Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Curug Cimarinjung Tercemar Merkuri, Warga Ciemas Kabupaten Sukabumi Tolak Penambangan Liar
12 Februari 2018 7:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Curug Cimarinjung, di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, menjadi salah satu destinasi yang banyak menarik perhatian pengunjung Geopark Nasional Ciletuh Palabuhanratu. Sayangnya, air yang mengalir di curug nan indah ini diduga mengandung merkuri, dan limbah dari aktivitas penambangan emas ilegal di wilayah hulunya.
ADVERTISEMENT
Masyarakat sekitar pun yakin aliran air di Curug Cimarinjung dan sepanjang sungainya, membawa limbah sisa penambangan emas. Meski belum dipastikan di laboratorium, keyakinan ini muncul karena adanya dampak pencemaran ke sektor pertanian.
"Sebelum ada pertambangan emas liar di sekitar hulu Cimarinjung, sawah bisa panen sekitar 6 ton per hektar. Tapi sekarang sudah turun drastis, paling sekitar 4 ton per hektar, " ujar Ade Krisdiani (41 tahun), salah satu tokoh masyarakat di Kampung Cimarinjung ditemui sukabumiupdate.com, Minggu (11/2/2018).
Kondisi lumpur di pesawahan sekitar aliran Curug Cimarinjung pun tampak tak biasa. Ade menduga, ini menjadi salah satu indikasi pencemaran.
"Belum lagi dampak kesehatan, banyak warga yang kena penyakit gatal dan susah sembuh," tambah Ade.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga dikatakan Eden (47 tahun), salah satu tokoh masyarakat Cimarinjung lainnya. Pihaknya mendukung pemerintah untuk segera menghentikan aktivitas penambang emas ilegal.
"Efeknya sangat berbahaya untuk lingkungan," tutur Eden.
"Dampak merkuri ini kan tidak langsung, mungkin saat ini yang terdampak hanya tanaman kami. Bisa-bisa nanti masyarakat terkana dampaknya langsung," tutur Eden.