Konten Media Partner

Sanggar Soeraoeng Warna Sukabumi, Buktikan Seni Tradisional Tak Kalah Keren

4 Agustus 2018 14:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sanggar Soeraoeng Warna Sukabumi, Buktikan Seni Tradisional Tak Kalah Keren
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SUKABUMIUPDATE.com - Kemajuan zaman tidak menyurutkan para pelaku seni dan budaya di Sukabumi untuk terus berkaya. Dengan sentuhan tangan-tangan kreatif, para pelaku seni tetap bisa menghadirkan kesenian yang kekinian.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan "Soeraoeng Warna". Salah satu sanggar seni yang berbasis di Kota Sukabumi. Para seniman di Soeraoeng Warna piawai mengkolaborasikan seni tari dan tarik suara tradisional dengan yang modern.
Pendiri Soeraoeng Warna, Dewa Bezana (44 tahun) mengatakan, salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah dengan menciptakan kelompok seni Gending Funky. Hal ini dilakukan untuk menggugah semangat anak muda Kota Sukabumi dalam berkesenian.
"Gending Funky ini Kolaborasi antara alat tradisional dengan modern. Setidaknya anak muda yang suka nge Band mengenal Waditra (Alat Kesenian Sunda) sehingga mereka mencoba dan dengan sendirinya terbiasa mencintainya," ujarnya kepada sukabumiupdate.com belum lama ini.
Menurut pria yang juga seorang penyiar di salah satu stasiun radio ini, alat musik tradisional dapat mengiringi semua genre musik. Mulai dari jazz, pop, dangdut dan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kami terus berupaya mengkolaborasi alat musik tradisional. Karena bisa mengiringi semua genre musik dengan harapan kembali menggugah giroh untuk mengenalkan kembali alat musik tradisional sedikit demi sedikit," jelasnya.
Nama Gending Funky, kata Dewa mempunyai arti tersendiri. Gending artinya alat musik jenis Gamelan, sedangkan Funky penuh emosi dan irama atau kolaborasinya.
"Kalau Soeraong Warnanya lahir pada tahun 2000 dan awaknya Sanggar Soeraoeng Warna bukan di bidang seni, tapi sanggar sandiwara radio. Karena saya sendiri di radio jadi ada penawaran salah satu radio swasta di Bekasi untuk membuat sandiwara radio maka muncullah nama itu," terangnya.
Arti dari Soeraoeng itu, tambah Dewa, artinya kemangi. Daun berwarna hijau yang tumbuh dimana-mana dan memiliki wangi yang khas. Selain itu, cocok disandingkan dengan berbagai makanan khas Sunda seperti oncom dan lainya.
ADVERTISEMENT
"Kalau warna hijaunya menggambarkan tutup pasaran (Tutup Keranda) sehingga ingat akan kematian. Karena kita tidak akan selamanya hidup didunia ini," paparnya.
Selain Gending Funky, Dewa juga menggarap karya lainya, yakni dibidang tari-tarian. Seperti tarian paketrok itek, putri mojang the mask, mojang koci, kembang leungeun, dan yang terakhir bentang Cikundul.
"Kalau Bentang Cikundul lahir pada awal Juli 2018 lalu dan sudah tampil di Kota Malang, Riau dan Tarakan. Tiga orang penarinya dari Soeraong Warna dan Tiga lagi dari Mojang Kota Sukabumi," katanya.
Rencananya, Bentang Cikundul ini akan menjadi daya tarik wisata di pemandian air panas Cikundul, Kota Sukabumi. Namun kembali lagi kebijakan pemerintah kota.
"Mudah mudahan dapat menarik para pengunjung untuk datang ke Cikundul. Saya juga berharap Bentang Cikundul ini dapat memiliki musik yang khas tersendiri. Baik menggunakan Sinden atapun tidak," pungkasnya.
ADVERTISEMENT