Liverpool

Asisten Pelatih Liverpool Beberkan Kunci Kesuksesan Pressing Liverpool

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
2 Desember 2019 16:03 WIB
comment
49
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Liverpool bersama Klopp. Foto: Reuters/Craig Brough
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Liverpool bersama Klopp. Foto: Reuters/Craig Brough
ADVERTISEMENT
Pepijn Lijnders kembali bercerita soal 'dapur' Liverpool. Kali ini, tangan kanan Juergen Klopp itu membeberkan soal metode staf pelatih The Reds dalam melakukan pekerjaan sehari-harinya.
ADVERTISEMENT
“Juergen [Klopp] adalah pemimpin dan wajah tim, orang yang mendefinisikan karakter dan yang 'mencambuk' semua orang," ujarnya, dilansir The Guardian.
"Pete [Peter Krawietz] bertanggung jawab atas analisis dan menyiapkan segala hal seperti video yang diperlihatkan kepada para pemain. Saya bertanggung jawab untuk proses latihan," tambahnya.
Asisten Pelatih Liverpool, Pepijn Lijnders. Foto: REUTERS/Phil Noble
Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa Liverpool mampu menunjukkan pressing yang kuat di laga-laga yang mereka lakoni. Enggak bisa lihat bola di kaki lawan bentaran, langsung pengin direbut bawaannya.
“Kami memutuskan bersama-sama soal aspek apa yang mau dikembangkan, lalu saya membuat [menu] latihan. Cukup sederhana, ini hanya stimulasi berkelanjutan soal mentalitas kami untuk merebut bola secepat dan se-intens mungkin di lapangan," ungkapnya.
"Elemen itu selalu dihadirkan setiap latihan. Kami sebagai staf selalu berusaha menemukan cara agar para pemain bisa lebih spontan dan lebih kreatif,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Liverpool kini memang dikenal sebagai tim yang mampu bermain dengan counterpressing tinggi. Masalahnya, jelas itu bukan hal gampang. Bagaimana caranya agar para pemain bisa menguasai gaya bermain seperti itu?
Para pemain Liverpool musim 2019/20. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
Ada contoh menarik yang dipaparkan. Sebuah aturan yang diterapkan saat latihan untuk melatih kekompakan.
Misalnya, gol yang dicetak saat latihan baru akan dihitung gol jika semua pemain dari tim yang mencetak gol sudah melewati garis tengah lapangan.
Counterpressing hanya berhasil jika sebuah tim kompak di setiap waktu. Orang-orang bilang Liverpool jagonya ini atau itu, tetapi saya selalu bilang hal utama yang kami kuasai adalah kami selalu bersama [kompak],” ungkap Lijnders.
Menariknya, pria Belanda itu juga berani blak-blakan ihwal metode latihan yang mereka terapkan secara spesifik. Hmm... Lijnders enggak ada takut-takutnya dicontek tim lain, nih, tampaknya.
Ilustrasi pemain Liverpool melakukan rondo. Foto: Dok. Liverpool/Twitter
"Kita pakai rondo lima lawan dua, yang sebenarnya adalah pressing rondo. Permainan kami adalah tentang pergerakan dan kecepatan, dan lima pemain [dalam rondo itu) harus berlari tanpa henti. Dua pemain di tengah didorong untuk melakukan intersep dalam enam operan pertama," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Jika dua pemain berhasil [merebut bola], maka mereka berdua boleh keluar. Jika tidak, maka hanya pemain yang diintervensi yang boleh keluar. Ini semua bisa menstimulasi visi counterpressing, di mana kami mencoba mengganggu build-up lawan dalam beberapa sentuhan pertama mereka," jelasnya.
Pria 36 tahun itu menjelaskan, ada kalanya mereka juga menerapkan rondo tiga lawan tiga. Orang yang berhasil merebut bola bakal masuk ke tim yang kehilangan bola. Atau mungkin juga satu tim bakal bertukar peran jika mampu merebut bola.
Kenapa rondo penting? Bagi Lijnders, itu penting untuk menguatkan transisi instan dan melatih pemain agar tidak mudah kecewa usai kehilangan bola. Menurutnya, inilah metode latihan yang membentuk identitas Liverpool.
“Para pemain pertama-tama harus memahami pentingnya pressing. Mereka harus merasakannya, bukan dengan kepala, tetapi dengan hati. Mereka awalnya menjaga bola. Jika kehilangan bola, mereka harus mencurahkan segalanya [untuk merebutnya lagi]," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada yang kehilangan bola saat latihan, maka saya, Juergen, atau Pete bakal berteriak: ‘Kejar! Rebut lagi! Jangan berhenti!'. Suara kami sangat keras, orang yang di Manchester pun mungkin bakal mendengarnya, haha...," ungkap Lijnders.
Hmmm.... Nyindir siapa, nih, Lijnders? Mainnya no mention kayak anak abege, ah.
Tapi balik lagi, bicara soal identitas. Semua metode ini memang ditujukan untuk membentuk identitas Liverpool. Memangnya, apa, sih, identitas Liverpool?
"Karena identitas kami adalah intensitas. Itu selalu diterapkan saat latihan. Dan itulah yang saya sukai tentang drill: Anda dapat menstimulasi perilaku umum tertentu dan menciptakan banyak hal melalui latihan tim khusus. Untuk itulah saya hidup," ungkapnya.
Namun sebenarnya, dari mana inspirasi metode rondo ini? Untuk hal ini, Lijnders menyebut satu nama: James Milner atau Lijnders lebih suka menyapanya dengan "Milly". Bahkan rondo lima lawan dua kini disebutnya sebagai "Rondo Milly".
Kalau bukan karena James Milner, mungkin Liverpool tak akan sehebat sekarang. Foto: Reuters/Andrew Boyers
"Saya terinspirasi oleh James Milner, karena dia selalu mengintersep bola dalam beberapa operan pertama. Dia sangat cepat dan membawa fokus rondo ke tingkat yang lebih tinggi," akunya.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya memberikan dorongan tambahan untuk dua pemain di tengah jika mereka melakukan intervensi dalam enam operan pertama. Saya bilang ke Milly, 'Ini idemu!' Pemain lain menyukainya," lanjutnya.
Namun, Lijnders juga menegaskan bahwa mereka tidak hanya fokus pada pressing. Mereka juga melihat beberapa aspek lain untuk memenangkan laga.
“Saya juga melihat detail lawan yang bisa memberi kita keuntungan, seperti ruang yang mereka biarkan terbuka atau kelemahan lain yang bisa kita manfaatkan. Saya selalu mencoba untuk menjalin elemen-elemen itu di sesi latihan tanpa para pemain menyadarinya," ujarnya.
"75% dari lawan yang kami mainkan sejauh ini di Premier League telah mengubah sesuatu dalam formasi mereka sebelumnya," kata Lijnders yakin.
Ya, pada akhirnya, metode latihan inilah yang membawa mereka bisa jadi juara Liga Champions 2018/19. Musim ini, mereka berpotensi menyabet banyak trofi. Namun jelas, yang paling diincar adalah trofi Premier League.
ADVERTISEMENT
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten