Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
365 Tahun Lalu, Nieuw Amsterdam Didirikan
2 Februari 2018 11:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Sudah Tahu Belum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
New York, kota yang terkenal sebagai kota yang tidak pernah tidur dengan gedung-gedung pencakar langitnya ini, awalnya adalah sebuah pemukiman Belanda. Sejak awal abad ke-17, tepatnya tahun 1609, para pengembara Belanda mendirikan pemukiman kolonial di ujung selatan kawasan Manhattan yang disebut New York Bay.
ADVERTISEMENT
Daerah permukiman ini terletak di tepi Sungai Hudson. Pada tahun 1625, akibat adanya ancaman dari penguasa koloni Eropa lainnya, Serikat Hindia Barat membangun benteng pertahanan di pintu masuk Sungai Hudson. Saat itu, Belanda memang mendirikan dua perserikatan untuk mengelola koloni di barat (Serikat Hindia Barat) dan di timur (Serikat Hindia Timur), termasuk Indonesia.
Lalu, pemerintah kolonial Belanda yang menginginkan Amsterdam ada di benua Amerika pun mendirikan kota secara resmi di pemukiman kecil tersebut. Pada 2 Februari 1653, tepat 365 tahun lalu, Nieuw Amsterdam atau New Amsterdam didirikan. Kota ini menjadi ibukota dari wilayah New Netherlands.
Kota yang memiliki populasi sekitar 800-2.000 orang tersebut menjadi pusat perdagangan yang penting bagi Belanda. Dengan membawa aliran emigran untuk membangun kota, pada tahun 1664, total populasi di New Amsterdam sudah mencapai 10.000 orang.
ADVERTISEMENT
Namun, di tahun 1667, Belanda harus menyerahkan New Amsterdam ke tangan Inggris. Konflik dan peperangan untuk menguasai perdagangan dan ekonomi menjadi pemicu utamanya. Peperangan tersebut dikenal dengan nama Perang Anglo-Dutch II.
Belanda dan Inggris pun menandatangani Perjanjian Breda atau Traktat Breda (Treaty of Breda), yang intinya New Netherlands dengan New Amsterdam jatuh ke tangan Inggris. Namun, Belanda tetap memegang kontrol di Suriname dan Hindia Belanda Timur. James II, Duke of York dan Duke of Albany, yang mengakusisi wilayah tersebut kembali menamainya New York.
Drama tidak berhenti sampai di sana. 9 tahun berselang, tepatnya tahun 1673, Belanda kembali menyerang pasukan Inggris dengan armada 21 kapal. Mereka kembali menguasai New York dan mengubah namanya menjadi Nieuw Oranje atau New Orange.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, kontrol tersebut berlangsung sangat singkat. Pada tahun 1674, atau sekitar setahun kemudian, Inggris secara permanen menguasai kota tersebut setelah kembali melakukan perjanjian dengan Belanda yang dikenal dengan Traktat Westminters. Dan untuk kedua kalinya, kota ini kembali ke namanya, New York. Hingga kini.
Namun, andai Belanda tidak kalah dalam peperangan dengan Inggris tersebut, mungkin New York sekarang akan banyak dengan keturunan Jawa. Seperti yang terjadi di Suriname. Andai saja.