Konten Media Partner

Tak Kunjung Operasi Tumor Otak, Nur Aisyah Dipulangkan ke Majene

31 Oktober 2019 15:53 WIB
clock
Diperbarui 17 Februari 2020 19:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nur Aisyah, anak pengidap tumor otak asal Majene dibantu dengan oksigen karena mengalami kesulitan bernapas. Foto: Dok. Irawati
zoom-in-whitePerbesar
Nur Aisyah, anak pengidap tumor otak asal Majene dibantu dengan oksigen karena mengalami kesulitan bernapas. Foto: Dok. Irawati
ADVERTISEMENT
Dua bulan dirawat di Rumah Sakit (RS) Wahidin Sudirohusodo Makassar, Nur Aisyah (8), anak penderita tumor otak asal Lingkungan Labuang, Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, kini kembali ke Majene.
ADVERTISEMENT
Kondisi fisiknya yang lemah tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi pengangkatan tumor otak di kepalanya.
Ibunda Nur Aisyah, Irawati, mengatakan dia dan putrinya meninggalkan RS Wahidin Sudirohusodo Makassar dan kembali ke Majene pada Selasa malam (29/10).
Hal itu, kata dia, berdasarkan saran salah seorang dokter spesialis anak yang bertugas di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit).
"Dokter Aisyah, spesialis anak yang bertugas di ruang PICU menyarankan agar Nur Aisyah dipulangkan karena tak kunjung dioperasi. Alasan lainnya karena ruang PICU yang ditempati Nur Aisyah dirawat penuh dan banyak pasien lain yang masuk. Kata dokter, kalau ada apa-apanya dibawah kembali ke rumah sakit," kata Irawati, Kamis (31/10).
Untuk memudahkan mengontrol anaknya, Irawati mengaku terpaksa menyewa kos-kosan yang tak jauh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene.
ADVERTISEMENT
"Tiap bulan kami bayar Rp 250 ribu, itu pun belum masuk listriknya," ujarnya.
Nur Aisyah saat dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo. Foto: Dok. Istimewa
Sementara itu, ayah Nur Aisyah, Lukman yang sempat menemani putrinya dirawat di rumah sakit, terpaksa memilih kembali melakoni pekerjaannya untuk mendapatkan biaya bagi keluarganya.
Lukman yang bekerja sebagai buruh pandai besi pembuat parang di Lingkungan Labuang mengaku mendapatkan upah Rp 30 ribu per hari.
"Selama ini kami hanya dibantu relawan dan donatur yang tergerak memberikan bantuan untuk Nur Aisyah. Besar harapan kami dia bisa sehat kembali seperti dulu," harap Irawati.