Membangun Toleransi dengan Tindakan Sosial

Soffiyana Dwi Jupriyanti
Mahasiswa - UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan - Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Konten dari Pengguna
1 Oktober 2023 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Soffiyana Dwi Jupriyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wawancara dengan warga. Foto: Dok. Hilmatul
zoom-in-whitePerbesar
Wawancara dengan warga. Foto: Dok. Hilmatul
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa Linggoasri adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Penduduknya menganut beragam keyakinan yaitu Islam, Buddha, Hindu dan Kristen. Desa Linggoasri juga memiliki potensi wisata, terutama di bidang wisata alam. Desa Linggoasri bisa disebut sebagai nusantara kecil yang terbagi dalam beberapa pedukuhan yaitu Dukuh Bojonglarang, Dukuh Sadang, Dukuh Linggo, Dukuh Rejosari dan Dukuh Yosorejo dengan karakteristik yang unik di dalam masyarakatnya yang berlangsung dengan harmonis. Salah satu kegiatan yang dapat membangun toleransi salah satunya dengan diadakannya santunan anak yatim.
Pura desa Linggoasri. Foto: Dok. Soffiyana

Pentingnya membangun toleransi

ADVERTISEMENT
Santunan anak yatim adalah kegiatan sosial memberikan bantuan atau sumbangan yang merupakan tindakan mulia dilakukan oleh masyarakat di Linggoasri. Kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kepedulian sosial dan kebersamaan di antara masyarakat, serta memberikan manfaat bagi anak-anak yatim yang membutuhkan bantuan. Biasanya santunan kepada anak yatim di desa Linggoasri ini diadakan setiap tahun pada bulan muharram yang tempatnya bergilir setiap dukuhnya. Kegiatan ini diberikan kepada anak-anak yatim dari beragam agama tidak hanya dari muslim saja tetapi mereka yang non muslim juga ikut diberikan santunan. Hal ini mencerminkan kepedulian antar dukuh sangat kuat, sehingga dapat membangun semangat toleransi antar dukuh di Linggoasri.
Mayoritas penduduk desa di Linggoasri bermata pencaharian sebagai petani jadi kegiatan santunan anak yatim di desa Linggoasri sangatlah penting untuk membantu meringankan ekonomi keluarga yang memiliki anak yatim. Dengan pendekatan sosiologi komunikasi, interaksi dianggap sebagai faktor penting dalam mempererat hubungan sosial yang harmonis. Seperti masyarakat Linggoasri membahas kegiatan santunan dengan saling berkomunikasi dan bekerja sama, serta melibatkan warga desa dalam kegiatan santunan anak yatim. Tindakan ini juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada para generasi bahwa membantu mereka yang kurang beruntung adalah tugas bersama tanpa membeda-bedakan keyakinan agamanya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan santunan juga dapat memperlihatkan rasa empati dan kepedulian warga Linggoasri terhadap sesama, sehingga dapat mempererat ikatan sosial yang harmonis. Keharmonisan yang telah dijaga dalam lingkungan di desa Linggoasri menjadi pondasi antar umat beragama. Walaupun dengan keberagamannya masyarakat desa Linggoasri mampu hidup berdampinngan, sehingga dengan kegiatan santunan ini masyarakat dapat peduli terhadap sekitarnya dan dapat saling menghargai perbedaan yang ada.
Selain itu, kegiatan santunan anak yatim juga dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan sosial dan psikologis anak-anak yang kurang beruntung. Anak-anak yatim yang menerima santunan menjadi merasa dihargai, diperhatikan dan diakui keberadaannya, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri mereka. Dengan demikian tindakan ini juga menunjukkan bahwa dalam keberagaman agama masyarakat desa Linggoasri dapat bersatu untuk tujuan yang baik salah satunya dengan memberikan dukungan atau santunan kepada anak yatim.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, kegiatan sosial santunan anak yatim di desa Linggoasri memiliki dampak positif yang besar bagi masyarakatnya, karena bukan hanya memberikan manfaat bagi anak-anak yang menerima bantuan, tetapi juga dapat membangun toleransi yang tinggi dan kebersamaan di antara warganya. Tindakan Santunan kepada anak yatim dari beragam agama di desa Linggoasri merupakan contoh nyata dari bagaimana realitas agama dapat menjadi sumber inspirasi untuk berbuat baik dalam semangat kepedulian dan toleransi. Hal ini dapat menjadi teladan dan diperluas ke seluruh masyarakat sebagai upaya membangun masyarakat yang lebih baik serta dapat menghargai perbedaan, sehingga mempererat keharmonisan yang ada.