Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Jenkatrin Lumpuh Usai Divaksin, Dinkes Sulbar Tunggu Hasil Pemeriksaan Dokter
9 Juli 2021 17:09 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:58 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, Jenkatrin (25) mengaku mengalami kelumpuhan usai mengikuti vaksinasi COVID-19 jenis Sinovac di Puskesmas Karama, Kecamatan Kalumpang, pada Rabu (30/6/2021). Dia kini dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo Makassar setelah beberapa hari menjalani perawatan di RSUD Regional Sulbar.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Muhammad Ihwan, mengungkapkan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dokter ahli terkait kondisi Jenkatrin.
Ihwan menuturkan, mereka belum bisa memastikan kelumpuhan itu terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) usai vaksinasi COVID-19.
"Belum ditemukan penyebabnya, makanya (Jenkatrin) dirujuk ke rumah sakit Wahidin Makassar. Kami masih menunggu info dari Wahidin," jelas Ihwan kepada Sulbar Kini, Jumat (9/7/2021).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Asran, mengatakan pihaknya sudah memediasi semua pihak terkait kejadian yang dialami oleh Jenkatrin. Dinkes Sulbar telah melakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait menindaklanjuti kasus dugaan KIPI yang dialami oleh Jenkatrin usai mengikuti vaksinasi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Tugas Dinkes Sulbar di sini sebagai mediator. Kita sudah memediasi dan mendengarkan keterangan pihak-pihak terkait dengan kejadian ini," ujar Asran.
Jenkatrin, perempuan berusia 25 tahun warga Desa Karama, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) kini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Dia dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo Makassar setelah beberapa hari menjalani perawatan di RSUD Regional Sulbar.
Jenkatrin mengaku mengalami kelumpuhan sehari setelah menjalani vaksinasi COVID-19 jenis Sinovac pada Rabu (30/6/2021) lalu. Dia menyatakan mengikuti vaksinasi COVID-19 tahap pertama di desanya di Puskesmas Karama, Kecamatan Kalumpang, sekitar pukul 14.00 WITA.
"Saya divaksin sekitar jam dua siang, habis itu malamnya saya pusing dan mual. Saya bangun paginya, kakiku mulai keram, saya belum curiga, disangka efek tertindis karena tidur, tapi lama-lama kok tidak hilang-hilang. Saya panik, panggil mama dan papa. Kaki saya sudah tidak bisa diangkat," kata Jenkatrin, Selasa (7/7/2021).
ADVERTISEMENT
Dia menyebutkan, dirinya belum siap divaksin COVID-19 karena memiliki riwayat penyakit epilepsi saat masih SD. Kendati demikian, Jenkatrin mengaku mengikuti vaksinasi COVID-19 atas desakan petugas kesehatan setempat.
"Ada petugas yang merangkul tangan saya dan bilang kamu harus divaksin karena sering keluar kampung," ujarnya.
"Saya sempat sampaikan kalau ada penyakit saya dulu, tapi tim medis tidak menanyakan lebih lanjut penyakit apa," sebutnya.