Duncan Ferguson

Duncan Ferguson Adalah Everton

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
8 Desember 2019 19:50 WIB
comment
95
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duncan Ferguson, pelatih interim Everton. Foto: Action Images via Reuters/Molly Darlington
zoom-in-whitePerbesar
Duncan Ferguson, pelatih interim Everton. Foto: Action Images via Reuters/Molly Darlington
ADVERTISEMENT
Ole Gunnar Solskjaer, Frank Lampard, Freddie Ljungberg, Eddie Howe, dan Chris Wilder. Kelima nama itu dulunya adalah pesepak bola yang pernah bermain untuk klub Premier League yang kini mereka latih.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, kisah seperti itu tak berhenti di Freddie Ljungberg, sosok asal Swedia yang baru-baru ini ditunjuk jadi pelatih interim Arsenal. Duncan Ferguson baru saja masuk ke dalam geng itu.
Per 5 Desember 2019, sosok 47 tahun itu ditunjuk menjadi pelatih interim Everton, menyusul dipecatnya Marco Silva. Baru dua hari usai ditunjuk, Sabtu malam (7/12/2019), Ferguson membawa Richarlison dan kolega mempermalukan tamunya dari London, Chelsea, dengan skor 3-1.
Welcome to the gang, Duncan Ferguson. Foto: REUTERS/Andrew Yates
Siapa gerangan sebenarnya Duncan Ferguson?
Faktanya, dia adalah pria Skotlandia yang memulai karier sepak bola profesionalnya pada tahun 1990. Klub pertamanya adalah Dundee United (1990-1993), sempat pula membela Glasgow Rangers (1993-1994).
Perkenalan sang penyerang kelahiran Stirling, Skotlandia, dengan Everton baru terjadi tahun 1994. Rangers meminjamkannya kepada klub asal Merseyside itu.
ADVERTISEMENT
Tadinya, sih, The Toffees hanya mau meminjam Ferguson selama tiga bulan, terhitung sejak Oktober. Namun akhirnya, Ferguson dipermanenkan dan jadi bagian dari legenda hidup klub pujaan publik Goodison Park.
Ferguson membela Everton dalam dua periode berbeda: 1994-1998 dan 2000-2006. Pada rentang tahun 1998-2000, dia sempat bermain untuk Newcastle.
Pencapaian terbesar Ferguson bersama Everton adalah menjuarai Piala FA musim 1994/95. Di final, Ferguson dan rekan-rekannya mengalahkan Manchester United yang dikapteni oleh Steve Bruce.
Everton menang 1-0. Ferguson memang tidak mencetak gol, tetapi dia sempat unjuk gigi sejak menit 51, menggantikan pencetak gol tunggal dalam laga itu, Paul Rideout.
Sebenarnya, Ferguson bukan penyerang yang tajam-tajam amat pada masanya, jika dibandingkan dengan Alan Shearer, Thierry Henry, atau bahkan Robbie Fowler sekalipun. Per Transfermarkt, Ferguson hanya membikin 65 gol dari 253 laga lintas kompetisi bersama Everton.
ADVERTISEMENT
Namun, ada sebuah hattrick sensasional yang diciptakannya pada musim 1997/1998. Itu terjadi pada 28 Desember 1997, atau sehari setelah ulang tahunnya yang ke-26.
Saat itu, dia membawa Everton menang 3-2 atas Bolton Wanderers. Dia mencetak hattrick, dan yang membuatnya fenomenal adalah tiga golnya hari itu dicetaknya dengan kepala.
Sebenarnya, bisa dibilang kehadiran Ferguson selaku pelatih interim Everton laiknya sebuah deja vu. Sebelum musim ini, kita mungkin selalu mengenal Everton sebagai klub langganan peringkat 10 besar.
Sejak musim 2006/07, atau semusim usai Ferguson pensiun, Everton hanya pernah dua kali finis di luar peringkat 10 pada akhir musim Premier League. Itu terjadi pada musim 2014/15 dan 2015/16.
