Ragam Kuliner Tak Biasa dari Pajampangan Sukabumi, Kalau Berani Silahkan Coba!

Konten Media Partner
27 Juni 2020 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Getok goreng, belalang goreng dan ulat sagu goreng. | Sumber Foto:Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Getok goreng, belalang goreng dan ulat sagu goreng. | Sumber Foto:Istimewa
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah daerah memiliki kekhasan dalam sajian makanan termasuk di Kabupaten Sukabumi. Selain khas, makanan yang disajikan terbilang unik bahkan ekstrem karena bahan utama atau bumbunya yang tak biasa.
ADVERTISEMENT
Seperti olahan makanan dari daerah selatan Kabupaten Sukabumi ini. Ada beberapa menu makanan dari daerah yang disebut Pajampangan ini bahan dasarnya serangga bahkan ulat sagu.
Kendati demikian, olahan ekstem ini menambah ragam kuliner Sukabumi. Apa saja makanan yang tak biasa itu?
Tumis Ulat Kawung yang Konon Bisa Dongkrak Vitalitas
Warga sekitar menyebutkannya ulam kawung. Namun lebih banyak yang mengenalinya dengan nama ulat sagu. Ulat yang berasal dari pohon aren yang telah membusuk ini sejatinya adalah larva kumbang yang telah menetes. Ulat sagu sendiri berwarna putih, gemuk dan berukuran besar, selain pada pohon aren, ulat tersebut juga dapat ditemukan pada pohon kelapa.
"Di daerah Pajampangan disebut ulam kawung, karena didapat dari pohon kawung (aren) yang sudah membusuk," ujar Hikmat warga Desa Mangunjaya, Kecamatan Waluran, kepada Sukabumiupdate.com, Kamis (11/6/2020).
ADVERTISEMENT
Untuk memasaknya cukup ditumis kemudian bumbu penyedap, bawang putih, bawang merah, dan cabe rawit. Memasaknya jangan terlalu lama kalau perkiraan sudah matang langsung angkat.
Tak hanya dimasak, bagi yang berani ulat sagu ini akan dimakan langsung.
"Ada juga sebagian orang yang memakan mentah, meyakini untuk menambah vitalitas pria, namun saya belum pernah kalau mentah," terangnya.
Anak Capung Digoreng
Saat kecil pasti sebagai orang merasakan serunya menangkap capung dengan menggunakan getah pohon. Tapi kali ini yang dibahas bukan capung yang sudah dewasa atau yang sudah bisa terbang, melainkan saat capung itu berbentuk nimfa yang banyak ditemui di pesawahan.
Oleh warga di wilayah Pajampangan, nimfa yang disebut getok ini ditangkap untuk diolah dengan cara digoreng.
ADVERTISEMENT
"Kami menyebutnya Getok. Kalau sudah besar hewan tersebut jadi papatong alias capung," kata warga Kampung Nangkawangi RT 02/04 Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Unang (40 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Jumat (21/2/2020).
Menurut dia, getok hampir menyerupai belalang, namun saat ditangkap getok tidak bisa terbang. Biasanya, getok diburu pada pagi hari di area persawahan.
Setelah getok terkumpul barulah masuk dapur. Yang pertama dilakukan adalah getok harus dicuci terlebih dahulu sampai benar-benar bersih kemudian tiriskan.
Untuk bumbunya persiapkan bawang merah, cabai merah, bawang putih ditumbuk halus dan penyedap rasa. Getok dan bumbu tersebut disatukan dan digoreng. Catatannya menggoreng getok ini jangan terlalu kering dan kalau mau getok bisa juga digoreng pakai terigu seperti membuat rempeyek atau gorengan. Biasanya getok ini jadi cemilan atau sebagai teman makan nasi.
ADVERTISEMENT
Goreng Belalang Masih Favorit Warga Pajampangan
Bagi warga Pajampangan, Kabupaten Sukabumi kuliner ekstrem yang satu ini masih jadi salah satu sajian favorit. Apalagi kalau bukan Belalang Goreng atau warga Pajampangan menyebutnya Goreng Simet.
Warga Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Sandi Jawa (38 tahun) menyebut, saat musim hujan belalang akan begitu mudah ditemui di kebun atau ladang sekitar Pantai Ujung Genteng dan Pantai Pangumbahan.
Berburu belalang pun dimulai. Setelah terkumpul banyak baru lah masuk ke proses memasak yang begitu simpel. Perlu diingat, sebelum dimasak sayap dan isi perutnya harus dibuang kemudian belalang yang sudah siap dicuci sampai bersih.
Belakang pun digoreng dan tambah penyedap rasa kemudian irisan bawang putih dan cabai merah.
ADVERTISEMENT
Redaktur: ANDRI SOMANTRI