Konten dari Pengguna

Ada Air Mata Batistuta di Antara Fiorentina dan AS Roma

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
20 Desember 2019 15:09 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gabriel Batistuta saat berjersi AS Roma dan Fiorentina. Foto: AFP/GABRIEL BOUYS dan AFP/GERARD JULIEN
zoom-in-whitePerbesar
Gabriel Batistuta saat berjersi AS Roma dan Fiorentina. Foto: AFP/GABRIEL BOUYS dan AFP/GERARD JULIEN
ADVERTISEMENT
Gabriel Batistuta bakal selamanya dikenang oleh Fiorentina. Begitu pula sebaliknya, La Viola abadi di hati sang pria Argentina.
ADVERTISEMENT
Mereka telah merasakan jatuh-bangun dan suka-duka bersama di era 1990-an. Jadi wajar jika sosok Batistuta pantas diabadikan. Namanya 'haram' lekang tersapu zaman.
Biarlah abadi dalam memori 'Si Ungu'. Setidaknya, hingga bumi berhenti berotasi dalam satuan waktu.
Begini, pada era 1990-an, Fiorentina bukan klub yang jago-jago amat --sekarang juga, sih. Pada awal musim 1991/92, Batistuta merapat ke Stadio Artemi Franchi.
Inilah awal mula hubungan erat mereka terjalin. Bagi Batistuta, bisa mencetak 13 gol dari 27 laga Serie A Italia adalah hal yang positif.
Batistuta kala memperkuat Fiorentina. Foto: AP
Namun, ceritanya enggak selalu manis. Sekali lagi, karena waktu itu Fiorentina bukan klub yang jago-jago amat. Bahkan untuk sekadar bisa bertahan di Serie A Italia saja mereka sempat tergopoh-gopoh.
ADVERTISEMENT
Dan benar saja. Fiorentina terdegradasi pada musim kedua Batistuta di sana. Ironis, karena pria kelahiran Santa Fe itu sudah bersusah payah membikin 16 gol dari 32 laga Serie A.
Tapi, apa mau dikata? Mereka harus rela turun level ke Serie B yang notabene kompetisi level kedua.
Akan tetapi, justru dari sinilah relasi keduanya menguat. Batistuta tidak pergi, apalagi lari. Dalam hal ini, dia seperti mundur satu langkah untuk kemudian maju 1.000 langkah. Merendah dulu, meroket kemudian.
Di Serie B, Batistuta tetap tampil ganas, alih-alih lemas. Alhasil, trofi juara sukses dikemas. Artinya, mereka bisa kembali ke persaingan Serie A yang panas.
Setelah itu, Batistuta terus tampil kian menyengat. Wajar jika julukan 'Batigol' akhirnya tersemat. Dunia mengakuinya sebagai salah satu penyerang tertajam sejagad.
ADVERTISEMENT
Alhasil, satu trofi Coppa Italia dan Supercoppa Italiana mengisi kabinet trofi Fiorentina. Selama sembilan musim, Batistuta total bermain untuk Fiorentina 331 kali di lintas kompetisi dan jumlah gol yang dicetaknya adalah sebanyak 203.
Batistuta merayakan gol ke gawang Arsenal di turnamen Eropa. Foto: AFP/Adrian Dennis
Namun sialnya, ada satu masalah: Tidak ada gelar scudetto Serie A dan trofi juara turnamen Eropa.
Batistuta memang cinta Fiorentina. Tapi kalau hasratnya tak terpuaskan, ya, mau bagaimana?
Terpaksalah, dia menyeberang. Tujuannya ibu kota Italia. Sebuah klub yang lebih lengkap dari segi armada perang. AS Roma.
Gabriel Batistuta saat berjersi AS Roma. Foto: AFP/GABRIEL BOUYS
Bersama Giallorossi, tajinya kian menjadi. Meski begitu, publik Olimpico pernah jadi saksi. Tentang cintanya pada Fiorentina yang tak pernah mati.
Itu adalah musim perdananya membela AS Roma. Tepatnya pada 26 November 2000. Skuat asuhan Fabio Capello butuh tiga poin untuk mempertahankan takhta di puncak Serie A. Sial bagi Batistuta, karena Fiorentina adalah tamu yang harus dijamu.
ADVERTISEMENT
Laga itu sendiri berlangsung ketat. Tidak ada yang mau mengalah. Persis seperti para pemotor dan pengendara mobil di tengah lalu lintas yang padat. Dan AS Roma bukanlah tuan rumah yang ramah.
Hingga akhirnya, pada menit 83, kebuntuan pecah. Gol sensasional Batistuta dari jarak jauh menghujam keras jala Francesco Toldo. Keriangan membuncah. Roma unggul satu gol.
Akan tetapi, Batistuta justru berurai air mata. Membobol gawang klub yang sudah jadi bagian hidupnya bukan perkara mudah. Rekan satu timnya coba memeluknya, mengajaknya berbahagia. Namun, dia tetap ogah.
Pada akhirnya, Batistuta menggamit apa yang diimpikannya: Trofi juara Serie A. Ditambah satu trofi Supercoppa Italiana usai dia membantu Roma mengalahkan Fiorentina juga. Namun kala itu, dia tidak mencetak gol.
ADVERTISEMENT
Total, dalam lima pertemuan kontra Fiorentina di lintas kompetisi, Batistuta mencetak satu gol itu saja. Itulah satu-satunya 'dosanya' ke Fiorentina. Yang sudah ditebus dengan air mata.
Pada Sabtu (21/12/2019) dini hari WIB, Fiorentina bakal menjamu AS Roma. Dalam laga pekan ke-17 Serie A musim 2019/20 tersebut, sudah tidak ada Batistuta di antara mereka. Tapi, bolehkah kita menyebut laga itu sebagai 'Derbi Batistuta'?
----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.