Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Membangun Kebiasaan dan Etika Yang Baik Pada Mahasiswa PAI
21 Mei 2024 8:54 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari sri yuliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tak jarang kita mendengar kata “Etika” dalam kehidupan sejari-hari. Kata Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno. Kata Yunani Ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti tempat tinggal, yang biasa, padang rumput kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Etika menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Di antara beberapa cara yang mungkin etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu. (Henny Saida Flora, 2019: 24).
ADVERTISEMENT
Makna kebiasaan berasal dari kata biasa, yang mengandung arti pengulangan atau sering melakukan walau dalam waktu yang berbeda dan ditempat yang berbeda pula. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan tidak terlepas dari sebuah nilai-nilai atau values. Kebiasaan yaitu sesuatu yang biasa dikerjakan, tingkah laku yang sering diulang sehingga lama-kelamaaan menjadi otomatis dan bersifat menetap. kebiasaan bisa diartikan sebagai hal-hal yang dilakuan berulang-ulang, sehingga dalalm melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. (Nunu Nurfirdaus, 2019: 38).
Kebiasaan-kebiasaan yang dapat diterapkan pada mahasiswa PAI salah satunya adalah kebiasaan dalam menjawab orang yang bersin. Bersin merupakan fenomena refleks yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita merasakan adanya iritasi pada saluran pernapasan atas, seperti hidung, bersin menjadi respons alami yang muncul. Penyebab utama bersin adalah iritasi pada saluran pernapasan atas, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya, alergi adalah salah satu penyebab paling umum dari bersin. Ketika tubuh terpapar alergen, seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan, sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan merespons secara berlebihan, menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan memicu bersin (Hasan Basri, 2022).
ADVERTISEMENT
Interaksi sosial seorang muslim dipengaruhi oleh kebiasaan dan etikanya. Salah satu etika yang ditunjukkan dalam Islam adalah menjawab ketika orang lain terisak. Mahasiswa Pendidikan Islam (PAI) berperan penting dalam menyadarkan dan menyebarkan kecenderungan tersebut dalam situasi mereka saat ini. Memahami dan menerapkan ajaram ini akan memperbaiki sifat hubungan sosial serta mendorong perasaan harmonis dan rasa saling menghargai.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ketika seseorang bersin, ia harus mengucapkan "Alhamdulillah" dan orang yang mendengarnya dianjurkan menjawab dengan "Yarhamukallah". Salah satu hadis yang mendukung ajaran ini adalah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلِ: الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَإِذَا قَالَ لَهُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَلْيَقُلْ: يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ" (رواه البخاري).
ADVERTISEMENT
Artinya : Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian bersin, maka hendaklah ia mengucapkan 'Alhamdulillah' (segala puji bagi Allah), sedangkan yang mendengarnya berkata, 'Yarhamukallah' (Allah merahmatimu).'' (HR. Bukhari). (Mudhofatul Afifah, 2018).
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah menyarankan agar orang yang bersin menutup mulutnya dengan tangan atau sapu tangannya. Ini merupakan tindakan sopan yang membantu mencegah penyebaran droplet dan partikel ke udara, menghindari penularan penyakit kepada orang lain. Namun, Rasulullah juga menekankan bahwa tangan yang digunakan untuk menutup mulut saat bersin tidak boleh menggunakan tangan kanan, karena tangan kanan biasanya digunakan untuk berbagai aktivitas ibadah. Pengecualian diberikan jika seseorang takut menjadi terkena gila, dalam hal ini boleh menggunakan tangan kanan. (Hani Hilyati Ubaidah, 2014).
ADVERTISEMENT
Daripada sekedar menghafal hadis ini, mahasiswa PAI harus memahami konteks dan maknanya. Pemahaman yang mendalam akan membantu mereka menerapkan ajaran ini dengan penuh perhatian. Mahasiswa PAI turut serta dalam proses menciptakan masyarakat yang menghargai dan menghormati satu sama lain secara konsisten mengamalkan tata krama.
Dengan demikian, lingkungan akan menjadi harmonis dan kondusif dalam pembelajaran dan interaksi. Menghidupkan sunnah untuk menjawab ketika orang lain bersin, bukan hanya tentang mengikuti ajaran agama, tapi juga tentang meletakkan akhlak sosial yang baik. Bagi mahasiswa PAI, memahami dan menerapkan ajaran ini bisa menjadi langkah kecil namun besar dalam menyebarkan kualitas Islam di mata masyarakat. Dengan menunjukkan kebiasaan dan moral, mereka dapat membantu membangun iklim yang penuh dengan rasa hormat dan simpati, yang merupakan inti dari pelajaran Islam.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Afifah, M. (2018). Pendidikan Akhlak Masyarakat Perspektif Hadist. Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan, 2(2), 266-281.
Basri, H. (2022). HADITS DAN SAINS; Menelusuri Relevansi Antara Hadits dan Sains dalam Bingkai I’jaz Ilmi.
Flora, H. S. (2019). Etika dan Tata Tertib Disiplin Mahasiswa. Jurnal Law Pro Justitia, 4(2).
Nurfirdaus, N. & Risnawati. (2019). Studi Tentang Pembentukan Kebiasaan dan Perilaku Sosial Siswa (Studi Kasus di SDN 1 Windujanten). Jurnal Lensa Pendas. Vol. 4(1).
Ubaidah, H. H. (2014). Kajian hadis tematik seputar bersin: perspektif ilmu medis.