Konten dari Pengguna
Mendorong Circular Economy: Stratup Phool di India Wujudkan SDGs
27 Mei 2025 13:02 WIB
·
waktu baca 3 menitKiriman Pengguna
Mendorong Circular Economy: Stratup Phool di India Wujudkan SDGs
Phool mendorong praktik ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah bunga bekas tradisi keagamaan menjadi produk ramah lingkungan, dalam praktiknya Phool juga berhasil memberdayakan ratusan perempuan.Sovira Hikari Luna Shinkoo

Tulisan dari Sovira Hikari Luna Shinkoo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Phool, sebuah startup asal Kanpur, India, yang sukses mendorong ekonomi sirkular dan berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs).
ADVERTISEMENT
Bunga dalam Tradisi Keagamaan Jadi Masalah?

Setiap hari, jutaan bunga segar dipersembahkan di kuil-kuil dan tempat ibadah di seluruh India. Bunga-bunga ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol suci dalam tradisi keagamaan dan budaya, mulai dari festival hingga pernikahan. Namun, di balik keindahan dan makna spiritualnya, tumpukan bunga bekas ini menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius.
Bunga yang dianggap suci oleh masyarakat India tidak boleh dibuang sembarangan. Tradisi Hindu bahkan mendorong pembuangan bunga bekas persembahan ke sungai sebagai bentuk penghormatan. Namun, setiap tahun, lebih dari 8 juta ton bunga berakhir di sungai-sungai, membawa residu pestisida dan bahan kimia berbahaya yang mencemari air dan mengancam kesehatan masyarakat.
Di tengah permasalahan ini, sejumlah startup lokal muncul membawa solusi inovatif. Salah satunya ialah Phool, startup asal Kanpur yang mengusung konsep ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah bunga bekas persembahan menjadi produk bernilai seperti dupa dan kompos organik.
ADVERTISEMENT
Ekonomi Sirkular: Solusi Berkelanjutan
Berbeda dengan ekonomi linier yang hanya berfokus pada produksi dan pembuangan, ekonomi sirkular menekankan daur ulang dan pemanfaatan kembali limbah untuk menciptakan produk baru yang bermanfaat.
Phool, menjadi pelopor dalam mengolah limbah bunga menjadi produk baru, contohnya seperti dupa organik. Prosesnya sederhana namun memberikan dampak besar: bunga-bunga bekas dikeringkan, ditumbuk menjadi bubuk, lalu dicampur dengan bahan alami lain dan minyak esensial hingga membentuk adonan. Adonan ini kemudian digulung pada batang kayu untuk dijadikan dupa yang siap digunakan kembali dalam ritual keagamaan.
Dalam proses produksinya, Phool mempekerjakan sekitar 300 lebih perempuan. Melalui Phool, mereka diberdayakan dan diberi tunjangan. Sehingga kini para perempuan yang terpinggirkan dapat memiliki pekerjaan yang layak.
ADVERTISEMENT
Ankit Agarwal, co-founder Phool, mengungkapkan bahwa awalnya pihak kuil ragu menyerahkan bunga bekas persembahan mereka. Namun, dengan pendekatan yang menghormati nilai-nilai spiritual, Phool berhasil meyakinkan kuil-kuil di India bahwa bunga-bunga ini akan kembali ke “tangan Dewa” dalam bentuk dupa yang juga digunakan untuk beribadah.
Bahkan CEO Unilever, Paul Polman mengakui bahwa perusahaan Phool merupakan contoh sempurna dari ekonomi sirkular, Paul Polman juga mengatakan kepada pihak Phool untuk terus menetapkan standar agar orang lain dapat mengikutinya.
Perwujudan SDGs
Selain mendorong ekonomi sirkular, Phool juga berkontribusi langsung pada beberapa poin SDGs. Terutama SDG 12 (Responsible Consumption and Production) dan SDG 6 (Clean Water and Sanitation). Dengan mencegah limbah bunga masuk ke sungai, Phool membantu menjaga kualitas air dan kesehatan ekosistem. Sementara itu, pengolahan limbah menjadi produk baru mendukung pola konsumsi yang lebih bijak dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Dengan melibatkan perempuan dari komunitas sekitar Kanpur sebagai tenaga kerja. Phool juga mewujudkan SDG ke 5 (Gender Equality) dan SDG ke 8 (Decent Work and Economic Growth). Dimana para pekerja perempuan dilatih, diberdayakan, dan bisa mandiri secara ekonomi. Phool tidak hanya melihat permasalahan ini sebagai peluang bisnis, namun juga berusaha mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya.
Konsep seperti ini sangatlah sederhana, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja, bahkan dalam skala rumah tangga. Startup seperti Phool ini setidaknya dapat memotivasi banyak pihak untuk dapat peduli pada lingkungan dan masyarakat sekitar.