Konten Media Partner

Kreatif, Pasutri Asal Waluran Kabupaten Sukabumi Manfaatkan Limbah jadi Rupiah

11 Desember 2017 9:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kreatif, Pasutri Asal Waluran Kabupaten Sukabumi Manfaatkan Limbah jadi Rupiah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Ditangan orang kreatif, apapun bisa disulap menjadi barang cantik yang memiliki nilai seni. Limbah pun bisa dimanfaatkan menjadi barang yang punya nilai ekonomis.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan Emang Sulaeman (51 tahun) dan Yuningsih (47 tahun). Pasutri asal Kampung Cijengkol, Desa Caringin Nunggal, Kecamatan Waluran ini sudah tujuh bulan merintis usaha kreatifnya.
"Kami memanfaatkan barang-barang yang sudah jadi limbah untuk kemudian diolah menjadi barang yang lebih bernilai," ujar Yuningsih ditemui di Festival Geopark Ciletuh Palabuhanratu, belum lama ini.
Dalam menjalankan usaha kreatifnya, pasutri ini berbagi tugas. Emang biasa mengkreasikan limbah batok kelapa untuk dibuat menjadi sejumlah kerajinan seperti teko, cangkir, sendok, vas bunga, hingga miniatur alat tradisional dari kayu atau akar-akaran.
Sementara Yuningsih kebagian tugas mengolah limbah rumah tangga seperti botol plastik bekas, kertas koran, kain perca, dan lainnya untuk dijadikan aksesori.
"Selama ini kami bergabung dengan komunitas Palapah, Saung Palapah Katresna Bunda Yuni. Disitu kami mendapatkan informasi dan motivasi untuk menjalankan usaha kreatif ini," kata Yuningsih.
ADVERTISEMENT
Setiap hasil kerajinan dijual dengan harga variatif, tergantung bentuk dan tingkat kesulitan pembuatannya. Kisaran haranya antara Rp 15 ribu hingga Rp 400 ribu.
Kerajinan Yuningsih dan suaminya sudah diikutsertakan dalam sejumlah pameran industri kreatif di Sukabumi.
"Kami buka kios di Waluran, alhamdulillah sudah sering kirim ke konsumen di luar Sukabumi seperti Bogor maupun Jakarta," pungkas Yuningsih.