Konten Media Partner

Achmad Kirang, Prajurit Indonesia yang Gugur dalam Operasi Woyla

10 November 2019 5:03 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung Lettu Infanteri Anumerta Achmad Kirang, prajurit Kopasanda asal Mamuju yang gugur dalam operasi pembebasan sandera pesawat Garuda DC-9 Woyla. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Patung Lettu Infanteri Anumerta Achmad Kirang, prajurit Kopasanda asal Mamuju yang gugur dalam operasi pembebasan sandera pesawat Garuda DC-9 Woyla. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Selain Hajja Andi Depu yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2018 lalu, Sulawesi Barat punya sosok pejuang lain yang namanya dikenang hingga kini.
ADVERTISEMENT
Sosok tersebut adalah Letnan Satu (Lettu) Infanteri Anumerta Achmad Kirang yang gugur dalam operasi pembebasan sandera pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Thailand, pada Selasa 31 Maret 1981.
Achmad Kirang lahir di Mamuju pada 8 November 1949 dan meniti karier sebagai anggota TNI hingga bergabung di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopasanda), cikal bakal Komando Satuan Pasukan Khusus (Kopassus). Namanya diabadikan menjadi nama jalan, lapangan, serta patungnya dibangun di tengah-tengah Kota Mamuju.
Ismail Rusli, salah seorang anggota Komunitas Mamuju Tempo Doeloe, mengatakan saat itu terjadi pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla oleh teroris pada 28 Maret 1981 yang menyamar sebagai penumpang.
Pemerintah ketika itu menugaskan sekitar 20 pasukan Kopasanda termasuk Achmad Kirang untuk melakukan penyelamatan dan pembebasan terhadap para sandera di Bandara Don Muang, Thailand. Para teroris tersebut memaksa pilot untuk terbang keluar Indonesia.
ADVERTISEMENT
Potret Lettu Infanteri Anumerta Achmad Kirang. Foto: Istimewa
"Pasukan Kopasanda ini tiba di Bandara Don Muang pada 30 Maret 1981. Mereka kemudian melakukan penyergapan sekitar pukul 03.00 (waktu setempat) ke pesawat Garuda DC-9 yang tengah parkir di Bandara Don Muang tersebut," ujarnya, Sabtu malam (9/11).
Ismail menambahkan, pasukan Kopasanda berhasil masuk ke dalam pesawat tersebut dan sempat terjadi baku tembak antara teroris dengan pasukan Kopasanda. Empat teroris berhasil ditembak mati, dan satunya lagi berhasil ditangkap.
Namun, Achmad Kirang bersama Kapten Pilot Herman Rante tertembak oleh pembajak tersebut. Mereka sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya keduanya tidak tertolong. Keduanya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
"Atas jasanya ini, Achmad Kirang yang gugur dalam aksi penyelamatan sandera itu dinaikkan pangkatnya dua tingkat secara anumerta. Ada juga satuan dalam Kopassus yang mengabadikan nama beliau," jelasnya.
ADVERTISEMENT