109 Tahun Lalu, Lahirnya Pahlawan Indonesia Sutan Syahrir

Sudah Tahu Belum
Setiap hari banyak tahu.
Konten dari Pengguna
5 Maret 2018 11:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sudah Tahu Belum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sutan Sjahrir (Foto: histori.id)
zoom-in-whitePerbesar
Sutan Sjahrir (Foto: histori.id)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sutan Syahrir (Soetan Sjahrir) adalah Pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Maret 1909 adalah seorang intelektual, perintis, dan revolusioner kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, ia menjadi politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947. Ia juga mendirikan Partai Sosialis Indonesia pada tahun 1948.
ADVERTISEMENT
Syahrir lahir dari pasangan Mohammad Rasad gelar Maharaja Soetan bin Soetan Leman gelar Soetan Palindih dan Puti Siti Rabiah yang berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat. Ia pernah mengenyam sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS) dan sekolah menengah Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) terbaik di Medan. Pada 1926, ia masuk ke sekolah lanjutan atas Algemene Middelbare School (AMS) di bandung, di mana sekolah tersebut adalah sekolah termahal di Hindia Belanda pada saat itu.
Dia juga bergabung dalam Himpunan Teater Mahasiswa Indonesia (Batovis) sebagai sutradara, penulis skenario, dan juga aktor. Dari hasil pementasan tersebut digunakan untuk membiayai sekolah yang ia dirikan, Tjahja Volksuniversiteit (Cahaya Universitas Rakyat). Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke negeri Belada di Fakultas Hukum, Universitas Amsterdam. Dan di sana ia mendalami sosialisme, secara sungguh-sungguh ia mempelajari teori-teori sosialisme, pada penghujung tahun 1931, Syahrir meninggalkan kampusnya untuk kembali ke tanah air dan terjun dalam pergerakan nasional. Ia kemudian bergabung dengan organisasi Partai Nasional Indonesia (PNI Baru), yang pada Juni 1932 diketuainya.
ADVERTISEMENT
Pada 26 Juni 1946 di Surakarta terjadi peristiwa penculikan terhadap dirinya oleh kelompok oposisi Persatuan Perjuangan yang tidak puas atas diplomasi yang dilakukannya. Kelompok tersebut menginginkan kedaulatan penuh (Merdeka 100%) yang dicetuskan oleh Tan Malaka. Sedangkan kabinet yang berkuasa pada saat itu hanya menuntut pengakuan kedaulatan atas Jawa dan Madura.
Presiden Soekarno sangat marah atas aksi penculikan tersebut dan memerintahkan Polisi Surakarta menangkap para pimpinan kelompok tersebut. Setelah terjadinya penculikan tersebut, ia hanya bertugas sebagai Menteri Luar Negeri, tugas sebagai Perdana Menteri diambil alih oleh Presiden Soekarno. Selepas memimpin kabinet, ia diangkat menjadi penasehat Presiden Soekarno sekaligus Duta Besar Keliling. Ia mendirikan Partai Sosialis (PSI) pada tahun 1948.
Syahrir meninggal di Zurich, Swiss, 9 April 1966 pada usia 57 tahun. Ia meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.
ADVERTISEMENT