Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Diisukan Dukun Santet, Ini Kata Ustad Soal Korban Penganiayaan di Ciemas Sukabumi
13 Maret 2018 21:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB

ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Atikah (40 tahun), wanita yang menjadi korban penganiayaan sadis dua orang pria tak dikenal masih menjalani perawatan medis di rumah sakit. Di tengah masyarakat, warga Kampung Babakankubang RT 4 RW 2, Desa Mekarsakti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi itu pernah diisukan sebagai dukun santet.
ADVERTISEMENT
Namun, isu tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan tokoh ulama setempat. Bukan dukun santet, Atikah dikenal taat beragama.
"Kami mengenal ibu Atikah sebagai warga yang taat beragama, kami tidak pernah ada konflik sama keluarga bu Atikah," ujar Ustad Ahmad (47 tahun), tokoh agama di Kampung Babakankubang RT4 RW 2, Desa Mekarsakti, Kecamatan Ciemas, ditemui sukabumiupdate.com, Selasa (13/3/2018).
Saat kejadian, Atikah juga tengah usai melaksanakan ibadah Salat Magrib. Mukena putih berlumuran darah pun Ia kenakan saat tubuhnya dihajar dua pria tak dikenal.
Pun begitu dengan sang suami, Apud. Saat kejadian Apud sedang salat berjamaah di mushola dekat rumah.
"Suaminya seorang muadzin. Bu Atikah itu rajin ikut pengajian," tutur Ahmad.
Ahmad tidak memungkiri, tak banyak warga yang datang ke lokasi beberapa saat setelah Atikah diketahui dianiaya. Warga ketakutan ditanyai polisi.
ADVERTISEMENT
"Mungkin takut ketanyaan sama pihak polisi," imbuhnya.
Sementara itu, Kades Mekarsakti Ahmad Bajuri sudah mengunjungi keluarga korban. Pihaknya memastikan tidak ada konflik antara keluarga korban dengan warga sekitar.
"Sudah saya cek ke warga, dan memang tidak ada masalah," pungkas Ahmad Bajuri.
Anak Atikah, Herlan (39 tahun), menuturkan saat kejadian Ia sedang berada di Palabuhanratu. Atikah mengalami luka luar.
"Luka luar sudah membaik, tinggal operasi mengeluarkan peluru, karena di RSUD Jampangkulon tidak sanggup dan harus dirujuk" tutur Herlan.
"Hasil dari rongtenan pertama pelurunya satu. Cuma saat di rongten lagi pada pukul 12.00 WIB tadi, peluru yang terlihat jadi dua. Jaraknya berdekatan," kata Herlan.