Konten dari Pengguna

32 Tahun Silam, Challenger Menyentuh 'Wajah Tuhan'

Sudah Tahu Belum
Setiap hari banyak tahu.
28 Januari 2018 16:20 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sudah Tahu Belum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Awak Challenger 1986 (Foto: NASA Human Space Flight Gallery)
zoom-in-whitePerbesar
Awak Challenger 1986 (Foto: NASA Human Space Flight Gallery)
ADVERTISEMENT
Andai pesawat ulang-alik Challenger tidak meledak di angkasa pada hari itu, Christa McAuliffe mungkin menjadi masyarakat biasa pertama yang menuju ruang angkasa. Dia adalah guru SMA yang berasal dari New Hampshire dan lulus dari program Guru di Ruang Angkasa NASA. Program ini dapat memberikan pengajaran dari ruang angkasa oleh guru kepada murid-muridnya, sekaligus untuk membangkitkan antusiasme di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sayang beribu sayang, 28 Januari 1986, tepat 32 tahun lalu, harapan itu berbuah petaka. Pada detik ke-73 dari peluncurannya di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pesawat ruang angkasa Challenger meledak dan hancur berkeping-keping.
McAuliffe dan 6 awak lainnya, yaitu Michael Smith, Dick Scobee, Judith Resnik, Ronald McNair, Ellison Onizuka, dan Gregory Jarvis, dipastikan tewas. Peristiwa tersebut cukup mengejutkan karena Challenger juga sudah menjalani misi sebanyak 9 kali sebelumnya. Berikut adalah cuplikan meledaknya Challenger.
Lalu apa yang menyebabkan pesawat ulang-alik NASA kedua setelah Columbia ini meledak?
Dari investigasi mendalam, diketahui bahwa sebuah segel penutup yang disebut dengan O-ring pada Solid Rocket Booster (SRB) sebelah kanan pesawat mengalami kerusakan di awal peluncuran. Akibat rusaknya O-ring, gas panas bertekanan tinggi bisa keluar dari bagian dalam booster dan menyebabkan pembakaran massal dari tanki bahan bakar pada detik ke-72. Kemudian, karena kecepatan yang tinggi, beban aerodinamis membuat Challenger meledak sedetik kemudian.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa cuaca yang sangat dingin berkontribusi terhadap kerusakan segel O-ring. NASA juga berkesimpulan, dengan temperatur yang sedingin hari itu, pesawat ulang alik sebenarnya tidak aman untuk diluncurkan.
Meski para awak tidak mungkin menyelamatkan diri sesaat sebelum ledakan, berdasarkan alat bantu pernapasan darurat yang diaktifkan manual, ada indikasi 3 dari 7 awak masih hidup pada detik ke-73 tersebut. Sebelum 2 menit 45 detik kemudian, ketika kepingan Challenger menghantam Samudra Atlantik, NASA memastikan tidak ada yang selamat.
Kejadian tragis itu disaksikan ribuan pasang mata yang melihat melalui siaran televisi langsung. Presiden Amerika Serikat saat itu, Ronald Reagan, menyampaikan pidato khusus untuk ketujuh kru. Dia mengutip puisi berjudul 'High Flight' atau 'Terbang Tinggi'.
ADVERTISEMENT
"Kita tak akan pernah melupakan mereka, juga saat terakhir kali kita melihat mereka, baru pagi ini. Saat mereka mempersiapkan sebuah perjalanan, dan melambai mengucapkan selamat tinggal, meninggalkan Bumi, untuk menyentuh 'wajah Tuhan'."
Peristiwa itu juga membuat program NASA vakum selama 32 bulan, sebelum pesawat ulang-alik Discovery lepas landas pada 29 September 1988. Sementara itu, pesawat Challenger digantikan oleh Endeavour yang baru melakukan peluncuran perdana pada tahun 1992.
Beberapa hari lalu, NASA mengenang 17 astronaut yang tewas dalam kecelakaan pesawat antariksa, termasuk 7 astronaut yang tewas dalam tragedi Challenger ini. Baca selengkapnya: NASA Kenang Tewasnya 17 Astronaut di Kecelakaan Pesawat Antariksa
Pesawat ulang-alik Challenger (Foto: Kiki Amalia Octora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat ulang-alik Challenger (Foto: Kiki Amalia Octora/kumparan)