Konten Media Partner

Mengapa Harimau Memangsa Ternak Milik Warga?

2 November 2019 13:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sisa bangkai yang belum dihabiskan harimau. Foto : Sumut News
zoom-in-whitePerbesar
Sisa bangkai yang belum dihabiskan harimau. Foto : Sumut News
ADVERTISEMENT
MEDAN | Sudah empat kali harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) memangsa ternak lembu milik warga di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat dalam waktu hanya berselang enam hari.
ADVERTISEMENT
Lokasi kedua bangkai lembu pun berjarak hanya 1 km. Kedua bangkai ditemukan di pinggir kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), sekitar 300-500 meter.
Munawar Kholis, Ketua Forum Harimau Kita, sebuah lembaga yang konsen terhadap konservasi harimau mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilihat dari kasus tersebut.
Pertama, ternak tidak dikandangkan. Kemudian, harimau merasa nyaman karena mangsanya bisa didapatkan dengan mudah.
Bahwa kejadian sudah empat kali di lokasi yang sama, bisa jadi harimau sudah merasa nyaman di lokasi tersebut.
Hal itu membuat harimau kemudian menjadikan lokasi itu sebagai teritorialnya, karena mudah mendapatkan mangsa.
"Karena mudah dapat mangsa di situ, dia akan ke situ lagi. Ketagihan," katanya, Sabtu (2/11/2019). 
Lokasi penemuan bangkai ternak milik warga. Foto : Sumut News
Dijelaskannya, hal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi harimau yang memangsa ternak warga, terkait jenis kelamin dan umurnya.
ADVERTISEMENT
Jantan betina, kata dia, kalau sudah dewasa harimau akan ke pinggir hutan untuk menghindari harimau lain atau menyelamatkan anaknya.
Harimau jantan remaja, juga bisa ke pinggir hutan karena melihat di dalam hutan sudah ada harimau lain yang memiliki teritorialnya sehingga dia harus mencari wilayah teritorialnya sendiri.
"Kalau harimau melihat di daerah itu tidak ada harimau lain, dan mangsanya mudah, dia akan menetapkannya sebagai teritorialnya, maka dia akan datang lagi ke situ," bebernya.
Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari serangan harimau. Pertama, ternak harus dikandangkan, terutama ketika menjelang petang.
Pasalnya, harimau mencari mangsa saat petang hingga fajar. Kedua, masyarakat harus lebih sering membuat bunyi-bunyian agar harimau tidak merasa nyaman di lokasi tersebut dan memangsa ternaknya.
ADVERTISEMENT
"Kalau tidak ada penghalauan, ya pasti akan datang lagi," ucapnya.
Petugas BB TNGL dan aparat melakukan koordinasi. Foto : Sumut News
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah V Bahorok BB TNGL, Palber Turnip mengatakan, di Desa Timbang Lawan hingga kini tercatat sudah empat kali terjadi kasus harimau memangsa ternak milik warga.
Pertama kali pada tahun 2014, lalu 2018, 26 Oktober 2019 dan 1 November 2019.
Tiga kasus pertama, ternak tersebut milik Jumingin dan yang terakhir milik Amat. Semuanya ditemukan berdekatan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Dari catatan, pada 2018 bangkai lembunya ditemukan di 500 meter dari batas kawasan TNGL.
Pada 26 Oktober, bangkai lembunya ditemukan di jarak 300 meter dari batas kawasan TNGL. Sedangkan anak lembu milik Amat, ditemukan 500 meter dari batas kawasan. Jarak kedua bangkai itu 1 km.
ADVERTISEMENT
Palber menambahkan, sebenarnya pihaknya sudah memberikan sosialisasi dan pengertian kepada warga agar mengandangkan hewan ternaknya.
"Tapi ini malah makin dekat dengan kawasan. Memang lokasi itu sempurna untuk ternak. Ada sungai dan rumput banyak," katanya.
Sementara itu, Wildlife Trafficking Specialist dari Wildlife Conservation Society, Dwi Adhiasto mengatakan, peristiwa harimau menyerang ternak adalah hal normal. Jika harimau menyerang manusia, baru disebut anomali.
Harimau, kata dia, sama seperti halnya manusia, ketika ada mangsa yang mudah, dia tidak akan memilih mencari yang sulit.
"Mau harimau tua atau muda, jantan atau muda, kalau ketemu mangsa yang mudah tanpa keluarkan banyak energi, ya akan buru itu," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, hal yang utama adalah mengubah kebiasaan warga untuk mengamankan ternaknya ketika hendak senja. | SUMUT NEWS
ADVERTISEMENT