Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Franco Baresi: 'Pria Kecil' yang Berevolusi Menjadi 'Kaiser Franz' AC Milan
8 Mei 2020 20:18 WIB
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernahkah terbayang, di usia 17 tahun, kamu sudah bisa bergaul dengan para pemain AC Milan? Bukan pemain dari tim juniornya, ya, melainkan skuat seniornya langsung, skuat yang berisi banyak pesepak bola jago.
ADVERTISEMENT
Jika sulit membayangkannya, wajar saja, karena kamu bukan Franco Baresi yang pernah merasakannya langsung. Ya, sejak musim panas 1977, pria kelahiran Travagliato itu menjadi bagian dari skuat utama Rossoneri.
Sebenarnya, saat itu, Baresi bukanlah yang paling muda, melainkan ada Gabriello Carotti yang enam bulan lebih muda darinya. Namun dari segi postur, Baresi-lah yang paling mini.
Masalah postur itu jugalah yang membuatnya ditolak oleh Inter Milan. Franco sebetulnya ingin sekali bisa satu klub dengan abangnya, Giuseppe, tetapi pihak Nerazzurri berpikir, "Ah, pria kecil itu mana mungkin kuat bertahan di Serie A".
Di sisi lain, Milan meyakini ada 'sesuatu' yang bisa diharapkan dari tubuh kecilnya. Alhasil, sejak bergabung dengan skuat utama Milan yang dibesut Nils Liedholm, Baresi lekat dengan julukan 'Piscinin'.
ADVERTISEMENT
Apa itu 'Piscinin'? Jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, artinya kurang lebih adalah 'Pria kecil'.
Sebenarnya kalau boleh dibilang, Baresi tak cuma kecil, melainkan 'kecil-kecil cabe rawit'. Entah, apa itu Bahasa Italia-nya. Satu yang pasti, Liedholm juga meyakini bahwa Baresi memang bukan pria kecil biasa, terutama sejak musim keduanya di San Siro.
Namun sebenarnya, siapa, sih, orang pertama yang memberinya julukan 'Piscinin'? Apakah Liedholm sang pelatih atau rekan-rekannya? Masih dikutip dari tulisan Thacker tadi, inilah jawabannya.
"Aku mendapatkan julukan itu ketika berusia sekitar 17 atau 18 tahun, karena aku adalah pemain terkecil dalam skuat. Tukang pijat memberikan julukan itu. Dia adalah pria yang melihatku tumbuh dan pertama kali melakukan terobosan bersama tim utama," terangnya.
ADVERTISEMENT
Tukang pijat ternyata, guys. Apakah Baresi kesal dengan julukan itu? Ah, dia, sih, enggak terlalu peduli karena dia merasa punya kekuatan lain.
"Aku pikir kekuatanku bukanlah fisikku. Aku adalah pemain yang cukup cepat. Namun, di atas semua itu, aku punya kecepatan di kepala. Itulah yang banyak membantuku," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, Baresi menjelma sebagai salah bek terbaik Italia. Tidak, bahkan dunia. Selama tiga dekade (1977-1997), dia memimpin AC Milan merengkuh banyak trofi bergengsi.
Seiring dengan menanjaknya karier dan prestasinya, Baresi dianugerahi julukan baru oleh publik dunia: Kaiser Franz. Ya, pria yang pernah juga mengapteni Timnas Italia itu mendapat julukan yang kental dengan nuansa Jerman.
Mau bagaimana lagi? Kehebatannya bermain sebagai libero membuat publik teringat legenda sepak bola Jerman dan Bayern Muenchen: Franz Beckenbauer, yang posisi bermainnya sama dengannya.
ADVERTISEMENT
Lucunya, tahun Baresi memulai kariernya bersama tim utama AC Milan itu sama dengan tahun hengkangnya Beckenbauer dari skuat Die Bayern--penanda senja kala karier pria kelahiran Bavaria itu. Ya, sama-sama terjadi pada tahun 1977.
Seolah-olah, semesta telah mempersiapkan, setelah era Beckenbauer, masuklah rezim Baresi sebagai penerusnya. Tongkat estafet beralih genggaman dari satu 'kaiser' ke 'kaiser' lainnya. Tidak, mungkin lebih tepatnya, dari 'kaiser' ke 'caesar'.
Hari ini, 8 Mei 2020, eks kapten--atau sebagian orang menyebutnya kapten abadi--AC Milan itu berulang tahun yang ke-60 tahun. Selamat ulang tahun, legenda.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.
ADVERTISEMENT