Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Balada Keluarga Endang, Makan Rebus Pepaya Huni Saung Tengah Kebun di Sukabumi
23 Februari 2020 11:37 WIB
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Cerita memilukan datang dari Endang Setiawan bersama istrinya serta kedua anaknya. Keluarga ini menghuni sebuah saung yang berada tak jauh dari Sungai Cikarang di Kampung Cilawang, Desa Ciracap, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.
ADVERTISEMENT
"Saya asli warga Kecamatan Ciracap, tiga tahun lalu pernah punya istri orang Desa Tegallega. Namun sudah cerai dan sekarang kembali lagi ke Kecamatan Ciracap. Kalau KTP masih Desa Tegallega, Kecamatan Lengkong. Namun berkeinginan untuk menetap di Kecamatan Ciracap," ucap Endang Setiawan, kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (22/2/2020).
Sudah hampir tujuh bulan, keluarga kecil ini tinggal di lahan perkebunan milik seseorang warga Kecamatan Ciracap. Endang bekerja mengurus lahan dengan luas sekitar tujuh hektar dengan gaji per minggu Rp 500 ribu.
Namun uang yang diterima ini dipotong oleh pemilik lahan karena saat itu Endang meminjam uang untuk membangun saung dan kebutuhan sehari-hari. "Saya disuruh menanam jagung, pisang, cabe durian, serta kacang, pokoknya mengurus dan diam di lahan tersebut," jelas Udil.
ADVERTISEMENT
Saung yang dihuninya dibangun dari bambu dan atapnya daun kelapa kering. Tidak ada penerangan begitupun dengan MCK. Tinggal di saung membuat keluarga ini dihantui rasa was-was, ketika hujan turun air menyelusup masuk. Binatang pun menjadi khawatiran. "Yang sangat dikhawatirkan banyak ular," lirihnya.
Jarak saung dengan permukiman warga ini sekitar satu kilometer dan berada di tengah perkebunan. Endang pasrah dengan keadaan ini. Pernah saat itu, karena uang habis untuk membayar utang yang melilit membuat keluarga ini tidak mampu beli beras hingga terpaksa makan rebus pepaya muda.
Endang pun kini sedang memikirkan anaknya yang beranjak besar dan harus sekolah. Sudah pasti, kata Endang, biaya hidup juga bertambah. "Yang jadi pikiran anak mau masuk sekolah tahun depan, yang besar sudah menginjak 6 tahun lebih dan yang kecil baru dua tahun," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: RAGIL GILANG
Redaktur: ANDRI SOMANTRI