini dengan bulan di mana di dalamnya terdapat Idul Yatama atau Lebaran Anak Yatim.
Oleh karena itu, mudah-mudahan momentum Muharam ini bisa dimanfaatkan oleh kita semua agar bisa maksimal berikhtiar untuk terus membantu. Membantu mereka agar semuanya bisa tumbuh dan berkembang sesuai harapan. Sekali lagi, jangan biarkan ada satu nama atau satu jiwa yang terlewatkan. Apalagi kemudian terlantarkan.
ADVERTISEMENT
Semoga gelombang yatim piatu akibat wabah corona ini bisa ditangani dengan kebersamaan. Meski di tengah keterbatasan yang ada, tapi ini adalah tugas mulia untuk kita gerakkan bersama. Dengan saling mengingatkan dan saling membantu. Insya Allah ada jalan untuk kita, mereka dan bangsa ini.
Selamat tahun baru Muharam. Selamat memuliakan anak yatim - piatu.
Suhito, Direktur Eksekutif Rumah Sosial Kutub