Konten Media Partner

Abrasi Air Laut Kikis Permukiman Warga di Pesisir Pantai Polewali Mandar, Sulbar

10 Januari 2021 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abrasi air laut mengikis permukiman warga di pesisir pantai di Dusun Ga'de, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Foto: Dok. Humas Pemprov Sulbar
zoom-in-whitePerbesar
Abrasi air laut mengikis permukiman warga di pesisir pantai di Dusun Ga'de, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Foto: Dok. Humas Pemprov Sulbar
ADVERTISEMENT
POLEWALI MANDAR - Abrasi air laut mengancam permukiman warga yang berada di pesisir pantai di Dusun Ga'de, Desa Tangnga-tangnga, Kecamatan Tinambung, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat.
ADVERTISEMENT
Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar, saat mengunjungi dusun tersebut mengatakan salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh pemerintah yaitu melakukan relokasi.
"Tadi kita sudah melihat lokasi abrasi pantai itu, memang kondisinya padat. Untuk penganganan awal, akan dipindahkan ke ke lokasi yang lebih aman," kata Ali Baal, saat meninjau Dusun Ga'de, Sabtu (9/1).
Dia menambahkan, Pemprov Sulbar juga akan melakukan penataan dalam waktu dekat di permukiman tersebut, khususnya pembangunan tanggul pemecah ombak.
"Kita akan tetap memperbaiki tanggul yang rusak dan juga lokasi yang rusak," imbuhnya.
Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar, saat meninjau warga di Dusun Ga'de, Polewali Mandar, Sulbar. Foto: Dok. Humas Pemprov Sulbar
Wakil Ketua DPRD Sulbar, Usman Suhuriah mengemukakan, tempat tersebut membutuhkan perbaikan tanggul penahan ombak agar warga yang bermukim di dusun itu tidak terus terancam banjir pasang, terutama saat musim angin barat.
ADVERTISEMENT
Usman menyampaikan terima kasih kepada Gubernur telah memberikan perhatian kepada warga setempat.
"Warga yang bermukim di situ terus-menerus terancam banjir pasang, apalagi saat musim angin barat. Makanya, di tempat itu dibutuhkan perbaikan tanggul penahan ombak yang pernah ada di situ. Saya sepakat dengan wacana relokasi serta perbaikan tanggul pemecah ombak, dengan begitu warga yang bermukim di tempat tersebut tidak terus terancam banjir pasang," ujar Usman.
Maryani, salah seorang warga setempat mengatakan ancaman abrasi yang mengancam rumahnya bersama puluhan warga lainnya sudah dialami sejak 10 tahun terakhir.
"Kalau air naik pak, sampai ke dalam rumah, dan kami sudah terbiasa. Bahkan, sudah ada dua rumah warga yang hancur karena hantaman ombak," tuturnya.
ADVERTISEMENT