Mitigasi Realis Negara Minimalis Pemicu Kenaikan Angka Emisi Gas Rumah Kaca

STEVEN SUSANTO
Steven Susanto, seorang multidisipliner yang kerap aktif dalam organisasi. Ia memiliki minat dalam menulis cerita berbasis fiksi, dan membaca isu terkini. Ia berprofesi pada bidang Hubungan Internasional institusi pend. Universitas Katolik Bandung.
Konten dari Pengguna
4 Januari 2023 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari STEVEN SUSANTO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Kerendahan kehadiran komitmen realis negara menanggapi krisis emisi gas rumah kaca saat ini memicu perubahan wujud muka bumi. Peningkatan jumlah karbon memikat perhatian negara seluruh dunia berhubung dampak konkret negatif terwujud seputar negara. Berdasarkan sarana data situs “our world in data” eksistensi emisi peningkatan karbon dunia kian meningkat seiring kurun waktu. Negara sebagai aktor utama perihal kontribusi emisi karbon toleran terhadap aksi relevan bertujuan merendahkan angka krisis tercatat. Perkara aksi jatuh kepada tangan lembaga juga institusi terkait perubahan lingkungan dan iklim setiap negara. Kehadiran usaha reduksi dampak emisi gas rumah kaca hingga tahun ini menjadi aspek kritis kasat mata memicu tolak belakang dengan realita.

Isu terkait peningkatan karbon menimbulkan dampak negatif bersifat realis terhadap lingkungan serta memicu perhatian pemerintah negara mencetuskan bentuk mitigasi. Menghadapi isu berkelanjutan serta pengembangan ide perihal solusi menerapkan pengaturan pemerintah negara melalui pandangan berfokus aspek lingkungan domestik. Teori politik hijau memerankan pandangan dengan mengutamakan lingkungan, memperhatikan aspek koeksistensi lingkungan alam terhadap manusia serta dampak bersifat realis seiring kurun waktu. Peran lingkungan domestik Indonesia relevan terkait teori politik hijau berhubung pandangan utama teori mengacu pada aspek mitigasi alam, selaku Indonesia kerap mengharapkan penurunan emisi gas rumah kaca serta mengutamakan kehadiran lingkungan sebagai solusi menurunkan angka karbon tinggi. Penanganan Indonesia tergadap deforestasi akibat ekspansi di Papua merupakan salah satu tindakan konkret mengkaji teori politik hijau sebagai acuan utama, di mana penanganan solusi terhadap isu terkait lingkungan hadir secara tajam.
Gambar 1. Foto tangkap tayang, Total Emisi Gas Rumah Kaca (Sumber: https://ourworldindata.org/greenhouse-gas-emissions)
Pengutipan data terkait situs “our world in data” menentukan deviasi nilai emisi gas rumah kaca terhitung tinggi. Data tercatat menunjukkan kenaikan signifikan terhadap angka karbon setiap negara bagian awal tahun 1990 hingga 2020 tanpa kehadiran penurunan radikal. Kenaikan drastis secara menyeluruh berawal tahun 2004 seiring kenaikan angka berkelanjutan negara China sebagai pemasok karbon tertinggi di dunia saat ini, mengungguli negara Amerika Serikat. Aspek nampak terhubung konteks data kenaikan angka menunjukkan kontribusi negara maju dominan ekstensif daripada negara berkembang. Diferensiasi data tertera berhubung negara maju mengedepankan modernisasi, mencakup sektor industrialisasi serta ekonomi, terhitung krusial perihal menghadirkan angka karbon relatif tinggi melampaui statistik kontribusi negara berkembang konkret keseluruhan rendah, seperti negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Usaha bentuk konkret perihal menurunkan nilai angka emisi karbon kurun beberapa tahun mendatang merupakan peraihan utama negara. Awal kemunculan aksi terhadap pembentukan mitigasi negara Indonesia melatarbelakangi kenaikan emisi gas rumah kaca melalui kadar polusi sektor industri dan kendaraan domestik, kehadiran peningkatan membawa pemerintah Indonesia untuk mencetuskan kontribusi penurunan emisi karbon tahun 2017 serta menghadirkan target tahun mendatang 2030. Berdasarkan data tercetus Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, premis komitmen Indonesia sebagai negara berkembang melibatkan partisipasi aktif pemerintah terpusat, serta bantuan internasional sesuai dalam perpres 71/2011 perihal menurunkan angka emisi gas rumah kaca secara domestik. Komitmen konkret terhadap premis tercetus Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional (GRK), mengungkit berbagai jenis kategori. Hasil komitmen akhir tahun 2016, tercatat kontribusi penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 8,7% dengan perbandingan peningkatan emisi gas rumah kaca awal tahun 2000 hingga tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,9% per tahun.
