Konten dari Pengguna

Bahasa Indonesia vs Bahasa Gaul: Siapa yang Bertahan?

Sopia Rahayu
Halo! Saya Sopia Rahayu, seorang mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Pamulang
16 April 2025 16:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sopia Rahayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Abstrak
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dan nasional yang telah menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang budaya di Indonesia. Namun, dalam era digital yang dipenuhi oleh media sosial dan komunikasi instan, muncul fenomena meningkatnya penggunaan bahasa gaul, terutama di kalangan remaja dan anak muda. Artikel ini mengulas bagaimana keberadaan bahasa gaul memengaruhi penggunaan Bahasa Indonesia, serta apakah fenomena ini menjadi ancaman atau justru bagian dari dinamika kebahasaan yang harus direspons secara cerdas. Diharapkan, melalui pembahasan ini, pembaca dapat memahami pentingnya menjaga martabat Bahasa Indonesia tanpa harus menolak perkembangan bahasa di masyarakat.
https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-flat-people-talking_16693496.htm#fromView=search&page=1&position=2&uuid=bf8ace23-c666-4b89-8195-29d99a39385c&query=People+are+talking+again+
zoom-in-whitePerbesar
https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-flat-people-talking_16693496.htm#fromView=search&page=1&position=2&uuid=bf8ace23-c666-4b89-8195-29d99a39385c&query=People+are+talking+again+
ADVERTISEMENT
Pendahuluan
Bahasa merupakan alat vital dalam kehidupan manusia untuk menyampaikan pikiran, perasaan, serta membangun relasi sosial. Di Indonesia, Bahasa Indonesia memiliki kedudukan istimewa sebagai bahasa nasional dan resmi yang menyatukan lebih dari 270 juta penduduk yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa daerah. Namun, perkembangan zaman telah melahirkan fenomena kebahasaan baru yang tak bisa dihindari—salah satunya adalah maraknya penggunaan bahasa gaul.
Bahasa gaul, yang seringkali berisi singkatan, campuran bahasa asing, dan gaya ekspresi kekinian, kini banyak digunakan oleh generasi muda, terutama di dunia maya. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah Bahasa Indonesia mulai terpinggirkan? Apakah bahasa gaul hanya sekadar tren sesaat, atau justru menjadi ancaman bagi keberlangsungan bahasa resmi bangsa?
ADVERTISEMENT
Fenomena Bahasa Gaul di Kalangan Muda
Perkembangan teknologi dan media sosial memberi ruang luas bagi bahasa gaul untuk menyebar dengan cepat. Istilah seperti “gabut”, “baper”, “cringe”, “flexing”, dan “mager” sudah menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di kalangan anak muda. Bahasa gaul menciptakan kesan akrab, santai, dan mengikuti tren—sehingga menjadi identitas tersendiri dalam komunitas penggunaannya.
Namun, penggunaan bahasa gaul secara berlebihan tanpa pemahaman konteks dan tempat dapat menimbulkan pergeseran norma dalam berbahasa. Tak jarang, bahasa ini juga merambah ke ruang-ruang formal, seperti tugas sekolah, presentasi kuliah, bahkan surat resmi, yang seharusnya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Di sinilah muncul kekhawatiran bahwa generasi muda semakin jauh dari kaidah bahasa yang semestinya dijunjung tinggi.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia
Dampak paling nyata dari penggunaan bahasa gaul yang masif adalah tergerusnya kemampuan generasi muda dalam menggunakan Bahasa Indonesia secara formal. Banyak remaja yang lebih nyaman mengekspresikan diri dengan gaya bahasa santai, bahkan campur kode dengan bahasa asing, seperti "literally gak bisa relate" atau "kayaknya vibe-nya nggak cocok deh".
Di sisi lain, bahasa gaul juga mencerminkan dinamika dan kreativitas dalam berbahasa. Perkembangan bahasa memang bersifat alamiah dan akan terus berubah mengikuti zaman. Namun, penting untuk memahami bahwa perubahan tersebut tidak boleh menghilangkan fungsi utama Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi negara.
Antara Ancaman dan Peluang
Melihat dua sisi dari fenomena ini, bahasa gaul dapat menjadi ancaman jika mengikis kemampuan berbahasa yang baik dan benar, serta mengurangi minat terhadap pemakaian Bahasa Indonesia dalam konteks yang tepat. Namun, bahasa gaul juga dapat dipandang sebagai peluang untuk menjembatani komunikasi antargenerasi dan menyampaikan pesan dengan gaya yang lebih segar dan relevan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, tantangannya bukan pada penggunaan bahasa gaul itu sendiri, melainkan pada kemampuan generasi muda untuk memilah dan menempatkan bahasa sesuai konteks. Ketika berada di ruang formal seperti sekolah, kampus, atau lingkungan kerja, penggunaan Bahasa Indonesia yang tepat menjadi sangat penting.
Peran Pendidikan dan Media
Pendidikan memiliki peran besar dalam menanamkan kecintaan dan kebanggaan terhadap Bahasa Indonesia. Guru, dosen, dan institusi pendidikan harus menjadi teladan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar, sekaligus memberikan pemahaman tentang variasi bahasa dan penggunaannya sesuai konteks.
Media massa dan konten digital pun memiliki tanggung jawab serupa. Banyaknya konten edukatif, podcast, dan video kreatif yang tetap menjunjung Bahasa Indonesia dengan baik bisa menjadi sarana efektif untuk menyadarkan anak muda bahwa berbahasa dengan benar bukanlah sesuatu yang kaku atau kuno.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Bahasa gaul dan Bahasa Indonesia tidak harus saling meniadakan. Keduanya bisa hidup berdampingan jika digunakan secara bijak dan sesuai tempatnya. Bahasa gaul adalah bagian dari perkembangan budaya generasi muda, namun Bahasa Indonesia tetap menjadi fondasi utama dalam membangun identitas dan kesatuan bangsa.
Menjaga kelestarian dan kemurnian Bahasa Indonesia bukan berarti menolak perubahan, tapi tentang memahami kapan dan di mana kita harus berbicara dengan gaya yang tepat. Sebab, mencintai Bahasa Indonesia adalah bentuk konkret mencintai bangsa ini.