Makam Imam Lapeo di Polewali Mandar Ramai Dikunjungi Peziarah Usai Idul Fitri

Konten Media Partner
17 Mei 2021 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu peziarah mengunjungi makam Imam Lapeo di Campalagian, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu peziarah mengunjungi makam Imam Lapeo di Campalagian, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu tradisi masyarakat di tanah air usai merayakan Lebaran Idul Fitri adalah mengunjungi atau berziarah ke makam keluarga, leluhur, dan tokoh agama yang dihormati.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Sulawesi Barat. Salah satu makam ulama yang ramai dikunjungi yaitu makam KH Muhammad Thahir atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Lapeo di Desa Lapeo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
Bagi masyarakat Mandar, sosok Imam Lapeo merupakan ulama yang mengembangkan syiar Islam di wilayah tanah Mandar sekaligus menjadi imam pertama yang mendirikan masjid di Lapeo. Dia lahir di Pambusuang pada tahun 1839 dan giat menyebarkan syiar Islam di masa penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang hingga wafat pada tahun 1952.
Salah satu peninggalannya yaitu Masjid Nurut Taubah yang kini dikelola oleh cucu dan keturunannya. Di masjid ini pula, terdapat makam Imam Lapeo yang ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah di Sulawesi Barat hingga luar provinsi.
ADVERTISEMENT
"Dalam sehari, ada ratusan warga datang ziarah sejak pagi hingga malam," kata warga setempat, Wahid, kepada Sulbar Kini, Senin (17/5/2021).
Makam Imam Lapeo berada di kompleks Masjid Nurut Taubah yang didirikan semasa hidupnya. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
Menurut dia, puncak ramainya pengunjung berziarah ke makam Imam Lapeo hingga 10 hari setelah Lebaran. Para peziarah ini datang dari berbagai daerah.
Selain mengunjungi makam Imam Lapeo, beberapa peziarah juga menyempatkan berkunjung ke rumah keturunan Imam Lapeo yang berada di depan Masjid Nurut Taubah untuk didoakan dan sebagai bentuk hajat.
"Biasanya jalan macet karena banyaknya peziarah yang datang," ujar Wahid.
Halimah (40), seorang peziarah asal Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, mengaku sudah lama dia tidak berziarah ke makam Imam Lapeo.
"Terakhir saya datang ke sini waktu kelas 3 SMP," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Ramlah, peziarah asal Mamuju, menyatakan, dirinya biasa menyempatkan singgah ke makam Imam Lapeo saat dalam perjalanan dan melintas di depan Masjid Nurut Taubah yang berada di ruas jalur Trans Sulawesi Mamuju-Polman ini.
"Sering datang bersama keluarga untuk berziarah di makam Imam Lapeo, atau singgah pada saat melintas," tandasnya.