Konten dari Pengguna

Cerita Adrian San Miguel Disuruh Bawa Pulang Trofi Piala Super Eropa

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
11 Februari 2020 14:32 WIB
clock
Diperbarui 25 Februari 2020 17:52 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Piala Super Eropa di Vodafone Arena, Istanbul, Turki. Foto: REUTERS/Murad Sezer
zoom-in-whitePerbesar
Piala Super Eropa di Vodafone Arena, Istanbul, Turki. Foto: REUTERS/Murad Sezer
ADVERTISEMENT
Ada kisah menarik dari Adrian San Miguel. Katanya, usai Liverpool menjuarai Piala Super Eropa 2019, dia disuruh membawa pulang trofinya. Kenapa bisa begitu? Berikut kisah lengkapnya.
ADVERTISEMENT
***
Istanbul dan Liverpool. Entah kenapa, dua kata ini amat akrab terhubung. Lebih tepatnya, ketika kejayaan The Reds di Eropa sedang tinggi melambung.
Tahun 2005, Steven Gerrard dan kolega merengkuh trofi Liga Champions di sana. Tahun 2019, kota terpadat di Turki itu menjadi tempat bagi Mohamed Salah dan rekan-rekannya mengangkat trofi Piala Super Eropa.
Gelar yang disebut terakhir memiliki arti tersendiri untuk Adrian San Miguel. Kiper asal Spanyol itu mungkin enggak menyangka hari itu akan tiba.
Ketika dunia menjadi saksi comeback sensasional Liverpool atas AC Milan di final Liga Champions 2005, Adrian masih 18 tahun, masih menimba ilmu di akademi Real Betis. Entah, apakah dia pernah bermimpi membela Liverpool atau tidak.
ADVERTISEMENT
Namun, yang namanya jodoh mah enggak ada yang tahu. Nyatanya, Adrian ditakdirkan membela Liverpool asuhan Juergen Klopp.
Cedera Alisson Becker memberinya ruang untuk turun laga. Usai melakoni debut membela The Reds dalam laga kontra Norwich City di Premier League di Anfield, Adrian berkesempatan main di Piala Super Eropa.
Chelsea menjadi sekumpulan tokoh jaharu dalam epos kariernya di laga itu. Pasukan Frank Lampard menghujamkan dua gol lewat serdadunya yang bernama Olivier Giroud dan Jorginho.
Selebrasi pemain Chelsea Olivier Giroud usai mencetak gol ke gawang Liverpool pada laga Piala Super Eropa di Vodafone Arena, Istanbul, Turki. Foto: REUTERS / John Sibley
Gara-gara itu, tak sedikit pendukung Liverpool yang jadi merindukan Alisson. "Adrian? Ah, kenapa, sih, harus Adrian?" mungkin begitu pikir mereka.
Akan tetapi, itu bukan malam yang sepenuhnya buruk. Skor waktu normal hingga perpanjangan waktu yang berakhir 2-2 membuat laga berlanjut ke babak adu penalti.
ADVERTISEMENT
Di sinilah, Adrian membuktikan kelasnya. Eks kiper West Ham United itu memblok tembakan Tammy Abraham dengan kakinya. Liverpool juara dan berhak membawa pulang piala.
Pemain Liverpool mengangkat Piala Super Eropa usai mengalahkan Chelsea di Vodafone Arena, Istanbul, Turki. Foto: REUTERS/Murad Sezer
Ada cerita menarik yang diceritakan Adrian kepada BBC soal momen usai laga yang berlangsung pada 14 Agustus 2019 tersebut. Itu adalah ketika dia disuruh membawa pulang trofi Piala Super Eropa itu. Siapa yang menyuruh? James Milner.
"James [Milner] bilang kepadaku untuk membawa trofi tersebut untuk malam itu. Aku perlu beberapa detik untuk menyadari bahwa dia benar-benar serius. Siapa yang lebih baik dariku, katanya. Jadi, aku setuju," kenangnya.
James Milner, penggawa Liverpool. Foto: Action Images via Reuters/John Sibley
Orang terdekat Adrian yang hadir di Istanbul pada waktu itu hanyalah satu saudara kandung laki-laki dan seorang sahabatnya. Mereka menginap di sebuah kamar di lantai atas sebuah hotel dan, lucunya, Adrian sampai membawa trofi itu ke sana.
ADVERTISEMENT
"[Aku] masuk ke kamar dengan memboyong trofi Piala Super Eropa, gelar pertamaku [sepanjang karier profesionalku]. Wajah mereka tampak terkagum-kagum," kisah kiper yang kini berusia 33 tahun itu.
Kiper Adrian merayakan kesuksesan Liverpool menjuarai Piala Super Eropa. Foto: Murad Sezer/Reuters
Di sisi lain, keluarganya yang tinggal di Sevilla juga ikut merayakan gelar Piala Super Eropa itu. Tepatnya, di kawasan bernama Su Eminencia, kawasan kelas pekerja tempat Adrian dibesarkan.
"Semua orang berkumpul di rumah orang tuaku; istriku, sahabat-sahabatku, mertuaku. Semuanya terjadi begitu cepat, sehingga mereka bahkan tidak memiliki kesempatan untuk terbang ke Turki untuk menghadiri laga, kami tidak bisa mengaturnya," ujarnya.
"Aku menerima panggilan video dan melihat air mata kebahagiaan dari rumah. Tak terlupakan," sambungnya.
Well, inilah hidup, ya. Semua bisa berubah dan segalanya dapat berputar begitu cepat. Termasuk bagi Adrian San Miguel.
ADVERTISEMENT
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.