Gambar 2. Presiden Joko Widodo (kanan) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden AS Joe Biden di sela-sela rangkaian kegiatan KTT G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Senin, 14 November 2022. (Sumber: https://indonesia.go.id/g20//g20/galeri/foto/detail/3342?lang=1 Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay)
Sektor lembaga serta institusi mengambil peran dalam merealisasi perkara terkait penurunan angka emisi gas rumah kaca. Kehadiran institusi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia merupakan bagian upaya krusial dalam menghadirkan revitalisasi kondisi iklim domestik Indonesia terkait kontribusi aksi realis terselenggara Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia melalui situs “Knowledge Centre – Perubahan Iklim” menunjukkan kehadiran konsep “First NDC” (Nationally Determined Contribution), dengan tujuan mengurai transisi Indonesia menuju masa depan rendah emisi gas rumah kaca, menajamkan ketahanan iklim ekstrem, memasukkan kategori bidang aspek kehutanan, energi, pertanian, industri, serta limbah. Hasil penerapan konsep terkait “First NDC” merupakan komitmen serta kewajiban aspek bantuan, terutama terhadap pihak domestik selaku perolehan tujuan bersifat sederajat, dengan kesertaan pihak Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim mengemukakan target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia hingga tahun 2030. Kehadiran aspek mitigasi realis lain tercermin kontribusi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia membawakan suara delegasi Indonesia dalam rangkaian kegiatan perkumpulan teori hijau, mencakup Paris Agreement 2015, serta G20 Indonesia.
Gambar 3. Foto tangkap tayang, Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) per Jenis Bahan Bakar di Indonesia (2021-2030) (Sumber: https://dataindonesia.id/ragam/detail/emisi-gas-rumah-kaca-indonesia-diproyeksi-terus-naik-hingga-2030)
Aspek toleransi negara terhadap pemecahan masalah merupakan nilai meragukan terhadap relevansi terkait ekspektasi hasil usaha saat ini. Kemunculan rencana mitigasi sebagai solusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca merupakan pencetusan atas dasar peran pemerintah, di mana institusi serta lembaga domestik kurun waktu saat ini mencerminkan aspek kekurangan dalam kehadiran mitigasi realis bentuk konkret. Semenjak kemunculan solusi konkret bersifat realis dalam rangkaian penurunan emisi gas rumah kaca sesuai Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim akhir tahun 2016, data isu terkait seiring kurun waktu kian meningkat hingga tahun 2022. Ketidakhadiran solusi sebagai mitigasi saat ini kontradiktif dengan target utama pembentukan premis komitmen Indonesia dengan tujuan menurunkan angka emisi gas rumah kaca pihak pemerintahan serta lembaga institusi lingkungan Indonesia. Dampak realis atas solusi minimalis negara tercermin terutama tahun 2022, di mana iklim serta cuaca ekstrem kerap terjadi setiap hari di bagian daerah Indonesia, dengan dasar angka perkiraan emisi gas rumah kaca melalui jumlah peningkatan karbon, Indonesia mengalami peningkatan emisi karbon berkelanjutan terutama berdasarkan sektor gas, batu bara, serta kendaraan domestik membawa peningkatan emisi sebesar 89,3% tanpa kehadiran solusi mitigasi realis.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim dunia saat ini marak berkelanjutan mengubah wujud muka bumi atas latar belakang negara sebagai pemicu karbon tinggi tanpa kehadiran mitigasi realis. Pemicu perkembangan emisi karbon jatuh terhadap pemerintah negara selaras pemberian hak pemecahan masalah merupakan tanggung jawab lembaga domestik. Kehadiran data realis mengulas teori politik hijau dunia memicu perhatian lembaga serta institusi lingkungan Indonesia dalam merancang solusi utama perihal menurunkan angka emisi karbon. Kekritisan terhadap penerapan aspek solusi sebagai mitigasi merupakan fokus institusi negara bersifat kontradiktif terhadap kehadiran mitigasi kurun waktu saat ini. Acuan atas solusi membawa pemberian tindakan relevan sebagai usaha mempesertakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia di bawah Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Indonesia.
Daftar Referensi
ADVERTISEMENT
Arı, Tayyar & Gökpınar, Fatih. (2019). Green Theory in International Relations. Penerbit Anadolu University, 161-178
Ritchie, H. (2020). Greenhouse gas emissions. Our World in Data. Retrieved from https://ourworldindata.org/greenhouse-gas-emissions
Kontribusi Penurunan Emisi GRK Nasional, Menuju NDC 2030 – Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. (2017). Retrieved from http://ditjenppi.menlhk.go.id/berita-ppi/3150-kontribusi-penurunan-emisi-grk-nasional,-menuju-ndc-2030.html
Knowledge Centre Perubahan Iklim - Komitmen Indonesia. (2017). Retrieved from http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/tentang/amanat-perubahan-iklim/komitmen-indonesia
Rizaty, Monavia Ayu. (2022) Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia Diproyeksi Terus Naik hingga 2030 – DataIndonesia.id. Retrieved from https://dataindonesia.id/ragam/detail/emisi-gas-rumah-kaca-indonesia-diproyeksi-terus-naik-hingga-2030