Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Festival Taman Budaya Soeteja: Jendela Kekayaan Budaya Banyumas
24 Desember 2024 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Steffanie Mulya Vernanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keramaian memenuhi Taman Budaya Soeteja. Antusias untuk melihat beragam kesenian dan kebudayan Banyumas, dimana pengunjung disambut dengan panggung yang penuh dengan alat musik tradisonal. Karena Festival ini menghadirkan kekayaan kesenian yang awam bagi pengunjung yang tidak biasa bahkan tidak pernah melihat kesenian yang akan di tampilkan.
Kesenian yang menarik nan indah diperlombakan sebagai bentuk apresiasi pelakon seni dalam melestarikan kesenian yang jarang dilirik oleh banyak orang. Kesenian yang disajikan seperti Gandalia, Bongkel, Begalan, Angguk, Aksi Muda, Sholawat Jawa, Gadon, Laisan, Buncisan, Ujungan, Dolanan Bocah, Rindik, hingga Cowongan. Yang berlomba menunjukan pertunjukan yang menarik dengan cerita dan alunan irama yang indah dalam iringannya.
Meski diguyur hujan yang lebat tak mengurungkan semengat para peserta dalam memperlihatkan berbagai kesenian yang sangat indah. Hari pun semakin malam pegelaran tidak berhenti pada pertunjukan kesenian, namun banyak pertunjukan dari para pengisi acara yang semakin meramaikan suasana dinginnya malam di Gedung Soeteja dengan pertunjukan dari Lesung yang berkolaborasi dengan Orkes Dangdut yang dilanjutkan dengan penampilan dari tarian dari sanggar papua dan kenthongan.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya semakin meriah dengan kompetisi band SMA, dengan memberikan wadah bagi siswa untuk mengekspresikan dalam sebuah lirik lagu tradisional yang dibalut dengan musik yang modern.
Hari berlalu hingga malam dimana banyak pertunjukan dari Astakiri dimana membawakan lagu dengan nuansa magis dengan lagu dan irama yang memiliki makna yang tentunya indah. Tak kalah menariknya dari asrakiri ada keroncong interlude yang membawakan lagu lagu kekinian dengan alunan musik keroncong.
Festival Taman Budaya Soeteja bukan sekadar perayaan seni, melainkan jembatan antara masa lalu dan masa kini. Di tengah derasnya arus modernisasi, festival ini menjadi napas segar yang mengingatkan generasi muda akan indahnya akar budaya mereka. Tradisi yang mungkin sempat terlupakan kini kembali hadir, penuh warna dan ceritaTradisi ini bukan hanya milik orang tua kita, tapi juga milik kita semua, dimana sebuah budaya yang telah ada layak untuk dipertahankan sebagai bentuk identitas yang layak di lestarikan.
ADVERTISEMENT