Namun, semasa Ferguson masih bermain, ada kalanya Everton harus berjuang menghindari zona degradasi. Persis seperti saat musim 2019/20, meski kemenangan semalam membuat mereka sementara lolos dari jurang degradasi.
ADVERTISEMENT
Musim 1997/1998 tadi adalah contohnya. Skuat asuhan Howard Kendall finis di posisi 17. Satu strip di atas Bolton yang sama-sama mengoleksi poin 40. Bayangkan jika hattrick Ferguson di laga kontra The Trotters itu enggak terjadi, Everton bisa jadi degradasi.
Ya, Ferguson dan kolega pada masa itu memang lebih akrab dengan posisi belasan. Meski pernah juga, sih, finis di peringkat enam, tujuh, dan empat di akhir klasemen Premier League.
Duncan Ferguson, pelatih interim Everton. Foto: Action Images via Reuters/Molly Darlington
Bukti kecintaan Ferguson kepada Everton dibuktikan oleh gelang biru yang dikenakannya dalam laga kontra Chelsea. Gelang biru itu adalah bukti bahwa dia memang melatih Everton dengan hati.
Selain itu, sehari sebelum laga tersebut, dilansir BBC, Ferguson bilang begini kepada wartawan, "Kita harus berdarah di lapangan besok".
ADVERTISEMENT
“Itu adalah jenis pesan yang kami berikan kepada para pemain pagi ini. Kami harus berdarah untuk klub ini," tegasnya.
Dan ketika Everton mencetak gol kedua ke gawang Kepa Arrizabalaga, Ferguson tampak berselebrasi dengan penuh renjana. Dia kegirangan, sampai-sampai memeluk seorang anak gawang.
Duncan Ferguson berselebrasi memeluk anak gawang saat Everton mencetak gol ke gawang Chelsea. Foto: REUTERS/Andrew Yates
"Perasaan yang luar biasa. Saya pikir anak gawang itu menangis (terharu). Saya juga berkaca-kaca. Saya juga bakal memeluk hakim garis jika dia ada di sana. Saya akan memeluk semua orang," ungkapnya, dilansir BBC.
"Selebrasi itu hanya [ekspresi] kelegaan, kegembiraan, emosi. Itu perasaan yang luar biasa. Saya telah mencetak gol untuk klub, terlibat dalam final Piala [FA], tapi itu luar biasa, bukan cuma gol, tapi tiga poin. Sulit untuk diungkapkan," lanjutnya.
Duncan Ferguson, pelatih interim Everton, memeluk penggawa Everton. Foto: Action Images via Reuters/Molly Darlington
Sebelum laga itu berlangsung, Ferguson mengaku sedih dengan kondisi Everton saat ini. Menurutnya, tidak seharusnya Everton ada di papan bawah. Dia mengaku siap menukangi Everton sampai kapan pun selama klub membutuhkannya.
ADVERTISEMENT
“Selama mereka (Everton) membutuhkanku, saya akan ada di sini untuk mereka. Saya di sini untuk menstabilkan kapal sampai mereka menemukan siapa pun (pengganti Marco Silva)," ujarnya, dilansir Telegraph.
"Kau tidak akan pernah menolaknya, bukan? Saya tidak akan pernah mengetuknya kembali. Saya akan selalu di sini untuk Everton. Selalu. Kami adalah Everton dan saya bagian darinya,” tegasnya.
Dan cintanya untuk Everton tidak sebatas jabatan. Usai menang atas Chelsea, Ferguson mengaku tidak terlalu mengharapkan diangkat jadi pelatih tetap. Dia hanya ingin membantu Everton.
"Kami ingin orang-orang terbaik di dunia mengelola klub ini, tetapi ini (menukangi Everton) adalah pengalaman yang luar biasa bagi saya, pengalaman yang luar biasa yang tidak akan pernah saya lupakan," ungkapnya, dilansir Goal.
ADVERTISEMENT
----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten