Saat Kecil, Louis Vuitton Hidup sebagai Gelandangan

Louis Vuitton (Foto: wikimedia.org)

Nama Louis Vuitton akrab dikenal sebagai brand fesyen papan atas. LV bernaung dalam LVMH (Moët Hennessy Louis Vuitton SE) bersama brand-brand high-end lain, seperti Dior, Bvlgari, dan TAG Heuer.

Semua orang paham bahwa LV adalah barang mewah. Namun, tidak semua orang tahu bahwa pendiri brand ini menjalani hidup yang amat sulit saat ia kecil.

Louis Vuitton lahir pada 4 Agustus 1821 di Anchay, Prancis bagian timur. Ayahnya seorang petani, dan ibunya seorang tukang giling. Hidupnya saat itu tidaklah mudah. Malah tambah menderita, ketika ibunya meninggal, dan ayahnya menikah lagi. Sementara Vuitton saat itu baru berusia 10 tahun.

Louis Vuitton konon tidak tahan dengan ibu tirinya. Alhasil, ia, yang waktu itu baru berusia 13 tahun, memilih minggat ke Paris yang berjarak 292 mil atau sekitar 470 kilometer dari Anchay. Perjalanannya ke Paris ditempuh dengan berjalan kaki dan menghabiskan waktu 2 tahun.

Untuk menyambung nyawa, sepanjang perjalanan, Louis Vuitton bekerja serabutan. Baru pada tahun 1837, saat ia telah tiba di Paris, Louis Vuitton mulai menemui karir yang pas. Vuitton bekerja di sebuah workshop pembuatan koper terkenal milik Monsieur Marechal.

Ilustrasi toko Louis Vuitton. (Foto: Wikimedia Commons)

Di workshop tersebut kemampuan Vuitton kian terasah. Vuitton juga mulai terkenal, ketika dipercayai oleh istri Napoleon untuk mengepak pakaian-pakaiannya setiap akan berpergian. Paham dirinya sudah begitu terkenal, pada 1854 Louis Vuitton memilih keluar dari workshop milik Monsieur Marechal, dan membuat perusahaan sendiri.

Perusahaan yang menggunakan namanya itu sukses hingga sekarang. Sementara Louis Vuitton sendiri, harus menghembuskan napas terkahirnya pada 27 Februari 1892, di usia 70 tahun.