Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Penjelasan Kadis Kesehatan Sulbar soal Vaksinasi di Polman Masih di Bawah Target
13 Januari 2022 14:49 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Capaian vaksinasi COVID-19 untuk dosis pertama di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) baru mencapai 63,8 persen atau masih di bawah target yang dicanangkan pemerintah di angka 70 persen.
ADVERTISEMENT
Capaian vaksinasi COVID-19 di daerah ini sekaligus yang terendah di antara enam kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang rata-rata sudah mencapai 70 persen.
"Untuk Polman capaian vaksinasi baru 63,8 persen. Masih ada 6,2 persen untuk bisa mencapai 70 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat, Asran Mahdy, kepada SulbarKini di kantornya, Selasa (11/1/2022).
Menurut dia, capaian vaksinasi COVID-19 dosis pertama untuk Provinsi Sulawesi Barat masih 68,74 persen atau kurang 1,26 persen dari target 70 persen. Adapun vaksinasi COVID-19 dosis pertama di Mamuju yaitu 72, 21 persen, Majene 71,05 persen, Mamasa 71,11 persen, Mamuju Tengah 70,83 persen, dan Pasangkayu 70,56 persen.
Asran menyebutkan kendali yang dihadapi Polewali Mandar yakni wilayahnya yang luas dengan perbandingan jumlah penduduknya dua kali lipat dari kabupaten lainnya di Sulbar.
ADVERTISEMENT
"Bisa dipahami bahwa Polman itu dua kali lipat jumlah penduduknya dari Kabupaten Mamuju," ujar dia.
Asran menambahkan, sasaran vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Polewali Mandar sebanyak 300.000 lebih orang, sementara di Mamuju hanya di kisaran 1.070 jiwa.
"Ini yang perlu dipahami bukan berarti semangat (vaksinasi COVID-19) kurang di Polman, bukan berarti tidak gencarnya vaksinasi. Justru karena target sasaran banyak," imbuh Asran.
Kendala lain dalam vaksinasi COVID-19, kata dia, yakni sejumlah masyarakat yang enggan divaksin COVID-19.
"Ini kemarin kita bahas saat rapat penjaringan lini sektor bahwa kesannya kita di barat masyarakat sembunyi ke timur, petugas ada di utara masyarakat berpindah keselatan. Ini kejar-kejaran, jadi tidak bisa divaksin bukan berarti tidak ketemu, tetapi mereka tidak bisa digiring untuk vaksin," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Biasa kita temui ditempat vaksinasi agak ramai tetapi mereka menonton, bukan peserta vaksin. Ini yang menjadi tugas bersama kita untuk membuat masyarakat bisa datang mengikuti vaksinasi," pungkas Asran.