Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pembagian Program Tahunan Rastrada Gelombang 3 Di Kelurahan Kepanjenkidul
3 November 2022 20:32 WIB
Tulisan dari KKNT Kelompok 25 Kepanjenkidul tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Putih, kecil, dan mengenyangkan. Apa yang teman - teman pikirkan? Iya benar, itu adalah beras. Beras merupakan bagian biji atau bulir dari tanaman padi (gabah) yang sudah terpisah dari sekam. Beras sendiri merupakan bahan pokok utama yang dikonsumsi oleh kita. Sehingga sebagian besar masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai petani dan membuat negara Indonesia memiliki julukan Negara Agraris. Para petani di Benua Asia memproduksi sekitar 90% dari total produksi beras dunia namun negara kita berada pada peringkat ketiga yang menghasilkan beras sekitar 70,8 juta ton. Sedangkan untuk posisi pertama diduduki oleh China (Tiongkok) dengan jumlah produksi sebesar 206,5 juta ton dan India di posisi kedua dengan jumlah produksi sebesar 153,8 juta ton. Tidak mengherankan bila negara - negara tersebut menghasilkan beras sebanyak itu mengingat jumlah populasi di ketiga negara tersebut yang termasuk banyak atau besar.
ADVERTISEMENT
Di negara Indonesia, provinsi yang menghasilkan beras terbesar adalah Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Produksi di setiap provinsi tersebut didominasi oleh petani kecil (dari kalangan masyarakat) dan bukan yang dikelola oleh perusahaan negara maupun swasta. Fakta menariknya adalah negara kita masih mengimpor beras setiap tahun (untuk menjaga tingkat cadangan beras) meskipun Indonesia berada di peringkat ketiga. Alasan dibalik kejadian tersebut adalah kurang optimalnya teknik yang digunakan oleh petani di negara kita dan konsumsi per kapita beras yang tinggi oleh populasi yang tinggi. Selama beberapa dekade, Indonesia mengimpor sekitar 3 juta ton beras dari Thailand dan Vietnam yang dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Oleh karena itu pemerintah Indonesia memiliki dua cara untuk mencapai swasembada beras. Pertama, pemerintah mendorong petani - petani untuk meningkatkan produksi dengan bantuan subsidi pupuk dan inovasi teknologi. Kedua, masyarakat diminta untuk mengurangi konsumsi beras dan mempromosikan konsumsi bahan pokok selain beras.
ADVERTISEMENT
Sebagian dari cara tersebut telah berhasil meskipun kebanyakan masyarakat kita enggan untuk mengganti beras dengan bahan pokok lainnya. Di salah satu kota di Indonesia terdapat program swasembada beras yaitu Bantuan Beras Sejahtera Daerah (Rastrada) di Kelurahan Kepanjen Kidul, Kota Blitar dilakukan pada tanggal 04 Oktober 2022 yang disambut oleh kedatangan Wali Kota Blitar, Drs. H. Santoso, M.Pd.
Bantuan ini disalurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) antara lain orang tidak mampu, duda, janda, dan yatim piatu sebanyak 10.164 keluarga di Kota Blitar dengan rincian masing-masing keluarga mendapatkan 40 kg untuk periode 4 bulan, yakni September, Oktober, November, dan Desember. Adapun persyaratan dalam proses pengambilan Rastrada ini yaitu dengan membawa fotocopy KK, KTP, dan kartu Rastrada. Kegiatan Rastrada ini dibantu oleh mahasiswa kelompok 25 KKNT-MBKM UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dengan adanya program Rastrada ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam meringankan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Karena akhir - akhir ini tengah ditetapkan kenaikan bahan bakar minyak yang menimbulkan dampak segala kebutuhan bahan pokok naik salah satunya beras. Karena kondisi demikian maka pembagian Rastrada yg seharusnya disalurkan pada bulan Desember dimajukan pada bulan Oktober tujuannya agar bisa membantu meringankan kebutuhan bahan pangan warga kota Blitar.
ADVERTISEMENT