Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Degradasi Moral Di Tengah Hedonisme Kaum Modern
27 Agustus 2024 7:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Resna Sollehudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Moral atau Etika, satu kata yang mungkin sering kita dengar dan tidak asing pengucapannya di tengah kehidupan masyarakat sosial. Kata Moral berasal dari bahasa latin yakni mos (jamak: mores) yang berarti kebiasaan, adat. Kata mos (mores) dalam bahasa latin sama artinya dengan etos dalam bahasa Yunani.
ADVERTISEMENT
Menurut para ahli moral bermakna; Tindakan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan apa yang benar dan salah dalam perilaku manusia, dianggap benar dan baik oleh kebanyakan orang sesuai dengan standar perilaku yang tepat pada kelompok atau masyarakat tersebut (Merriam-Webster ).
Sedangkan dalam pandangan kacamata Islam, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya ''Ihya Ulumuddin'' menyebutkan mengenai definisi moral ini. Menurutnya moral bermakna;
Jadi dengan demikian, dari berbagai definisi yang telah disebutkan di atas maka bisa kita sebut bahwasanya moral merupakan aturan-aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai seorang manusia. Yang mana aturan-aturan ini bersumber pada seperangkat norma sosial serta keagamaan yang berlaku di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa hubungannya moral dengan perilaku hedonisme masyarakat kaum modern saat ini? Berpengaruhkah perilaku hedonisme tersebut terhadap moral yang ada pada masyarakat?.
Dikutip dari kompas.com terkait teori masyarakat modern ini, di sana dikatakan bahwa "Masyarakat modern merupakan masyarakat yang mengalami perubahan sosial budaya di lingkungannya yang berkaitan dengan perubahan kehidupan dari tradisional menuju modern". Dari kutipan tersebut bisa dikatakan bahwa masyarakat modern merupakan bentuk tingkatan dari masyarakat tradisional, yang mana bisa dikatakan lebih baik dan terjadi peningkatan dari segi kualitas hidup jika dibandingkan dengan masyarakat tradisional.
Dengan demikian, karena terjadinya peningkatan dari segi kualitas hidup maka akan terjadi pula peningkatan dari segi infrastruktur bangunan, cara berpakaian, cara berkomunikasi, cara berinteraksi, jenis kebutuhan dan juga cara bersikap. Dari sinilah Hedonisme muncul, yakni ketika masyarakat modern dengan segala macam kemegahan serta kemewahan yang ia miliki membuatnya menjadi berlebihan dalam segala hal. Dari mulai segi cara berpakaian, gaya hidup yang glamour, serta kebiasaan banyak menghamburkan materi atau uang untuk hal-hal yang sifatnya untuk kesenangan sesaat semata.
ADVERTISEMENT
Dari hedonisme yang perlahan makin menyebar di kalangan masyarakat modern ini, maka perlahan-lahan terjadilah pula degradasi atau penurunan kualitas moral di tengah-tengah masyarakat. Degradasi atau penurunan kualitas moral ini banyak terlihat di kehidupan sosial masyarakat modern saat ini, dari mulai kurangnya kepedulian masyarakat yang menganggap bahwa segalanya dapat diselesaikan dengan uang!. Dari gaya hidup yang hedon ini masyarakat modern mudah sekali untuk meng-uangkan segala sesuatu dan menganggap bahwa kesenangan pribadi merupakan hal paling utama dari segalanya.
Akhirnya dari perilaku hedonisme serta menganggap bahwa kesenangan pribadi adalah hal utama yang harus diwujudkan, banyak akhirnya peraturan-peraturan serta etika atau moral yang dahulu dianggap tabu untuk dilakukan, sekarang malah menjadi sebuah trend dan sesuatu hal yang lumrah. Sebagai contoh, free sex, minum alkohol, pergaulan bebas, gratifikasi terhadap pendidikan, gratifikasi untuk mencari jabatan dsb. Hal tersebut merupakan beberapa contoh dari pengaruh perilaku hedonisme terhadap moralitas masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, perilaku hedonisme ini jika dibiarkan terus-menerus maka perlahan-lahan akan menjadikan masyarakat menjadi masyarakat yang immoral. Yakni masyarakat yang tidak peduli lagi terhadap perilaku moral, baik atau buruknya sesuatu serta lebih mengutamakan kesenengan serta kebahagiaan pribadinya semata.