Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cerita Joe Hart Sempat Depresi saat Tak Lagi Dibutuhkan Pep Guardiola
28 Mei 2020 16:23 WIB
Tulisan dari Sportainment tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, masa-masa keemasan dilalui Joe Hart ketika bermain untuk Manchester City. Ia sempat jadi kiper terbaik kepunyaan Inggris. Bahkan, ia juga membantu City meraih lima gelar, termasuk dua di antaranya yaitu Premier League.
Namun, periode indah Hart terhenti seketika Pep datang. Bermain dengan membangun serangan dari belakang, eks manajer Barcelona itu pun membutuhkan kiper dengan kemampuan olah bola yang bagus. Hart dinilai bukan sosok yang tepat.
Alhasil, Claudio Bravo jadi pilihan utama. Hart yang tak mau jadi cadangan pun dipinjamkan ke Torino. Namun, sejak itu karier kiper kelahiran Shrewsbury itu semakin menurun. Sempat dipinjamkan ke West Ham, kini Hart membela Burnley sejak musim panas 2018.
“Ini akan terdengar menyedihkan tapi benar adanya, yaitu tak bermain dan tak diinginkan. Hal itu terjadi dengan manajer baru (Pep Guardiola) di Manchester City, mungkin saja manajer terpenting di dunia,” ungkap Hart dikutip dari Daily Mail.
ADVERTISEMENT
Hart sendiri sebenarnya menyadari bahwa Pep Guardiola bukannya membencinya. Hanya, dirinya memang bukan jenis kiper yang diinginkan pelatih berkepala pelontos tersebut.
“Itu agak menurun dari sana,” sebut Hart.
Lewat acara Football, Prince William and our Mental Health yang disiarkan BBC, Hart mengaku kepada pangeran William mengenai titik terendah dalam kariernya, termasuk saat ini di mana ia kesulitan menembus tim utama Burnley.
“Namun itu bukanlah awan hitam. Saya nyaman dengan apa yang terjadi. Ya, saya bersedih, ya saya kecewa tak bisa bermain karena saya tahu ingin jadi apa, saya tahu di mana saya seharusnya berada, saya tahu apa yang bisa diberikan pada laga,” ujar Hart.
Tak seperti saat di Manchester City , Hart mengaku kini sudah mulai bisa menerima untuk jadi kiper kedua. Baginya, merupakan sebuah tantangan untuk bisa bersaing memperebutkan tempat.
ADVERTISEMENT
“Saat ini saya tidak terpilih, sesederhana itu. Kamu tahu, di sekolah, tidak dipilih, itu sulit. Saya rasa sekarang bisa saja jadi waktu yang kelam bagi saya, tapi tidak. Saya melihatnya sebagai tantangan," ungkap kiper berusia 33 tahun tersebut. (bob)