Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Lorong Sunyi
22 Juni 2018 11:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Sulung Landung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu yang lalu, salah satu sahabat terdekat gue pernah bilang ke gue, "Lung kamu itu sadar gak sih, kamu itu kerap berjalan di lorong yang sunyi , mendengar nafas sendiri, sementara di luar sana hiruk pikuk riuh yg terkait dengan dunia kamu yang penuh dengan gemerlap "
ADVERTISEMENT
Gue merenungkan lagi apa yg AE bilang itu, memang pekerjaan dan profesi gue adalah pekerjaan yang selalu bersentuhan dengan sesuatu istimewa di mata awam yakni “Industri Bintang ”.
Begitu banyak sparkling di sana beriringan dengan sejuta pesona dan gemerlap. Pekerjaan yang datang silih berganti, kesibukan yg tidak pernah selesai, deadline yg tidak mengenal hari dan waktu, problem yg terus berseliweran, keputusan-keputusan yg harus cepat dibuat dan diselesaikan setiap harinya.
Follow up yang harus diselesaikan. Terus terang saja butuh energi yang konstan dan besar, Fisik yang prima beserta passion yang membara untuk menjalankan itu semua.
Dengan demikian, berjalan di "Lorong Sunyi" adalah momen gue untuk merenung, berhenti sejenak dari segala hiruk pikuk, mengumpulkan kembali energi dan tenaga. Untuk selalu eling, grounding, dan memelihara semangat, daya tahan untuk bekerja, berkarya, dan menghadapi segala macam situasi yang bisa datang kapan saja.
ADVERTISEMENT
Seperti yg dikatakan temen gue , "Lorong Sunyi" itulah yang membuat gue jernih melewati hidup. Tidak terbawa arus. Berjalan, berhenti sejenak, merenung, mendengarkan nafas sekaligus bersahabat, dan beradaptasi dengan segala macam situasi dan kemundian tumbuh berkembang menjadi pribadi yg melihat dan menerima hidup secara utuh serta menjadi murid kehidupan dengan penuh rasa syukur.
Berjalan di "Lorong Sunyi" bukanlah berarti kesepian. Berjalan di "Lorong Sunyi" bukan pula lari dari realitas dan permasalahan. Berjalan di "Lorong Sunyi" adalah waktunya berkontemplasi, merenung, bersyukur, dan merayakan perjalanan hidup gue yang sungguh sangat berwarna.